Apa yang dimaksud dengan cemburu ?

Cemburu

Cemburu berasal dari Yunani yaitu zelos yang berarti persaingan dan menunjukkan intensitas perasaan. Cemburu merupakan reaksi terhadap ancaman yang dianggap terjadi dalam suatu hubungan.

Apa yang dimaksud dengan cemburu ?

Cemburu adalah emosi yang dialami ketika seseorang merasa hubungan dengan pasangan terancam dan mengakibatkan hilangnya kepemilikan, biasanya ini akan timbul apabila ada pihak ketiga dalam hubungan tersebut.

Mameros menyatakan cemburu merupakan reaksi yang terjadi pada hubungan romantis yang sedang terancam oleh pihak ketiga, ancaman ini bersifat subyektif dan nyata. Hal ini biasanya diikuti dengan rasa takut kehilangan pasangannya.

Cemburu timbul karena ingin memiliki sendiri pasangannya dan perasaan terancam karena kehadiran orang lain dalam hubungannya. Saat mengalami rasa cemburu biasanya sistem rasionalnya tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Ciri-ciri cemburu


Hauck (1994) menjelaskan bahwa ciri-ciri cemburu terhadap pasangan yaitu :

  • Rasa rendah diri adalah menganggap diri terlalu kecil. Salah satu ukuran tidak menguntungkan yang dipakai orang pencemburu untuk menilai kepantasan itu adalah apakah seorang pencemburu dicintai atau tidak.

  • Mentalitas Tuan-Hamba adalah sama seperti rasa rendah diri yang menjadi dasar rasa cemburu, maka pribadi pencemburu pastilah mentalitas Tuan- Hamba. Jarang orang pencemburu posesif mengalami letupan emosi secara diam- diam, kebanyakan orang pencemburu menyatakan keluhannya dengan suara yang keras dan jelas.

  • Perilaku merusak diri merupakan ciri khas seorang pencemburu dan posesif. Sebenarnya pencemburu mampu dan menonjol dalam banyak bidang kehidupan. Tetapi apabila menyangkut orang-orang yang dicintai, seorang pencemburu dapat melakukan tindakan seperti orang terbelakang (retarded).

  • Kesulitan Menerima tanggung jawab, hampir dapat dipastikan seorang pencemburu akan menuduh pasangan menyebabkannya malang dengan menyiksa, seorang pencemburu jarang memandang kenyataan pada persoalan yang sebenarnya.

  • Mementingkan diri sendiri dan tidak matang adalah selalu mementingkan diri sendiri apabila ada sesuatu yang tidak beres dalam kehidupan cintanya, tidak peduli akan perasaan siapapun kecuali perasaan sendiri, merasa bahwa orang lain tidak berhak mengubah pikirannya.

  • Rasa takut adalah merasa terancam oleh kejadian yang sama sekali tidak mengancam. Seorang pencemburu persaingan dan kemungkinan orang yang dicintai terus menerus menjadi obsesi.

Sedangkan menurut Herron dan Peter (2005), ciri-ciri cemburu adalah :

  • Merasa kasihan dengan diri sendiri : orang yang cemburu akan merasa kasihan dengan diri sendiri dan merasa tidak layak diperlakukan dengan baik, kemudian berpikir bahwa orang lain akan melihat kesedihan yang dirasakan dan merasa iba (mengharapkan belas kasihan atau simpati orang lain).

  • Mudah menyalahkan orang lain : jika terjadi kegagalan dalam hubungan maka seorang pencemburu memiliki pemikiran kalau orang lain pantas menderita seperti orang yang pencemburu rasakan.

  • Melampiaskan kemarahan : pencemburu melampiaskan kemarahan tanpa memikirkan apa yang sedang dilakukan, padahal orang yang melakukan ini sebenarnya menyakiti orang yang dicintai.

Aspek – aspek cemburu


Menurut Pfeiffer dan Wong’s (Owlett, 2010) menjelaskan bahwa aspek- aspek kognitif dari kecemburuan romantis terjadi sebelum aspek emosional dan kognitif serta emosi tersebut terjadi secara berurutan.

Menurut Pines (1998), aspek cemburu adalah :

  • Aspek pikiran, yang terdiri dari perbandingan dengan menyaingi, mengasihani diri sendiri, menyalahkan diri, sikap kepemilikan, khawatir tentang image, pemikiran tentang balas dendam, dan pikiran mengalah.

  • Aspek emosi, yang terdiri dari sakit, kesedihan, kemarahan, rasa tidak berdaya, iri hati, takut, dan penghinaaan.

  • Aspek perilaku, yang terdiri dari ingin pingsan (shock), gugup dan gemetar, jantung berdebar kencang, hilang nafsu makan, tangan berkeringat atau gemetar, konstan pertanyaan dan mencari keyakinan, tindakan agresif, bahkan kekerasan.

Jenis atau tipe cemburu


Salovey (1991) menyatakan cemburu dibedakan menjadi dua yaitu :

  • Kecemburuan yang sifatnya nyata (normal) adalah cemburu yang dirasakan ketika ancaman sifatnya jelas dan dapat merusak hubungan (ancamannya nyata).

  • Cemburu curiga (abnormal) adalah ketika ancaman tidak jelas atau hanya dicurigai, dapat dikatakan bahwa “cemburu mencurigakan”, karena hanya reaksi dari ketakutan dan ketidakpastian.

Pines (1998) menyatakan jenis-jenis cemburu yaitu:

  • Cemburu normal memiliki dasar dalam ancaman nyata untuk hubungan seseorang dengan yang lain. Paling “normal” orang mengalami kecemburuan kuat ketika hubungan dinilai terancam.

  • Cemburu abnormal (tidak normal) adalah karena kurangnya rasa percaya diri atau rasa rendah diri dan cemburunya cenderung pada kecurigaan serta ancamannya tidak nyata (mungkin khayalan).

Menurut Marazziti, dkk (2010) tipe cemburu adalah:

  • Kecemburuan obsesif / obsessionality: ditandai oleh perasaan cemburu yang disengaja, individu berlebihan dan tidak realistis.

  • Kecemburuan depressive / self-esteem: ditandai oleh perasaan tidak mampu dan rendah diri bila dibandingkan dengan mitra yang menghasilkan ketidakmampuan untuk percaya / kesetiaan-Nya dan membuat pengkhianatan potensial tidak bisa dihindari dengan beberapa saingan.

  • Cemburu karena takut kehilangan: ditandai dengan ketidakmampuan untuk menerima prospek kerugian. Sebagai akibatnya, hubungan menjadi semacam ketergantungan, dengan subjek selalu membutuhkan kedekatan pasangan dan menunjukkan tanda-tanda tertekan ketika terpisah.

  • Kecemburuan paranoid / suspisciousness: ditandai dengan sifat malu- malu ekstrim dan kecurigaan, serta perilaku interpretatif dan kontrol terhadap pasangan dan merasakan setiap saingan, meskipun menunjukkan tanda-tanda pengabdian yang benar, tetapi dianggap miskin moralitas.

  • Cemburu terkait sensitivitas / interpersonal: ditandai dengan hipersensitivitas terhadap pasangan dan reaktivitas yang berlebihan terhadap rangsangan eksternal dan situasi, sebuah kedekatan umumnya dihindari, meskipun orang yang sangat desiderable, dan non-akrab atau item dianggap berpotensi agresif.

Kata cemburu berasal dari Yunani yaitu zelos yang berarti persaingan dan menunjukkan intensitas perasaan. Cemburu merupakan reaksi terhadap ancaman yang dianggap terjadi dalam suatu hubungan (Pines, 1998).

Di dalam hubungan pertemanan kita biasanya lebih membebaskan temannya untuk berhubungan dengan orang lain dibandingkan dengan membebaskan pasangan. Sehingga bila pasangan terlibat hubungan dengan orang lain, kita lebih mempersepsikan adanya ancaman dalam hubungan dengan pacar dibandingkan dengan teman (Brehm, 1992).

Dengan kata lain, kita akan lebih cemburu dalam hubungan percintaan dibandingkan dalam hubungan pertemanan. Cemburu di dalam hubungan percintaan ini disebut sebagai romantic jealousy (Bringle, 1991).

Menurut Dryden dan Gordon (1994), sikap-sikap orang yang cemburu, yaitu :

  • Merendahkan diri sendiri : Sikap yang paling menonjol dari orang yang pencemburu adalah rasa kurang menerima diri sendiri. Umumnya memiliki sedikit atau sama sekali tidak ada penghargaan atau kebanggaan terhadap diri sendiri.

  • Rasa sensitif yang berlebihan, karena orang-orang pencemburu selalu merasa dikritik orang lain, meski tidak ada orang lain yang bermaksud begitu. Apabila dikomentari sesuatu akan menimbulkan salah paham dan komentar itu dianggap sebagai kritik terhadap tingkah lakunya, meskipun orang lain sudah memilih kata-kata yang baik tetapi tetap saja salah mengartikan kata-kata tersebut.

  • Pemerasan emosional adalah seorang pencemburu menganggap tidak cocok dan tidak mempunyai harga diri, menjadi kurang keyakinan untuk mengungkapkan dan berbicara apa yang diinginkan sehingga seorang pencemburu berusaha agar dapat diterima orang lain dengan cara melemparkan perasaan bersalah kepada orang lain yang menjadi sasaran dari permintaannya sendiri.

  • Bersikap terlalu curiga merupakan bagian dari gangguan mental para pencemburu, tidak hanya terlampau sensitif terhadap setiap kritik dan selalu menyimpulkan kritikan untuk diri sendiri padahal sebenarnya bukan ditujukan kepada dirinya. Hal lainnya seperti merasa curiga tanpa kejelasan terhadap sikap dan motif orang lain.