Apa yang Dimaksud dengan Budaya Sebagai Sosiokultur?

image
Budaya bisa dilihat dari sudut pandang sebagai sosiokultur.

Apa yang dimaksud dengan konsep tersebut?

Dalam rangka mencari kejelasan isu-isu yang memisahkan ahli-ahli teori budaya yang terkenal, tampaknya kita tidak boleh mengharap bahwa gabungan yang terdiri dari berbagai unsur-unsur terpilih akan dapat ditemukan, lalu semua mereka sepakat dengan hal tersebut. Setiap pernyataan tentang budaya yang dapat disetujui oleh Marvis Harris dan David Schneider mungkin tidak akan berisi apa-apa. Dan sikap eclectic akan membawa kita kembali kepada konsep-konsep budaya yang luas dan penuh dengan berbagai aspek seperti masa lampau.

Namun demikian, satu pemilihan konseptual akan berguna, bukan untuk mendamaikan perbedaan, tetapi untuk mengenali sumber dan keadaan mereka. Beberapa konsep adalah bersifat filosofis dan beberapa yang lain merupakan hal yang mendasar; beberapa konsep dapat diselesaikan dengan bukti empiris, beberapa yang Iain tidak. Masing- masing pendekatan atau posisi teori yang telah saya lukiskan dimuka mempunyai kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri. Dengan menggarisbawahi kekuatan dan membukakan kelemahan yang tersembunyi dibalik retorika yang berbunga-bunga, beberapa cara penggabungan kekuatan dengan kekuatan dan menjaga sisi-sisi yang terbuka, maka beberapa jalan bagi penyelidikan masa depan mungkin muncul dan berguna.

Kontras pertama dalam pemilihan konseptualisasi paralel budaya ini dibuat oleh Goodenough. Saya akan menyebut “pola-poladari- kehidupan-komunitas” sebagai sistem sosiokultural (sociocultural system). “Sistem sosiokultural” mewakili realisasi sosial atau aturan-aturan tentang “pola-untuk-hidup” yang ideasional dalam lingkungan tertentu. Satu pola pemukiman adalah satu elemen dari satu “sistem sosiokultural”, bukan satu elemen dari “sistem kultural” (prinsip -prinsip konseptual yang sama mungkin bisa menghasilkan desa mengelompok padat atau dangau yang terkelompok, tergantung kepada sumber air, tanah daratan, tanah yang dapat ditanami, kependudukan, dan suku-suku tetangga yang bersifat damai atau pem-buru kepala orang).

Satu cara teknologi mata pencarian hidup adalah juga merupakan bagian dari satu “sistem sosiokultural”, tetapi tidak secara tegas dikatakan sebagai bagian dari satu “sistem kultural” (masyarakat dengan pengetahuan dan susunan strategi untuk hidup yang sama, mungkin terutama adalah hortikulturalis, dalam satu lingkungan dan terutama nelayan dalam lingkungan yang lain, mungkin pembuat kapak batu dalam satu lingkungan atau pembuat kerang di lingkungan yang lain, mungkin menanam taro pada satu sisi pegunungan atau yam pada sisi lain dari pegunungan tersebut).

Apa yang dibicarakan oleh para ahli adaptasi kultural adalah dalam satu pengertian “sistem-sosiokultural-dalam-lingkungan”. Sistem inilah yang adaptif atau maladaptif, dan tergantung dalam beberapa hal pada seleksi alam. Pola-pola ideasional untuk hidup, pola-pola makna dan sistem pengetahuan dan kepercayaan yang dimiliki bersama oleh subsistem sangat penting dari “cara-hidupdalam- lingkungan”. Yang terakhir ini adalah sistem yang kompleks dalam pengertian cybernetic, dalam sirkuit -sirkuit yang kompleks menghubungkan subsistem-subsistem ekologi, demografi, ideasional, dan Iainlain. Bagaimana lingkaran-lingkaran ini saling berhubungan, bagaimana informasi keluar melalui lingkaran-lingkaran tersebut, dan bagaimana proses homeostasis dan perubahan yang terarah bekerja, adalah pertanyaanpertanyaan empiris bagi penelitian, bukan polemik ideologis dan pasal-pasal kesetiaan.