Suatu perusahaan akan berada pada titik Break Even Point apabila dalam suatu periode aktivitas usaha, tidak memperoleh laba dan tidak juga menderita kerugian. Artinya, jika seluruh pendapatan yang diperoleh perusahaan dijumlahkan, maka jumlah tersebut akan sama besarnya dengan seluruh biaya yang telah dikeluarkan.
Menurut Munawir (2004) menyatakan bahwa:
“Break Even Point dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (Penghasilan = Total Biaya ) ”.
Suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (Revenues) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja.
Menurut Sadeli (2001) mengungkapkan bahwa :
“ Titik kembali pokok adalah tingkat operasi yang perlu bagi perusahaan agar tidak menghasilkan suatu kerugian neto atau pendapatan neto, titik operasi yang total biayanya sama dengan total pendapatan dapat dinyatakan dalam unit atau rupiah ”.
Syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan perhitungan Break Even Point adalah harus terdapat biaya, yang dapat diklasifikasikan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Dimana pemisahan antara kedua biaya ini harus dilakukan secara cermat dan benar sehingga hasil perhitungan Break Even Point nantinya akan lebih akurat.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan dalam analisis Break Even Point adalah metode penentuan harga pokok produksi dengan pendekatan Variable Costing.
Asumsi Dasar Dalam Analisis Break Even Point
Untuk mengalinisis Break Even Point terdapat beberapa anggapan dasar atau asumsi yang harus dipenuhi. Mulyadi (2001) menyatakan secara rinci asumsi yang mendasari analisis Break Even Point yaitu :
- Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan.
- Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkatan kegiatan
- Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan fasilitas produksi akan berakibat pada penambahan biaya tetap.
- Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah.
- Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
- Perubahan jumlah sediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
- Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.
Dengan adanya anggapan-anggapan tersebut, maka dalam grafik Break Even Point garis-garis jumlah penjualan, jumlah biaya (baik biaya tetap maupun biaya variabel), semua nampak lurus karena semua perubahan dianggap sebanding dengan volume penjualan.
Kegunaan Break Even Point
Analisis Break Even Point juga dapat digunakan oleh pihak menejemen perusahaan dalam berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai :
- Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
- Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
- Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak menderita kerugian.
- Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap laba yang diperoleh.
Menurut Munawir (2004) kita dapat menggunakan analisis Break Even Point untuk mengetahui :
- Hubungan antara penjualan biaya dan laba.
- Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan biaya variabel.
- Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.
- Untuk mengetahui hubungan antara cost, volume, harga dan laba.
Analisis Break Even Point memberikan penerapan yang luas untuk menguji tindakan-tindakan yang diusulkan dalam mempertimbangkan alternatif-alternatif atau tujuan pengambilan keputusan yang lain. Analisa Break Even Point tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang Break Event Point saja, akan tetapi analisa Break Even Point mampu memberikan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungan dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
Metode Perhitungan Break Even Point
Dalam melakukan analisis Break Even Point dapat menggunakan dua metode yakni:
- Pendekatan Matematika.
- Pendekatan Grafik.