Apa yang dimaksud dengan D-dimer?

D-dimer atau fragmen D-dimer

D-dimer atau fragmen D-dimer (fibrin degradation fragment) adalah suatu jenis uji sampel darah di laboratorium yang bertujuan untuk membantu melakukan diagnosis penyakit dan kondisi yang menyebabkan hiperkoagulabilitas: suatu kecenderungan darah untuk membeku melebihi ukuran normal.

Uji laboratorium yang terkait dengan D-dimer adalah produk degradasi fibrin (FDP, fibrin degradation products), waktu protrombin (PT, prothrombin time), waktu tromboplastin parsial (PTT, partial thromboplastin time atau aPTT), fibrinogen dan hitung plasma.

Kebanyakan bekuan darah terjadi di pembuluh vena, tetapi pembekuan juga terjadi pada arteri pembawa oksigen. Kombinasi dari dua jenis trombosis ini diistilahkan dengan tromboembolisme vena (venous thromboembolism, VTE). Jika bekuan darah menyumbat aliran darah ke organ-organ vital seperti ginjal, otak atau jantung, dapat menyebabkan kerusakan yang tidak bisa disembuhkan dan dapat menyebabkan gagalnya organ tersebut. Uji D-dimer biasanya dipakai untuk memonitor dan menjaga agar tingkat pembekuan darah tidak meningkat. Uji D-dimer dipakai dokter untuk meniadakan gejala DVT, PE, VT, and AT.

Uji D-Dimer juga dipakai untuk membantu melakukan diagnosis DIC (Disseminated Intravascular Coagulation), kondisi akut yang kompleks yang dapat timbul dari berbagai situasi seperti beberapa prosedur pembedahan, gigitan ular berbisa, penyakit hati dan kondisi setelah melahirkan. Dengan DIC, faktor-faktor pembekuan darah diaktifkan secara serempak di sekujur tubuh. Hal ini menyebabkan pembekuan darah di bagian tubuh yang dapat beresiko pendarahan berlebihan.

Kebanyakan hasil uji laboratorium menyatakan nilai 0-300 ng/ml sebagai rentang nilai normal. Nilai di atas 250, 300 atau 500 ng/ml (berbeda tergantung alat uji) dinyatakan sebagai positif.

image

Sumber : wikipedia

D-Dimer merupakan suatu protein yang dihasilkan selama proses penghancuran bekuan fibrin. D-Dimer digunakan untuk mendeteksi cross linked fibrin dari fragmen protein yang dihasilkan oleh aktivitas proteolitik plasmin terhadap fibrin atau fibrinogen. Kadar D-dimer normal <500 ng/dl.

Meningkatnya kadar D-dimer berhubungan dengan meningkatnya aktivitas sistem koagulasi.

Deteksi adanya fibrin ikat silang, FDP dari D Dimer menunjukkan adanya reaksi fibrinolisis. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara uji D-dimer pada diagnosis tromboemboli. Kenaikan konsentrasi D-dimer menunjukkan keberadaan trombus, dan hal ini dapat ditemukan pada keadaan TVD, emboli pulmo dan DIC.

Skema sintesis D-dimer
Gambar Skema sintesis D-dimer

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan yaitu:

  1. Trauma, pasca tindakan bedah
  2. Infeksi
  3. Kehamilan, eklampsia
  4. Penggunaan obat antikoagulan
  5. Pengambilan sampel terlalu dini
  6. Sampel lipemik (karena asupan tinggi lemak sebelum diperiksa) dan sampel hemolisis
  7. Penundaan pemeriksaan setelah beberapa hari