Apa yang dimaksud dengan Candlestick Chart?

Candlestick chart adalah jenis grafik harga yang digunakan dalam analisis teknis investasi yang menampilkan harga tertinggi, terendah, pembukaan, dan penutupan sekuritas untuk periode tertentu. Candlestick chart mencerminkan dampak sentimen investor pada harga keamanan dan digunakan oleh analis teknis untuk menentukan kapan harus masuk dan keluar dari perdagangan.

Summary

Williams, J.B. (1938). The Theory of Invesment Value. Cambridge, MA : Harvard University Press.

Definisi Candlestick Chart

Grafik candlestick (juga disebut grafik candlestick Jepang) adalah grafik keuangan yang digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga sekuritas, derivatif, atau mata uang. Harga sekuritas merupakan harga dalam bentuk kepemilikan atas aset atau kekayaan dari perusahaan ataupun perseorangan, seperti saham dan obligasi. Derivatif merupakan suatu kontrak bilateral atau suatu surat perjanjian, dan kontrak tersebut bisa dijadikan sebagai instrumen investasi. Grafik candlestick juga dapat dibangun menggunakan interval yang lebih pendek atau lebih lama dari satu hari. Hal ini mirip dengan grafik batang di mana setiap candlestick mewakili keempat informasi penting untuk hari itu: buka dan tutup di tubuh yang tebal, serta tinggi dan rendah di “sumbu lilin”. Karena padat dengan informasi, ia cenderung mewakili pola perdagangan selama periode waktu yang singkat, seringkali beberapa hari atau beberapa sesi perdagangan. Grafik candlestick paling sering digunakan dalam analisis teknis pola harga ekuitas dan mata uang. Secara visual mirip dengan plot kotak, meskipun plot kotak menunjukkan informasi yang berbeda. Harga ekuitas merupakan harga saham yang dipengaruhi oleh rasio ROE yang menjadi indikator tingkat kesuksesan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham.

Sejarah Candlestick Chart

Grafik candlestick diperkirakan telah dikembangkan pada abad ke-18 oleh Munehisa Homma, seorang pedagang asal Jepang. Kemudian diperkenalkan ke dunia Barat oleh Steve Nison dalam bukunya, Japanese Candlestick Charting Techniques. Sehingga sering digunakan sampai saat ini dalam analisis saham bersama dengan alat analisis lainnya.

Aturan Menggunakan Candlestick

  1. Jangan mengganti-ganti periode candlestick setiap entry dan close posisi. Namun disarankan untuk melihat candlestick dalam periode yang lebih panjang. Misalnya, Anda melihat bentuk candlestick pola pembalikan trend pada time frame 15 menit tapi candlestick pada time frame H1 menunjukan pola kelanjutan trend. Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sinyal pembalikan pada time frame 15 menit hanyalah sebuah koreksi. Selalu berhati-hati dengan sinyal yang diberikan candlestick. Selalu pantau candlestik dengan periode yang lebih besar untuk melihat trend jangka panjang.
  2. Analisa dengan menggunakan candlestick juga harus selalu mengamati kondisi trend sebelumnya.
  3. Selalu menunggu konfirmasi dari bentuk candlestick berikutnya. Jangan sekali-kali mencoba untuk entry posisi ketika candlestick belum sepenuhnya terbentuk/close.

Jenis-Jenis Pola Candlestick

  1. Candlestick Single, terdiri atas 4 jenis pola :
    a. Pola Spinning Top.
    Ukuran body kecil namun sumbu (shadow) di atas dan di bawah memanjang. Hal itu menandakan adanya ketidakpastian antara para pelaku pasar. Jika muncul saat uptrend, maka ada banyak pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung, begitu pun sebaliknya.
    b. Pola Marubozu.
    Marubozu ini artinya adalah si kepala botak, jadi candlestick ini gak punya sumbu (shadow). Marubozu menandakan sinyal pergerakan kuat dari sisi pelaku pasar yang ingin membeli maupun menjual.
    c. Pola Hammer.
    Hammer adalah palu. Jadi, pola candlestick yang satu ini memang seperti martil. Hammer memiliki body kecil dan sumbu panjang ke bawah, pola ini menandakan sebuah sinyal bullish di saat pasar bearish (pembalikan harga dari turun menjadi naik).
    d. Pola Hanging Man.
    Bentuknya sekilas mirip yaitu body kecil dan sumbu panjang ke bawah. Hanya saja hanging man muncul saat uptrend, namun patut diketahui lho akurasi dari hanging man ini rendah.

  2. Candlestick Double, terdiri atas 2 jenis pola :
    a. Pola Bullish engulfing dan Bearish engulfing.
    Bullish engulfing dan bearish engulfing menunjukkan fenomena di mana akan terjadi uptrend atau sebaliknya. Hal itu ditunjukkan dari candlestick bearish di sebelah kiri yang memiliki body lebih kecil ketimbang bullish candle di sebelah kanan. Candlestick ini menunjukkan bahwa para pelaku pasar mulai masuk dan melakukan pembelian. Jika bullish candle di sebelah kiri dan bearish terlihat memiliki body yang lebih besar di sebelah kanan, maka ini adalah indikasi terjadinya downtrend.
    b. Pola Tweezer bottoms dan Tweezer tops.
    Tweezer bottoms terlihat saat fenomena downtrend, bentuknya seperti pola hammer (sumbu panjang ke bawah) hanya saja bagian kanan dan kirinya adalah candlestick bearish dan bullish. Pola ini menandakan adanya sinyal harga naik.

Sumber

Nison, Steve. 1991. Japanese Candlestick Charting Techniques. USA: Prentice Hall Press.
Fernando, Jason. 2021. Equity Definition. Investopedia.
Chen, James. 2021. Derrivative Definition. Investopedia.

2 Likes