Varisela disebabkan oleh virus Herpes varicela atau disebut juga varicella-zoster virus (VZV). Varisela terkenal dengan nama chickenpox atau cacar air adalah penyakit primer VZV, yang pada umumnya menyerang anak.
Sedangkan herpes zoster atau shingles merupakan suatu infeksi endogen pada periode laten VZV, umumnya menyerang orang dewasa atau anak yang mangalami defisiensi imun.
Varisela sangat mudah menular terutama melalui percikan ludah, dapat juga kontak langsung dan jarang melalui kontak tidak langsung. Varisela dapat menyerang semua golongan umur termasuk neonatus. Sembilan puluh persen kasus berumur 10 tahun dan terbanyak umur 5-9 tahun. Viremia terjadi pada masa prodromal sehingga transmisi virus dapal terjadi pada fetus intrauterin atau melalui tranfusi darah. Pasien dapat menularkan penyakit selama 24 jam sebelum lesi kulit timbul sampai samualesi timbul krusta/keropeng, biasanya 7-8 hari. Seumur hidup seseorang hanya sekali menderita varisela. Serangan kedua biasanya bermanifestasi sebagai herpes zoster.
Patofisologi
Virus VSV masuk tubuh melalui mukosa saluran nafas bagian atas atau orofaring Pada lokasi masuknya terjadi replikasi virus yang selaniutnya menyebar melalui pembuluh darah dan limfe (viremia pertama). Selanjutnya virus berkembang biak di sel retikuloendotelial. Pada kebanyakan kasus virus dapat mengatasi pertahanan non-spesifik seperti interferon dan respon imun.
Satu minggu kemudian, virus kembali menyebar melalui pembuluh darah (viremia ke 2) dan pada saat itu timbul demam dan malaise. Penyebaran ke seluruh tubuh terutama kulit dan mukosa. Lesi kulit muncul tidak bersamaan sesuai dengan siklus viremia. Pada keadaan normal siklus ini berakhir selelah 3 hari akibat adanya kekebalan humoral dan selular spesifik.
Gejala Klinis
1. Stadium Prodromal
Gejala prodromal timbul selelah 14-15 hari masa inkubasi, dengan timbulnya ruam kulit disertai demam yang tidak begitu tinggi serta malaise. Pada anak lebih besar besar dan dewasa ruam didahului oleh demam selama 2-3 hari sebelumnya, menggigil, malaise, nyeri kepala, anoreksia, nyeri punggung, dan pada beberapa kasus nyeri tenggorok dan batuk.
2. Stadium Erupsi
Ruam kulit muncul di muka dan kulit kepala dengan cepat menyebar ke badan dan ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan yang tertutup dan jarang ditemukan pada telapak kaki dan tangan. Penyebaran lesi varisela bersifat sentrifugal.
Gambaran yang menonjol adalah perubahan yang cepat dari makula kemerahan ke papula, vesikula, pustula dan akhirnya menjadi krusta. Pembahan ini hanya terjadi dalam waktu 8-12 jam. Gambaran vesikel khas, superfisial, dinding tipis dan terlihat seperti tetesan air. Penampang 2-3 mm berbetuk elips dengan sumbu sejajar garis lipatan kulit. Cairan vesikel pada permulaan jernih, dan dengan cepat menjadi keruh akibat serbukan sel radang dan menjadi pustula.
Lesi kemudian mengering yang dimulai dari bagian tengah dan akhimya terbentuk krusta. Krusta akan lepas dalam waktu 1-3 minggu bergantung kepada dalamnya kelainan kulit. Bekasnya akan membentuk cekungan dangkal berwama merah muda dan kemudian berangsur-angsur hilang. Apabila terdapat penyulit berupa infeksi sekunder dapat terjadi jaringan parut.
3. Penyulit
Pada anak sehat varisela merupakan penyakit ringan dan jarang menimbulkan penyulit yang serius. Penyulit tersering adalah infeksi sekunder bakteri pada lesi kulit yang disebabkan oleh Stafilokokus dan Streptokokus yang menimbulkan impetigo, furunkel, selulitis, erisipelas dan jaringan ganggren. lnfeksi lokal ini sering menimbulkan jaringan parut. Pneumonia primer akibat varisela 90% terjadi pada orang dewasa dan jarang terjadi pada anak normal. Gejala muncul l-6 hari setelah lesi kulit. Beratnya kelainan paru mempunyai korelasi dengan beratnya erupsi kulit.
Varisela pada kehamilan merupakan ancaman bagi ibu maupun janin. Pada janin dapat terjadi infeksi VZV intrauterin sehingga terjadi infeksi kongenital. Apabila terjadi pada permulaan kehamilan (20 minggu pertama kehamilan) dapat menimbulkan kira-kira 5% malformasi kongenital seperti hipoplasia salah satu ekstremitas, parut pada kulit, atrofi korteks serebri, kelainan mata dan bayi berat lahir rendah.
Jika ibu menderita varisela berat pada periode perinatal, infeksi dapat mengenai bayi baru lahir akan menimbulkan gejala klinis berat bahkan dapat terjadi kematian bayi sekitar 26-30%. Saat berbahaya adalah lima hari sebelum dan sesudah melahirkan, pada bayi belum mendapat kekebalan pasif dari ibu.
Kriteria Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium (tidak rutin dilakukan)
- Pemeriksaan laboratorium dilakukan bila ada komplikasi atau penyulit
Tata laksana
-
Pada kasus varisela tanpa komplikasi tidak diberikan asiklovir (tingkat eviden IA, rekomendasi A)
- S imptomatik
- Antipiretika : parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
- Lesi lokal kulit : calamin lotion
- Rasa gatal : kompres dingin dan mandi secara teratur dan pemberian antihistamin.
-
Pasien dengan risiko tinggi dengan penyulit (keganasan, imunodefisisensi, neonatus, pasien dengan pengobatan sitostatika) dapat diberikan antivirus sesegera mungkin: asiklovir 80 mg/kgbb/hari peroral terbagi dalam 5 dosis ATAU 500 mg/m2 intravena tiap 8 jam selama 7 hari (anak yang mendapat terapi asiklovir, harus mendapat hidrasi yang cukup karena asiklovir mudah mengkristal ditubulus).
-
Terapi komplikasi sesuai dengan komplikasi yang timbul.
Prognosis
Dubius ad Bonam
Edukasi
Imunisasi untuk kontak dan isolasi untuk penderita
Sumber : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Ilmu kesehatan anak : Buku panduan belajar koas, Udayana University Press
Referensi :
- Gershon AA, LaRussa P. Varicella-zoster virus infections. Dalam: Krugman’s Infectious diseases of children. Edisi ke- l 1. St Louis: CV Mosby; 2004. h.785-816.
- Gershon AA. Varicella-zoster infection. Dalam: Feigin RD, Cherry JD, Demmler GJ, Kaplan SL, penyunting. Textbook of pediatric infectious diseases. Edisi ke-S. Philadelphia: WB Saunders; 2004. h. 1962-71.
- Myers MG, Stanberry LR, Seward JF. Varicella-zoster virus. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-l7. Philadelphia: WB Saunders; 2004. h. 1057-62.
- Arvin A. Varicella-zoster infection. Dalam: Long S, Pickering LK, Prober CG, penyunting. Principles and practices of pediatrics infectious diseases. Edisi ke-2. New York: Churchill Livingstone; 2003.h. 1041-50.
- American Academy of Pediatrics. Varicella-Zoster infection. Dalam: Pickering LK, Baker CJ, Long SS, McMillan JA, penyunting. Red Book: 2006 Report of the Committee on Infectious Diseases. Edisi ke-27. Elk Grove Village: American academy of Pediatrics; 2006 h.7l 1-25
- Varisela. Dalam: Sumarmo, Gama H, Hadinegoro SR, penyunting. Buku Ajar Infeksi dan Penyakit Tropis. Edisi pertama. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2003.