Apa yang Dimaksud dengan Budaya sebagai Sistem Struktural?


Budaya juga bisa dipandang sebagai sistem struktural.

Bagaimanakah konsep ini?

Di daratan Eropa, Levi-Strauss terus memperdalam pandangannya tentang dunia simbolik manusia dan proses pikiran yang menghasilkan dunia simbolik ini. Pada dasawarsa terakhir, pendekatan strukturalis ini telah memberi dampak yang kuat terhadap banyak sarjana yang belajar dalam tradisi Anglo- Amerika. Tulisan-tulisan Levi-Strauss tentang budaya dan pikiran (mind) tidak hanya makin menjalar pengaruhnya; bagaikan buku-buku suci, tulisan-tulisan tersebut telah melahirkan buku-buku tafsiran yang terus makin besar jumlahnya.

Levi-Strauss memandang budaya sebagai sistem simbolik yang dimiliki bersama, dan merupakan ciptaan pikiran (creation of mind) secara kumulatif. Dia berusaha menemukan dalam penstrukturan bidang kultural (dalam mitologi, kesenian, kekerabatan, dan bahasa) prinsip-prinsip dari pikiran (mind) yang menghasilkan budaya itu. Kondisi material dari mata pencaharian hidup dan ekonomi memberi kendala (bukan menentukan) bentuk dunia yang kita hidupi ini. Khususnya dalam mitologi, kondisi material tersebut membiarkan pemikiran tentang dunia berkuasa secara bebas.

Dunia fisik tempat manusia hidup memberikan bahan mentah yang diperdalam lebih jauh oleh proses pemikiran yang universal ke dalam pola-pola yang jauh berbeda secara substansif tetapi sama secara formal. Pikiran (mind) memaksakan tatanan yang terpola secara kultural (satu tatanan serba-dua yang kontras, satu tatanan hubungan dan transformasi) pada suatu dunia yang terus-menerus berubah. Jarak antara ranah kultural (di mana manusia memaksakan tatanan arbitrarinya) dan ranah alam, adalah satu pusat utama serba-dua yang simbolik.

“Alam lawan budaya” adalah satu konsep yang paling mendasar dalam cara melihat kontras dalam hampir semua waktu dan tempat. Khususnya dalam buku Mythologiques, Levi-Strauss lebih memperhatikan “Budaya” daripada “sebuah budaya”." Dia melihat struktur mitologi Indian Amerika sebagai sesuatu yang tumpang-tindih. Struktur ini saling menghubungkan pola-pola organisasi kognitif individu-individu Orang Baroro, atau Orang Winnebago atau Orang Mandan. Bahkan lebih jauh struktur ini melintasi garis sempadan bahasa dan adat yang memisahkan masyarakat yang berbeda tersebut. Karena itulah struktur pemikiran tersebut lebih dipandang sebagai “Budaya”, yaitu bersifat universal, daripada “sebuah budaya” yang bersifat lokal.