Apa yang dimaksud dengan common ingroup identity?

image

Apakah kalian tahu tentang common ingroup identity?

Orang melakukan kategorisasi terhadap lingkungan sosialnya, yang disebut sebagai kategori sosial.

Dalam kategori sosial, orang melihat orang lain sebagai bagian dari kelompoknya (maka akan disebut sebagai ingroup) atau sebagai anggota dari kelompok lain (akan disebut sebagai outgroup).

Kategori sosial ini memberi perasaan yang berbeda pada anggota kelompok yang masuk kategori “kami” dan “mereka”. Pembedaan ingroup dan outgroup juga berpengaruh dalam atribusi, yaitu pada bagaimana mereka menjelaskan terjadinya perilaku positif, sedangkan perilaku anggota outgroup yang positif cenderung dilihat bersifat eksternal dan sementara.

Kecenderungan untuk membuat atribusi yang positif dan menyenangkan mengenai anggota ingroup daripada outgroup disebut sebagai ultimate attribution error (Sarwono,2012).

Gaertner et al (dalam Sarwono, 2012) mengungkapkan bahwa Common ingroup identity adalah perubahan proses kognitif dalam memaknai suatu keadaan yaitu dari yang semula berorientasi “kami” versus “mereka” menjadi lebih inklusif yaitu “kita”.

Individu dalam kelompok berbeda melihat diri mereka sebagai anggota dari entitas sosial yang tunggal, maka kontak positif akan meningkat dan bias antarkelompok akan berkurang.

Common ingroup identity model menurut Gaertner (1993) adalah bias yang ada pada antarkelompok dapat dikurangi dengan mengubah persepsi anggota dari batasan-batasan kelompok yang awalnya disebut “kami” dan “mereka” menjadi lebih inklusif yaitu “kita”.

Di dalam organissasi, common ingroup identity lebih banyak mengadopsi prinsip-prinsip contact hypothesis yang lebih memudahkan interaksi antarkelompok menjadi harmonis.

Menurut Brewer (1979) bias antarkelompok terjadi karena terdapat kategorisasi yang terlihat lebih mewakili kelompok sendiri (ingroup) dibandingkan kelompok lain (outgroup). Kelompok sendiri (ingroup) akan lebih disukai dan dihormati meskipun kelompok lain juga memberikan respon yang positif.

Faktor penyebab yang dijelaskan oleh Gaertner et al. (1993) dari bias antarkelompok yang telah diteliti sebelumnya meliputi faktor individu, psikodinamis, kognitif, komunikasi interpersonal, antarkelompok, institusi, dan budaya.

Common ingroup identity model berasal dari pendekatan teori kategori sosial pada perilaku antarkelompok (Brewer, 1979; Brown & Turner, 1981; Tajfel & Turner, 1979). Hal tersebut menegaskan bahwa bias antarkelompok dan konflik dapat dikurangi dengan faktor yang mengubah representasi kognitif dari anggota organisasi dari dua kelompok menjadi satu kelompok.

Gaertner et al (1993) menjelaskan bahwa perubahan persepsi pada anggota terhadap batasan kelompok memungkinkan kognitif dan proses motivasional mengubah bias antarkelompok dan konflik menjadi hubungan antarkelompok yang lebih harmonis.

Aspek-Aspek Common Ingroup Identity

Gaertner et al (1993) menjelaskan bahwa teori common ingroup identity berasal dari “contact hypothesis” dari Allport (1954) dan berhenti pada penelitian Brewer (1979) dan pendekatan identitas sosial (Tajfel & Turner, 1979;. Turner et al, 1987).

Menurut common ingroup identity model, melalui common ingroup identity yang direvisi dan lebih inklusif, anggota outgroup dapat juga menjadi penerima manfaat dari konsekuensi ini (Gaertner et al., 1993). Jika anggota kelompok yang berbeda memusatkan perhatian mereka pada kategori di atas yang meliputi ingroup dan outgroup dalam kelompok sosial tunggal, sikap ingroup terhadap anggota outgroup akan menjadi lebih positif.

Jenis rekategorisasi tidak dirancang untuk mengurangi atau menghilangkan kategorisasi. Tujuannya adalah lebih untuk struktur definisi kategorisasi kelompok untuk mengurangi bias dan konflik antarkelompok.

Aspek common ingroup identity menurut Gaertner et al (1993) yang mengadopsi teori contact hypothesis. Contact hypothesis menurut Pettigrew (dalam Sarwono, 2012) adalah prasangka yang terjadi antarkelompok dapat dikurangi dengan meningkatkan intensitas kontak antara kelompok yang berprasangka tersebut.

Aspek common ingroup identity yaitu :

  • Keadaan saling tergantung antarkelompok

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Green et al. (1988) menggambarkan keadaan saling tergantung antarkelompok dengan keadaan antarkelompok untuk saling membutuhkan dan menawarkan hal-hal yang dianggap penting serta kebutuhan untuk saling mengetahui satu sama lain.

  • Status yang sama

    Status yang sama ditunjukkan dengan bagaimana semua kelompok diperlakukan sama oleh pemimpin.

  • Norma-norma yang mendukung

    Norma yang mendukung digambarkan dengan bagaimana peraturan yang ada mendukung anggota kelompok untuk menjalin hubungan dengan kelompok lain.

  • Interaksi

    Menurut Chaplin (1981) interaksi merupakan satu pertalian sosial antara individu satu dengan individu lainnya, sehingga individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu dan yang lainnya.

Common ingroup identity model menjelaskan strategi yang baru yaitu rekategorisasi. Rekategorisasi berlawanan dengan pendekatan teori dekategorisasi.

Rekategorisasi menurut Sarwono (2012) adalah melakukan perubahan batas antara ingroup dan outgroupnya.

Sebagai akibatnya, bisa saja seseorang yang sebelumnya dipandang sebagai outgroupnya, tetapi kemudian menjadi ingroupnya. dengan kata lain, rekategorisasi ini membuat seseorang memperluas area kategori ingroupnya.

Rekategorisasi ini berpotensi untuk mengurangi prasangka yang sebelumnya ada (Sarwono, 2012). Strategi yang ada dalam common ingroup identity tidak dibuat untuk mengurangi atau menghilangkan kategorisasi dari anggota, namun lebih mengarahkan kepada membuat definisi struktur dari kategorisasi grup untuk mengurangi bias antarkelompok dan konflik.

Gaertner et al (1993) mengatakan jika anggota organisasi dari kelompok yang berbeda didorong untuk membayangkan diri mereka sebagai satu kelompok yang sama bukan dua kelompok yang terpisah, sikap para anggota akan lebih positif terhadap anggota lain.

  • Pertama, bias antarkelompok seringkali membawa peningkatan bentuk kelompok sendiri dibandingkan dengan penurunan bentuk kelompok lain.

  • Kedua, formasi kelompok membawa anggota kelompok sendiri (ingroup) lebih dekat kepada diri anggota sendiri, sementara jarak antara diri sendiri dengan kelompok lain (outgroup) relatif tidak berubah.

Kenyataan yang mendorong gambaran satu kelompok (one-group) dapat meningkatan proses kognitif dan motivasional untuk dapat memproduksi perasaan yang positif tidak hanya terhadap kelompok sendiri namun juga kepada kelompok lain.

Hal tersebut menjelaskan bahwa common ingroup identity meningkatkan sikap yang positif kepada kelompok lain secara heuristik.

Aplikasi dari rekategorisasi dari dua kelompok menjadi satu kelompok dapat dicapai dengan menonjolkan keanggotaan pada kelompok superordinat atau dengan memunculkan faktor baru seperti tugas atau tujuan yang sama yang dimiliki bersama oleh para anggota.

Berdasarkan penjelasan pengertian common ingroup identity diatas, dapat disimpulkan bahwa definisi common ingroup identity adalah perubahan proses kognitif dalam memaknai suatu keadaan pada anggota kelompok yang awalnya “kami” dan “mereka” menjadi “kita” dengan strategi rekategorisasi.