Apa yang dimaksud dengan bleaching gigi?

Akibat makanan dan minuman yang dikonsumsi gigi bisa mengalami perubahan warna. Gigi bisa berubah menjadi kuning sehingga menjadi agak gelap. Bagi sebagian orang, perubahan warna ini menjadi suatu masalah tersendiri. Gigi yang tidak nampak putih dapat mengurangi rasa percaya diri di hadapan orang lain. Oleh sebab itu, banyak orang yang giginya nampak berwarna kuning kemudian melakukan bleaching gigi. Apa yang dimaksud bleaching gigi?

Bleaching adalah semacam teknik untuk melakukan pemutihan. Bila bleaching dilakukan pada gigi atau disebut bleaching gigi, maka artinya adalah proses atau teknik untuk melakukan pemutihan pada gigi. Proses bleaching dilakukan dengan menggunakan bahan tertentu agar warna gigi menjadi lebih putih dan cerah. Pemutihan ini dilakukan pada bagian email gigi dan dilakukan dengan memberi hidrogen peroksida sebagai bahan kimia untuk memutihkan email gigi.

Proses bleaching biasanya membutuhkan waktu tidak hanya sekali. Melainkan bisa beberapa kali kunjungan ke dokter gigi kecantikan. Hal ini untuk memastikan agar proses bleaching benar-benar dapat menghasilkan warna putih sesuai yang diinginkan. Selain itu untuk mengcontrol efek samping yang sering menyertai proses pem-bleaching-an gigi.

Sumber: https://halosehat.com/tips-kesehatan/gigi/bleaching-gigi

Bleaching adalah prosedur mencerahkan warna gigi melalui aplikasi bahan kimia untuk mengoksidasi pigmentasi organik dalam gigi.

Tujuan bleaching adalah mengembalikan warna normal gigi dengan dekolorasi warna menggunakan bahan oksidasi kuat, dikenal sebagai agen bleaching.

Mekanisme


Mekanisme bleaching utamanya terkait dengan melakukan degradasi molekul organik kompleks dengan berat molekul tinggi yang memantulkan panjang gelombang cahaya spesifik bertanggung jawab atas noda warna. Produk hasil degradasinya adalah molekul yang lebih ringan dan tidak terlalu kompleks yang memantulkan lebih sedikit cahaya, sehingga mengurangi atau menghilangkan diskolorasi.

Kontraindikasi


Seleksi Kasus yang Buruk

Pasien yang memiliki masalah emosional atau psikologis tidak tepat untuk di- bleaching .

Hipersensitivitas Dentin

Gigi hipersensitif harus mendapatkan perlindungan ekstra sebelum melakukan bleaching.

Gigi dengan Restorasi Luas

Gigi-gigi ini tidak tepat untuk di- bleaching karena:

  • Tidak memiliki cukup email untuk merespons bleaching secara semestinya.
  • Warna gigi yang direstorasi dengan restorasi sewarna gigi yang luas merupakan kandidat yang tidak baik karena restorasi komposit tidak dapat menjadi lebih cerah, Warna noda malah menjadi lebih jelas setelah bleaching .

Gigi dengan Tanda Hipoplasia dan Retakan

Aplikasi bahan bleaching meningkatkan kontras antara bintik opak putih dan struktur gigi normal. Pada kasus ini, bleaching dapat dilakukan bersama dengan:

  • Mikroabrasi
  • Ameloplasti selektif
  • Composite resin bonding . Restorasi yang Bocor dan Cacat

Restorasi yang bocor dan cacat tidak bukan kandidat yang baik untuk bleaching .

  • Diskolorasi dari garam logam, khususnya amalgam perak: Tubulus dentin dari gigi menjadi jenuh dengan aloi dan tidak ada proses bleaching dengan produk yang ada sekarang yang secara signifikan akan memperbaiki warna gigi.
  • Obturasi cacat: Jika saluran akar tidak diobturasi dengan baik, harus dilakukan obturasi ulang dahulu sebelum bleaching dilakukan

AGEN BLEACHING


Berbagai bahan bleaching tersedia secara komersil. Komponen bahan bleaching ini antara lain :

Hidrogen Peroksida

  • Digunakan dengan konsentrasi antara 5 s/d 35%
  • H₂O₂ memiliki berat molekul rendah sehingga dapat menembus dentin dan melepas oksigen.
  • Cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau yang disimpan dalam botol tidak tembus cahaya.
  • Harus disimpan di tempat gelap dan dingin (kulkas). Bersifat tidak stabil dan harus dijauhkan dari panas.
  • Jika disimpan dengan tepat, umur simpannya antara 3 s/d 4 bulan walaupun dengan cepat membusuk jika terkena debris organik dan udara terbuka.
  • Harus ditangani dengan hati-hati untuk mencegah kontak langsung dengan membran mukosa.
  • Dapat digunakan tunggal atau dikombinasikan dengan natrium perborat.

Natrium Perborat

  • Berupa bubuk putih dalam bentuk granula.
  • Terbagi tiga macam: natrium perborat monohidrat, trihidrat, dan tetrahidrat.
  • Ketiga tipe memiliki beragam konten oksigen.
  • Ketika dicampur dengan Superroxol, bahan ini terurai menjadi natrium metaborat, air, dan oksigen.

Karbamid peroksida

  • Juga dikenal dengan nama urea hidrogen peroksida.
  • Digunakan dalam konsentrat antara 3 s/d 45%
  • Terpecah menjadi urea, amonia, karbon dioksida, dan hidrogen peroksida.
  • Karbopol (polimer asam poliakrilat) digunakan sebagai bahan pengental yang dapat memperlama pelepasan peroksida aktif.
  • Untuk preparat gel, ditambahkan gliserin, propilen glikol, natrium stanat, asam sitrat, dan bahan penghaarum.

Teknik Bleaching


  • Untuk gigi vital

    • Teknik bleaching di rumah/ night guard vital bleaching
    • Bleaching di tempat praktik ( in-office )
      • Termokatalitik
      • Nontermokatalitik
      • Mirobrasion.
  • Untuk gigi nonvital

    • Bleaching di tempat praktik termokatalitik
    • Walking bleach/ bleaching intrakorona
    • Bleaching luar/dalam
    • Bleaching ruang tertutup/ bleaching extrakorona
  • Bleaching dengan bantuan sinar Laser

TEKNIK BLEACHING DI RUMAH

Teknik bleaching di rumah juga disebut night guard bleaching .

Indikasi

  • Noda menyeluruh ringan
  • Diskolorasi terkait usia (ketuaan)
  • Noda tetrasiklin ringan
  • Fluorosis ringan
  • Noda suprfisial
  • Noda karena merokok tembakau
  • Perubahan warna karena trauma pulpa atau nekrosis

Kontraindikasi

  • Gigi dengan email tidak mencukupi untuk bleaching
  • Gigi dengan retakan di permukaan dan di dalam serta ada garis retak
  • Gigi dengan restorasi cacat atau tidak sempurna
  • Diskolorasi pada pasien dewasa dengan rongga pulpa besar
  • Fluorosis parah dan hipoplasia berbintik
  • Pasien yang kurang patuh
  • Pasien hamil & menyusui
  • Gigi dengan restorasi anterior besar
  • Noda tetrasiklin berat
  • Gigi patah atau malaligned
  • Gigi yang menampakkan sensitivitas ekstrim terhadap panas, dingin, atau manis
  • Gigi dengan bercak putih opak
  • Pasien ditengarai atau positif menderita bulimia nervosa

Larutan yang Biasa Digunakan pada Night Guard Bleaching

  • Karbamid peroksida 10% dengan atau tanpa carbopol
  • Karbamid peroksida 15%
  • Hidrogen peroksida (1-10%)

Faktor yang Memengaruhi Prognosis

  • Riwayat atau adanya gigi sensitif
  • Warna sangat hitam pada sepertiga gingiva gigi yang terlihat saat tersenyum.
  • Bercak putih yang luas
  • Gigi translusen
  • Resesi gingiva parah dan permukaan akar yang terbuka

Langkah-langkah Pembuatan Sendok Cetak Bleaching Perorangan

  • Ambil cetakan rahang dan buat model studi
  • Rapihkan model
  • Buat resin dan
  • Aplikasikan media separasi
  • Pilih material lembaran untuk sendok cetak
  • Sifat bahan yang digunakan untuk pembuatan sendok cetak bleaching perorangan adalah plastik fleksibel. Material sendok yang paling umum digunakan adalah etil vinil asetat
  • Lakukan pengecoran plastik dalam mesin vakum pembuat sendok
  • Bentuk dan poles sendok cetak
  • Periksa sendok untuk kecocokan ukuran, retensi, dan over extension
  • Peragakan jumah bahan bleaching yang akan digunakan.

Ketebalan Sendok Cetak

  • Ketebalan standar sendok adalah 0.035 inci
  • Sendok yang lebih tebal, yaitu 0.05 inci digunakan pada pasien dengan kebiasaan jelek
  • Sendok yang lebih tipis, yaitu 0.02 inci digunakan pada pasien yang mudah tersedak.

Regimen/Pengaturan Perawatan

  • Menggosok gigi sebelum memasang sendok
  • Menaruh bahan bleaching secukupnya pada sendok sehingga menutupi permukaan fasial gigi. Setelah meletakkan sendok di mulut, material yang berlebih dibersihkan dengan hati-hati.
  • Menggunakan sendok pada siang hari memungkinkan penambahan gel setelah 1 sampai 2 jam untuk mencapai konsentrasi maksimum. Penggunaan semalaman menyebabkan material tidak mudah berkurang karena aliran saliva pada malam hari berkurang.
  • Sewaktu mengeluarkan sendok, pasien diminta memindahkan sendok cetak dari bagian molar kedua dengan gerakan mengupas untuk menghindari luka pada jaringan lunak.
  • Bilas bahan bleaching dari tray sampai bersih.
  • Durasi perawatan bergantung pada tingkat diskolorasi awal, durasi bleaching, kepatuhan pasien, dan waktu bleaching
  • Kembali kontrol periodik untuk menilai proses bleaching .

Pemeliharaan

Bleaching ulang dapat dilakukan setiap 3 sampai 4 tahun jika diperlukan dengan durasi 1 minggu.

Efek Samping

  • Iritasi gingiva - gusi sakit setelah beberapa hari menggunakan sendok
  • Iritasi jaringan lunak – disebabkan pemakaian sendok terlalu lama atau menggunakan terlalu banya kagen bleaching di sendok
  • Perubahan sensasi pengecapan – Rasa logam segera setelah peneluaran sendok
  • Sensitivitas gigi – efek samping paling umum.

Keuntungan bleaching di rumah

  • Metode sederhana
  • Mudah dimonitor oleh dokter gigi
  • Waktu di klinik lebih sedikit dan lebih murah
  • Pasien dapat menyesuaikan sendiri waktu bleaching

Kekurangan bleaching di rumah

  • Kepatuhan anda dalam melakukan sesuai dengan prosedur adalah hal yang mutlak
  • Perubahan warna bergantung seringnya penggunaan sendok cetak
  • Kemungkinan terjadi penyalahgunaan karena penggunaan bahan bleach yang berlebihan atau terlalu lama per hari

BLEACHING DI KLINIK

Bleaching Termokatalitik Gigi Vital

Indikasi

  • Noda superfisial.
  • Noda ringan sampai moderat.

Kontraindikasi

  • Noda tetrasiklin
  • Restorasi yang luas
  • Diskolorasi berat
  • Karies yang luas
  • Pasien sensitif terhadap bahan bleaching Peralatan yang Dibutuhkan
  • Bahan bleaching kuat
  • Pelindung jaringan
  • Sumber aktivasi/energi
  • Pakaian pelindung dan pelindung mata
  • Pengatur waktu mekanis

Sumber Cahaya

  • Lampu bleaching konvensional
  • Lampu halogen tungsten
  • Lampu arc plasma xenon
  • Laser CO₂ dan Argon
  • Sinar laser diode

Lampu bleaching konvensional

  • Menggunakan panas dan cahaya untuk mengaktifkan bahan bleaching
  • Panas ditingkatkan selama bleaching
  • Menyebabkan dehidrasi gigi
  • Kurang nyaman bagi pasien
  • Bereaksi lebih lambat

Lampu curing tungsten halogen

  • Menggunakan panas dan cahaya untuk mengaktifkan bahan bleaching .
  • Aplikasi cahaya 40 s/d 60 detik per aplikasi per gigi
  • Memakan waktu

Lampu arc plasma xenon

  • Cahaya berintensitas tinggi, sehingga lebih banyak panas dibebaskan saat bleaching
  • Aplikasi membutuhkan 3 detik per gigi
  • Bleaching lebih cepat
  • Kerjanya termal dan menstimulasi katalis dalam bahan kimia
  • Potensi trauma termal pada pulpa dan jaringan lunak sekitarnya lebih besar.

Laser Argon dan CO₂

  • Cahaya laser murni menstimulasi katalis dalam bahan kimia, sehingga tidak ada efek termal
  • Membutuhkan 10 detik per aplikasi per gigi

Lampu laser diode

  • Lampu laser murni yang dhasilkan dari benda padat
  • Sangat cepat
  • Membutuhkan 3 sampai 5 detik untuk mengaktifkan bahan bleaching
  • Tidak menghasilkan panas selama bleaching Prosedur
  • Aplkasikan pumis pada gigi untuk menghilangkan kotoran di permukaan gigi.
  • Isolasi gigi dengan isolator karet dan lindungi jaringan gingiva dengan orabase atau vaselin. Lindungi mata pasien dengan kacamata
  • Basahi kapas atau kasa dengan larutan bleaching (H₂O₂ 30-35%) dan tempatkan di gigi.
  • Bergantung pada sumber cahaya, sinari gigi. Temperatur alat harus dipertahankan antara 52 sd 60⁰C (125-140⁰F).
  • Ganti larutan setiap antara 4 dan 5 menit. Waktu perawatan tidak boleh melebih 30 menit.
  • Bersihkan larutan dengan kasa basah
  • Bersihkan larutan dan irigasi gigi secara menyeluruh dengan air hangat
  • Poles gigi dan oleskan gel natrium fluorida netral
  • IInstruksikan pasien untuk kumur-kumur fluor setiap hari
  • Janji temu kedua dan ketiga dijadwalkan setelah 3 sampai 6 minggu untuk memberikan waktu pulpa menyesuaikan diri.

Kelebihan Bleacing di Klinik

  • Sesuai pilihan pasien
  • Lebih sedikit waktu dibutuhkan daripada home bleaching
  • Motivasi pasien
  • Jaringan lunak terlindungi

Kekurangan Bleacing di Klinik

  • Waktu kerja lebih lama
  • Lebih mahal
  • Kemunduran warna lebih cepat dan tidak dapat ditebak
  • Janji temu Lebih sering dan lebih lama saat
  • Dehidrasi gigi
  • Pertimbangan keselamatan yang serius
  • Tidak terlalu banyak riset yang mendukung
  • Isolator karet kurang nyaman untuk pasien

Bleaching Nontermokatalitik

Pada teknik ini, sumber panas tidak digunakan

Bahan Bleaching

Larutan yang sering digunakan untuk bleaching

  • Superoxol
    5 bag H₂O₂: 1 bag ether

  • Larutan McInnes
    5 bag HCL (36%) : 1 bagian 0.2% ether: 5 bagian 30% H₂O₂

  • Modifikasi larutan McInnes
    Pada larutan ini ditambahkan natrium hidroksida. Karena bersifat alkalin tinggi, kalsium di gigi lebih lambat melarut. H₂O₂ (30%) dan NaOH (20%). Campur dalam takaran yang sama, yaitu (1:1) dengan ether (0.2%)

Langkah-langkah

  • Isolasi gigi menggunakan isolator karet

  • Aplikasikan agen bleaching pada gigi selama 5 menit

  • Cuci gigi dengan air hangat dan aplikasikan ulang agen bleaching hingga memperoleh warna yang diinginkan

  • Cuci gigi dan poles

Mikroabrasi

Mikroabrasi adalah prosedur, yang dalam prosedur ini lapisan mikroskopik email dierosi serentak dan diabrasi dengan larutan khusus (biasanya mengandung asam hidroklorik 18%) sehingga mencapai permukaan email yang utuh

Indikasi

  • Perkembangan noda intrinsik dan diskolorasi terbatas hanya pada email superfisial.
  • Diskolorasi email adalah sebagai hasil hipomineralisasi atau hipermineralisasi.
  • Lesi dekalsifikasi dari stasis dari plak dan band kawat ortodonsia
  • Area fluorosis email
  • Noda superfisial multiwarna dan tekstur permukaan yang ireguler.

Kontraindikasi

  • Noda yang muncul terkait usia
  • Lesi hipoplasia email dalam
  • Area email dalam dan noda dentin
  • Amelogenesis imperfekta dan dentinogenesis imperfekta
  • Noda tetrasiklin
  • Lesi karies pada regio yang mengalami dekalsifikasi

Protokol

  • Evaluasi gigi secara klinis
  • Bersihkan gigi dengan rubber cup dan pasta profilaksis
  • Aplikasikan vaselin pada mukosa dan isolasi dengan isolator karet
  • Aplikasikan senyawa mikroabrasi pada area dalam interval 60 detik dengan pembilasan yang cermat
  • Ulangi prosedur jika perlu. Periksa gigi ketika basah
  • Bilas gigi selama 30 detik dan keringkan
  • Aplikasikan fluor topikal pada gigi selama 4 menit
  • Evaluasi kembali warna gigi. Terkadang dibutuhkan lebih dari 1 kali kunjungan.

Keuntungan Mikroabrasi

  • Tingkat ketidaknyamanan bagi pasien rendah
  • Lebih cepat dan mudah dilakukan oleh operator
  • Sangat berguna menyingkirkan noda superfisial
  • Permukaan gigi yang dirawat berkilau dan mulus

Kelemahan Mikroabrasi

  • Tidak efektif untuk noda yang lebih dalam
  • Menggerus lapisan email
  • Pada beberapa kasus dilaporkan terjadinya diskolorasi gigi menjadi kuning setelah perawatan.

BLEACHING GIGI NONVITAL


Teknik Thermokatalitik untuk Bleaching Gigi Nonvital

  • Isolasi gigi yang akan di bleach dengan isolator karet
  • Tempatkan bahan bleaching (Superoxol dan natrium perborat terpisah atau dikombinasikan) pada ruang pulpai.
  • Panaskan larutan bleaching menggunakan stik bleachimg/ sinar curing
  • Ulangi prosedur sampai warna yang diinginkan dicapai
  • Bilas gigi dengan air dan tutup ruang pulpa dengan kapas kering dan restorasi sementara.
  • Panggil kembali pasien setelah 1 sampai 3 minggu
  • Lakukan restorasi permanen dengan resin komposit yang sesuai.

Bleaching Intrakorona/ Walking Bleach untuk Gigi Nonvital

Untuk menghilangkan diskolorasi, teknik ini menggunakan bahan kimia yang diletakkan di bagian korona gigi yang telah dirawat endodonsia.

Indikasi

  • Diskolorasi yang berasal dari kamar pulpa.
  • Noda tetrasiklin sedang sampai berat
  • Diskolorasi dentin
  • Diskolorasi yang tidak dapat ditangani dengan bleaching ekstrakorona.

Kontraindikasi

  • Diskolorasi email superfisial
  • Pembentukan email cacat
  • Adanya karies
  • Prognosis gigi yang tidak dapat diprediksi

Langkah-langkah

  • Buat radiograf untuk menilai kualitas obturasi. Jika tidak memuaskan, lakukan perawatan ulang.
  • Evaluasi kualitas dan warna restorasi bila ada. Jika terlihat bahwa restorasi cacat, ganti.
  • Evaluasi warna gigi dengan shade guide .
  • Isolasi gigi dengan isolator karet.
  • Buat akses kavitas, keluarkan gutaperca di daerah korona, hingga dentin terlihat dan perbaiki kavitas.
  • Buat barier mekanis setebal 2 mm, lebih disarankan memakai semen ionomer kaca, Zn. fosfat, IRM, semen polikarboksilat atau MTA di atas bahan pengisi saluran akar. Tinggi koronal dari barier harus dapat melindungi tubulus dentin dan sesuai dengan perlekatan epitel eksterna.
  • Sekarang, campurkan natrium perborat dengan cairan yang sesuai (anastetik lokal, salin atau air) dan tempatkan adonan ini pada rongga pulpa. Untuk noda yang berat buatlah pasta dengan menambahkan hidrogen peroksida 3%.
  • Setelah membuang kelebihan pasta bleaching , letakkan restorasi sementara di atasnya. Beri tekanan dengan jari bersarung tangan karet pada gigi sampai adonan mengeras karena bahan pengisi bisa lepas akibat pelepasan oksigen.
  • Panggil kembali pasien setelah 1 sampai 2 minggu, ulangi perawatan sampai warna yang diinginkan diperoleh.
  • Restorasi kavitas akses setelah dua minggu dengan komposit.

Komplikasi Bleaching Intrakorona

  • Resorpsi akar eksterna
    • Chemical burn jika menggunakan H₂O₂ 30 s/d 25% sehingga gingiva harus diproteksi menggunakan vaselin atau mentega kelapa.
    • Berkurangnya kekuatan ikatan komposit karena setelah prosedur bleaching terdapat residu oksigen.

Natrium askorbat adalah bentuk dapar dari vitamin C yang terdiri atas 90% asam askorbat terikat pada 10% natrium. Natrium askorbat merupakan antioksidan yang digunakan untuk mengeluarkan residu oksigen setelah bleaching

Tindakan Pencegahan agar Bleaching Nonvital Llebih Aman

  • Isolasi gigi secara efektif
  • Lindungi mukosa mulut
  • Periksa apakah obturasi endodonsia sudah tepat
  • Gunakan barier pelindung
  • Hindari etsa asam
  • Hindari oksidator kuat
  • Hindari panas
  • Panggil kembali secara berkala

Teknik Bleaching Dalam/Luar

Sinonim

Bleaching interna/eksterna, modifikasi walking bleach .

Teknik ini melibatkan teknik bleaching intrakorona disertai teknik bleaching di rumah yang ditujukan agar program bleaching lebih efektif. Kombinasi perawatan bleaching ini berguna untuk mengatasi noda yang sulit diatasi, untuk problem spesifik seperti gigi vital/nonvital tunggal yang menghitam dan untuk menghilangkan noda dengan penyebab berbeda pada gigi yang sama.

Prosedur

  • Cek obturasi dengan membuat radiograf
  • Isolasi gigi dan buat kavitas akses dengan mengeluarkan gutaperca hingga 2 sd 3 mm di bawah pertemuan semento-email
  • Buat barier mekanis, bersihkan kavitas akses dan letakkan kapas butir di ruang pulpa guna menghindari penumpukan makanan.
  • Evaluasi warna gigi
  • Periksa ketepatan sendok bleaching dan anjurkan pasien untuk menyingkirkan pelet kapas sebelum bleaching dilakukan
  • Instruksikan pasien untuk melakukan bleaching di rumah. Semprit bleaching dapat langsung diletakkan di atas ruang pulpa sebelum memasang sendok bleaching atau, bahan bleaching tambahan dapat dimasukkan dalam sendok yang sesuai untuk gigi yang ruang pulpanya sudah terbuka.
  • Setelah bleaching selesai, gigi diirigasi dengan air, dibersihkan dan seperti biasa, kapas butir diletakkan pada bagian yang kosong.
  • Penilaian ulang warna gigi dilakukan setelah 4 s/d 7 hari.
  • Ketika warna yang diinginkan tercapai, tutup kavitas akses, mula-mula dengan restorasi temporer, akhirnya dengan restorasi komposit setelah paling cepat dua minggu.

Keuntungan

  • Lebih banyak area permukaan yang dapat dipenetrasi oleh agen bleaching
  • Waktu perawatan hanya dalam hitungan hari, bukannya minggu
  • Menurunkan insidens resorpsi servikal
  • Menggunakan konsentrasi karbamid peroksida yang lebih rendah.

Kekurangan

  • Pasien tidak patuh
  • Over bleaching karena aplikasi yang berlebihan
  • Kemungkinan resorpsi cervikal berkurang namun masih ada.

Bleaching Ekstrakorona ( Closed Chsmber Bleaching )

Pada teknik ini, agen bleaching diaplikasikan pada gigi menggunakan sendok bleaching , bukannya menyingkirkan restorasi yang sudah ada.

Indikasi

  • Pada kasus saluran akar yang terkalsifikasi total pada gigi yang mengalami trauma.
  • Sebagai upaya menjaga hasil perawatan awal bleaching intrakorona beberapa tahun sebelumnya .
  • Perawatan untuk orang dewasa dengan maturasi gingiva belum sempurna
  • Gigi tunggal nonvital berwarna hitam yang gigi-gigi sekelilingnya cuku terang, atau yang gigi vital lainnya juga harus di- bleaching .

Teknik Bleaching Dibantu dengan Laser

Teknik ini memperoleh proses power bleaching dengan bantuan sumber energi yang efisien dengan efek samping minimum. Gel pemutih laser mengandung kristal yang diabsorbsi secara termal, uap silika, dan H₂O₂ 35%. Di sini, gel diaplikasikan dan diaktifkan oleh sumber cahaya yang selanjutnya akan mengaktifkan kristal yang terdapat dalam gel, memungkinkan terjadinya disosiasi oksigen sehingga penetrasinya ke dalam matriks email menjadi lebih baik. LASER yang telah disetujui oleh FDA untuk bleaching gigi:

  • Laser argon
  • Laser CO₂
  • Laser diode GaA1As

Laser Argon

  • Memancarkan panjang gelombang 490 nm pada bagian sinar tampak ( visible ) dari spektrum sinar.
  • Mengaktifkan gel bleaching dan membuat permukaan gigi yang gelap menjadi lebih terang.
  • Efek termal pada pulpa lebih kecil dibandingkan dengn lampu panas lainnya.

Laser CO₂

  • Memancarkan panjang gelombang 10,600 nm.
  • Digunakan untuk meningkatkan efek pemutihan yang diberikan oleh laser argon.
  • Penetrasinya lebih dalam daripada laser agon karena itu efek pemutihannya lebih efektif.
  • Efek merusak pada pulpa lebih besar dibanding laser argon. Laser Dioda GaAIAs (Gallium-Aluminium-Arsenik) Memancarkan panjang gelombang 980 nm.

EFEK AGEN BLEACHING PADA GIGI DAN JARINGAN PENYANGGA GIGI


Hipersensitivitas Gigi

Sensitivitas gigi adalah efek samping yang sering terjadi pada bleaching gigi eksterna. Insidens sensitivitas gigi yang lebih tinggi (67-78%) terlihat setelah bleaching di klinik dengan hidrogen peroksida yang dikombinasikan dengan panas. Mekanisme yang mendukung untuk bleaching gigi eksterna walaupun belum sepenuhnya terbukti, menyebutkan bahwa peroksida berpenetrasi ke email, dentin, dan pulpa. Penetrasi ini lebih hebat pada gigi yang direstorasi dibanding gigi utuh.

Efek pada Email

Penelitian telah menunjukkan bahwa 10% karbamid peroxida secara signifikan menurunkan kekerasan email. Namun demikian aplikasi fluor terlihat meningkatkan remineralisasi setelah bleaching .

Efek pada Dentin

Bleaching memperlihatkan perubahan warna yang seragam pada dentin.

Efek pada Pulpa

Penetrasi bahan bleaching ke dalam pulpa melalui email dan dentin menyebabkan sensitivitas gigi. Penenlitian menunjukkan bahwa larutan H₂O₂ 3% dapat menyebabkan:

  • Pengurangan sementara pada aliran darah pulpa
  • Tertutupnya pembuluh darah pulpa

Efek pada Sementum

Penelitian terahir telah menunjukkan bahwa sementum tidak dipengaruhi oleh material yang digunakan untuk bleaching di rumah. Tetapi resorpsi servikal dan resorpsi akar eksterna terlihat pada gigi yang dilakukan bleaching intrakorona menggunakan H₂O₂ 30- 35%.

Resorpsi Servikal

Efek samping yang lebih serius seperti resorpsi akar eksterna dapat terjadi ketika menggunakan konsentrasi hidrogen peroksida lebih tinggi dari 30% dan dikombinasikan dengan panas. Selama proses bleaching termokatalitik, mungkin terbentuk gugus hidroksil terutama bila sebelumnya diginakan EDTA (asam etilenediaminetetraasetat) untuk membersihkan gigi. Ion hidroksil dapat menstimulasi sel di dalam ligamen periodontium servikal untuk berdiferensiasi ke dalam odontoklas, yang memulai resorpsi akar di area gigi di bawah perlekatan epitel. Resorpsi servikal biasanya tidak menimbulkan nyeri sampai saat resorpsi memajankan jaringan pulpa, sehingga memerlukan terapi endodonsia. Pemberian kalsium hidroksida intrakanal seringkali berhasil menghentikan resorpsi gigi lebih lanjut, tetetapi resorpsi akar eksterna yang berat menyebabkan gigi tersebut harus diekstraksi. Resorpsi akar moderat dapat diatasi dengan ekstrusi gigi secara orthodonsia kemudian direstorasi dengan dengan mahkota pasak, walaupun prognosisnya masih meragukan. Resorpsi servikal ringan dapat diatasi dengan akses pembedahan, kuretasi, dan penempatan restorasi.

Iritasi Mukosa

Hidrogen peroksida konsentrasi tinggi (30-35%) bersifat kaustik pada membran mukosa dan bisa menyebabkan terbakar dan bleaching pada gingiva. Dengan demikian, sendok bleaching harus didesain untuk mencegah terpajannya gingiva dengan menggunakan sendok yang hanya pas berkontak dengan gigi.

Genotoksisitas dan Karsinogenisitas

Hidrogen peroksida menunjukkan efek genotoksis karena radikal bebas yang dilepaskan dari hidrogen peroksida (radikal hidroksil, ion perhidroksil dan anion superoksida) mampu menyerang DNA.

Toksisitas

Efek akut hidrogen peroksida yang tertelan bergantung pada jumlah dan konsentrasi larutan yang masuk. Efeknya lebih parah, jika menggunakan konsentrasi yang lebih tinggi.

Tanda dan gejala biasanya terlihat sebagai ulserasi pada mukosa bukal, esofagus dan lambung, mual, muntah, perut kembung, dan sakit tenggorokan. Karena itu, penting untuk menjauhkan semprit berisikan bahan bleaching dari jangkauan anak-anak untuk menghindari kecelakaan yang mungkin bisa terjadi.

Bleaching adalah metode dekolorasi noda gigi yang aman, ekonomis, konservatif, dan efektif karena berbagai alasan. Bleaching hendaknya selalu dipertimbangkan dahulu sebelum melakukan prosedur yang lebih invasif seperti pembuatan vinir atau mahkota keramik penuh.

EFEK PADA MATERIAL RESTORASI

Aplikasi bleaching pada komposit menunjukkan perubahan ini:

  • Peningkatan kekerasan permukaan.
  • Permukaan yang kasar dan teretsa
  • Kekuatan tensil berkurang
  • Peningkatan kebocoran mikro.
  • Tidak terlihat perubahan warna yang signifikan pada material komposit selain penghilangan noda ekstrinsik di sekeliling restorasi.

Efek Bahan Bleaching pada Material Lain

  • Tidak ada efek pada restorasi emas.
  • Perubahan mikrostruktur pada amalgam
  • Perubahan pada matriks ionomer kaca
  • IRM pada saat terpajan pada H₂O₂ menjadi retak dan bengkak
  • Perubahan warna pada mahota sementara yang terbuat dari metil metakrilat dan berubah menjadi oranye.

Pemutih gigi adalah suatu tindakan untuk mencerahkan atau menghilangkan noda pada permukaan gigi secara kimiawi dengan menggunakan aplikasi larutan peroksida yang kuat. Pemutihan gigi merupakan alternatif konservatif dalam mengembalikan nilai estetika gigi. Teknik ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain lebih baik dari segi estetik, tidak mengambil jaringan keras gigi dan teknik perawatan relatif lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan mahkota tiruan.

Keberhasilan perawatan pemutihan gigi untuk dapat memberikan sensasi warna gigi lebih putih dari sebelumnya sangat tergantung pada jenis stain yang terdapat dalam struktur gigi, lokasi, dan seberapa dalam kemampuan agen aktif bleaching untuk berpenetrasi ke dalam email dan dentin.

Mekanisme Pemutihan Gigi


Bahan yang dapat menghasilkan warna dalam larutan atau permukaan merupakan senyawa organik yang memiliki rantai konjugasi yang panjang baik dalam bentuk ikatan tunggal maupun rangkap. Bahan tersebut mengandung heteroatom, karbonil, dan cincin fenil dalam sistem konjugasi dan sering dikenal dengan sebutan kromofor. Pemutihan dan diskolorisasi kromofor dapat terjadi melalui perusakan satu atau lebih ikatan rangkap dalam rantai konjugasi, dengan memotong rantai konjugasi, atau dengan mengoksidasi molekul kimia lainnya dalam rantai konjugasi.

Bahan pemutih gigi memiliki berat molekul yang sangat rendah sehingga mampu berdifusi ke dalam email dan dentin, selanjutnya peroksida akan mengalami dekomposisi menjadi radikal-radikal bebas tidak stabil yang akan mengganggu molekul-molekul pigmen besar (kromofor) di dalam struktur gigi melalui reaksi oksidasi ataupun reduksi. Proses oksidasi-reduksi mengubah struktur substansi organik yang berinteraksi pada gigi sehingga menghasilkan perubahan warna.

Radikal bebas merupakan elektron yang tidak berpasangan dan akan terus bereaksi sampai staining terurai menjadi molekul-molekul sederhana yang bersifat sedikit merefleksikan cahaya spesifik dari stain, yaitu terjadi pengurangan atau eliminasi discoloration. Sampai suatu saat akan dicapai suatu titik dimana molekul-molekul sederhana yang terbentuk maksimum, keadaan ini disebut dengan saturation point (titik jenuh). Pada titik ini kerusakan struktur gigi dimulai, kehilangan email menjadi lebih cepat. Oleh karena itu pemutihan gigi harus segera dihentikan ketika titik jenuh dicapai untuk meminimalkan kerapuhan gigi dan meningkatnya porositas. Pemutihan gigi optimum akan memberikan putih maksimum, akan tetapi pemutihan gigi yang berlebihan dapat merusak email.

Skema ilustrasi reaksi oksidasi hidrogen peroksida pada kromofor
Gambar Skema ilustrasi reaksi oksidasi hidrogen peroksida pada kromofor.

Oksidasi merupakan reaksi kimia bahan-bahan organik yang diakhir reaksinya akan menghasilkan CO2 dan air. Proses ini dapat dipercepat menggunakan pemanasan dengan sinar berintensitas cahaya rendah atau sinar dengan intensitas cahaya yang tinggi, misalnya sinar kuring komposit konvensional, sinar laser, sinar plasma arc dengan intensitas tinggi. Kecepatan reaksi akan meningkat 2-3 kali setiap peningkatan 10°C suhu, sehingga sebaiknya proses bleaching dilakukan di dalam rentang suhu ruangan yang aman (21-24°C).

Teknik Pemutihan Gigi


Teknik pemutihan gigi dapat diklasifikasikan menurut vitalitas gigi yaitu pemutihan gigi vital dan nonvital. Intracoronal bleaching dilakukan pada gigi nonvital yang telah dirawat endodontik dengan meletakkan bahan bleaching dalam kamar pulpa. Intracoronal bleaching dapat dilakukan dengan walking bleach dan termokatalitik atau kombinasi kedua teknik tersebut.

Pemutihan gigi vital dapat dilakukan di klinik dokter gigi (in-office) dan di luar klinik (home bleaching). Home-bleaching dilakukan sendiri oleh pasien di rumah dibawah pengawasan dokter gigi dengan menggunakan teknik nightguard vital bleaching. Teknik ini digunakan pada kasus perubahan warna yang ringan dengan menggunakan alat bantu berupa tray atau custom fitted tray yang fungsinya untuk menahan karbamid peroksida agar dapat berkontak dengan gigi selama proses pemutihan.

Pada home-bleaching, tray digunakan pada malam hari saat tidur selama 6-8 jam karena pada malam hari aktivitas mulut dan aliran saliva paling sedikit. Proses pemutihan dapat berlangsung 7-14 hari tergantung warna yang dikehendaki. Apabila ada rasa sensitif pada gigi dan gingiva maka pemutihan dapat dihentikan terlebih dahulu sampai sembuh dan pemutihan dapat dilanjutkan.

Pada kasus pasien yang tidak dapat menggunakan prosedur pemutihan di rumah karena berbagai alasan, misalnya waktu perawatan lama, pemakaian sendok cetak yang tidak nyaman dan mengiritasi atau rasa tidak enak, iritasi gingiva atau perut karena bahan pemutih. Pasien disarankan untuk melakukan perawatan di klinik atau office bleaching untuk mendapatkan hasil pemutihan yang lebih cepat tanpa pemakaian sendok cetak yang lama. Bahan office bleaching diaplikasikan dengan ketebalan sekitar 1 mm pada permukaan gigi.

Tabel Pemilihan Prosedur Pemutihan Gigi

Pemutihan gigi di rumah Pemutihan gigi di klinik Pemutihan gigi di klinik dengan kombinasi kekuatan sinar
Pilihan penderita Penderita dengan perubahan warna gigi ringan, ingin diputihkan satu atau dua tingkat dan punya waktu pemakaian di rumah Penderita dengan perubahan warna gigi ringan sampai akut, ingin efek pemutihan yang lebih nyata Penderita dengan perubahan warna gigi ringan sampai berat, ingin hasil langsung
Bahan yang digunakan Carbamide peroxide (10-22%) atau gel pemutih non peroxide Carbamide peroxide (34-44%) Hydrogen peroxide (30-50%)
Lokasi Rumah, 2-4 jam perhari Klinik gigi Klinik gigi
Teknik Buat sendok cetak di klinik. Sendok cetak dan cairan pemutih dibawa pulang, kembali ke kelinik periodic untuk control perubahan Carbamide peroxide diaplikasikan pada sendok cetak, dimasukkan mulut sedikitnya 30 menit tiap perawatan. Aplikasi tambahan dilakukan penderita di rumah Cairan diaplikasikan pada gigi dan diaktivasi dengan sumber panas atau sinar khusus
Hasil Butuh 3-4 minggu untuk mengukur hasil yang terlihat Beberapa kasus hasil terlihat setelah 30 menit perawatan Beberapa kasus tampak perubahan warna langsung setelah 30 menit perawatan
Rata-rata jumlah perawatan Sekali sehari selama 2-3 jam untuk 4-6 minggu Dapat digunakan sebagai perawatan pertama untuk perawatan harian di rumah Satu visit. Pemakaian di rumah disarankan tergantung noda gigi yang akan dihilangkan.

Pengaplikasian bahan bleaching karbamid peroksida membutuhkan penggunaan tray. Pada tray dibuat reservoir pada bagian bukal sebagai tempat bahan bleaching diaplikasikan, yaitu 1-1,5 mm dari servikal dan 1 mm dari insisal/oklusal. Sedangkan bahan bleaching hidrogen peroksida diaplikasikan dengan ketebalan 0,5-1 mm pada permukaan gigi yang diputihkan.

Bahan Pemutih Gigi


Kandungan utama bahan pemutih gigi tergantung dari produsen pembuatnya, diantaranya hidrogen peroksida, karbamid peroksida atau urea peroksida atau sistem non hidrogen peroksida yang mengandung sodium klorida, oksigen dan natrium fluorida. Beberapa produk mengandung bahan tambahan potasium nitrat dan fluor untuk membantu mengurangi sensitivitas gigi.

Bahan pemutih gigi yang umum dipakai adalah hidrogen peroksida dengan berbagai konsentrasi. Natrium perborat dan karbamid peroksida merupakan bahan kimia yang sedikit demi sedikit mengalami degradasi dan melepaskan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida dan karbamid peroksida diindikasikan untuk pemutihan secara eksternal sedangkan natrium perborat dipakai untuk pemutihan secara internal.

Perawatan home bleaching biasanya menggunakan karbamid peroksida dengan konsentrasi 10%-22%, sedangkan in office bleaching biasanya menggunakan hidrogen peroksida dengan konsentrasi 35%-50%. Bleaching juga dapat menggunakan karbamid peroksida konsentrasi tinggi untuk in office bleaching ataupun hidrogen peroksida konsentrasi rendah untuk home bleaching.

1. Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida merupakan senyawa kimia reaktif yang mengandung unsur hidrogen dan oksigen (H2O2). Bentuk murni berupa likuid tidak berwarna dan bentuk sediaan komersial berupa larutan dalam air yang mengandung 33-37% hidrogen peroksida murni dan bahan lainnya untuk mencegah produk mengalami dekomposisi.

Hidrogen peroksida relatif tidak stabil dan mengalami dekomposisi secara perlahan serta melepaskan oksigen. Hidrogen peroksida dapat larut dalam air dan menyebabkan suasana asam. Hidrogen peroksida tersedia dalam berbagai konsentrasi namun yang paling banyak digunakan adalah konsentrasi 30-35%. Hidrogen peroksida bersifat kaustik dan dapat membuat jaringan terbakar jika terjadi kontak. Hidrogen peroksida juga melepaskan radikal bebas yang toksik, anion perhidroksil, ataupun keduanya. Larutan hidrogen peroksida dengan konsentrasi tinggi harus ditangani dengan hati-hati karena bersifat tidak stabil secara termodinamis dan dapat meledak kecuali jika disimpan dalam lemari pendingin dan dimasukkan dalam wadah yang gelap.

2. Karbamid Peroksida

Karbamid peroksida disebut juga urea peroksida karena kombinasi urea dan hidrogen peroksida. Karbamid peroksida tidak berwarna, tidak berbau, tidak toksik, dan berbentuk Kristal putih yang dapat larut dalam alkohol, eter dan air. Karbamid peroksida dapat digunakan dalam dua konsentrasi, yaitu konsentrasi tinggi (30-50%) yang dipakai untuk metode in office bleaching dan konsentrasi rendah (10-16%) yang digunakan untuk metode home bleaching.

Karbamid peroksida telah digunakan sebagai bahan pemutih gigi sejak tahun 1989 dan merupakan bahan yang sering dipakai dalam perawatan pemutihan gigi vital menggunakan teknik home bleaching. Pemutihan gigi menggunakan karbamid peroksida 10% disetujui di beberapa negara besar seperti Amerika (ADA), Kanada (FDA) dan Eropa (SCCNFP) karena lebih aman, murah dan efektif untuk pemutihan gigi vital.

Bahan pemutihan gigi dengan karbamid peroksida biasanya juga mengandung gliserin atau propilen glikol, sodium stanat, asam fosfat atau asam sitrat, dan zat perasa tambahan. Dalam beberapa bahan, karbopol, polimer asam poliakrilat yang larut air, ditambahkan sebagai bahan pengental serta untuk memperpanjang waktu penyimpanan. Karbopol juga dapat menambah kekentalan dan daya lekat serta memperlambat proses pelepasan oksigen dari karbamid sehingga memungkinkan oksigen bereaksi lebih lama dengan bahan yang menyebabkan pewarnaan.

Karbamid peroksida memiliki rumus kimia CO(NH2)2.H2O2 yaitu senyawa organik terdiri dari hidrogen peroksida dan urea 1:1. Sedangkan karbamid peroksida merupakan keadaan dimana hidrogen peroksida dalam keadaan lebih stabil. Pada karbamid peroksida 10% mengandung 3,6% hidrogen peroksida dan 6,4% urea, sedangkan pada 35% karbamid peroksida setara dengan 12% hidrogen peroksida.

Urea dalam karbamid peroksida berperan sebagai penstabil agar efek bahan tersebut lebih panjang dan berperan memperlambat proses pelepasan hidrogen peroksida. Agar efek karbamid peroksida maksimal, dibutuhkan waktu yang lama untuk berkontak dengan gigi. Urea dalam karbamid peroksida dengan berat molekul yang rendah dapat bergerak bebas ke dalam email dan dentin pada saat proses degradasi ammonia, dan karbondioksida akan dilepas sehingga akan meningkatkan pH. Proses buffer dapat meningkatkan efek pemutihan karena produksi ion perhidrol meningkat sehingga proses oksidasi juga akan bertambah. Selain itu, urea juga mempunyai efek pembersih untuk menetralkan asam dan menghilangkan noda-noda pada gigi.

Perbedaan penting dari hidrogen peroksida dan karbamid peroksida adalah tingkat kecenderungan melepas peroksida. Urea menstabilkan karbamid peroksida sehingga lebih lambat terurai menjadi peroksida daripada hidrogen peroksida. Karbamid peroksida melepaskan sekitar 50% peroksida dalam dua jam pertama, kemudian sisanya dilepaskan selama 6 jam kedepan. Hidrogen peroksida akan terurai melepaskan peroksida sepenuhnya dalam waktu sekitar satu jam pertama sehingga diperkirakan hidrogen peroksida dapat berefek lebih besar terhadap pulpa dibanding karbamid peroksida.