Apa yang dimaksud dengan biodiversitas?

Salah satu cara untuk mendukung pertanian berkelanjutan adalah dengan penerapan biodiversitas.
Apa yang dimaksud dengan biodiversitas?

Biodiversitas (keanekaragaman hayati) merupakan keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah atau suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya.

“Keanekaragaman”, dalam pikiran mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur atau pun jumlah. Sedangkan kata “Hayati” menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.
Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Ada tumbuhan yang berbatang keras, dan berbatang lunak. Ada yang berdaun lebar, tetapi ada pula yang berdaun kecil, serta bunga yang berwarna-warni. Begitu pula tumbuhan-tumbuhan yang memiliki kesamaan ciri seperti : tulang daun menyirip atau sejajar, sistem perakaran tunggang atau serabut, berbiji tertutup atau terbuka, mahkota bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lain-lain. Begitu pula pada hewan, terdapat hewan-hewan yang bertubuh besar seperti kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil seperti semut serta kupu-kupu.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Berbagai macam spesies makhluk hidup dan juga sumber daya alam tersebar di seluruh kawasan Indonesia. Yang seluruhnya tentu saja memiliki manfaat maupun nilai ekonomis yang sangat berarti bagi kita semua. Manfaat biodiversitas antara lain, yaitu :

  1. Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat manusia, karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta kebutuhan hidup yang lain.
  2. Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
  3. Mengembangkan sosial budaya umat manusia.
  4. Membangkitkan nuansa keindahan yang merefleksikan penciptanya.
    Pelestarian keanekaragaman jenis di Indonesia dilakukan baik secara insitu maupun eksitu. Konservasi in situ berarti konservasi dari spesies target, dalam ekosistem alami atau aslinya, atau pada kawasan yang sebelumnya ditempati oleh ekosistem tersebut. Khusus untuk tumbuhan meskipun berlaku untuk populasi yang dibiakkan secara alami. Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagi masyarakat ini harus dilakukan secara berkelanjutan yaitu manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Oleh karena itu, pelestarian keanekaragaman hayati yang ada di sekitar harus dilakukan agar dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang.
    Keanekaragaman gen menunjukkan kepada variasi gen dalam suatu spesies, yaitu perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam suatu spesies yang sama, misalnya keragaman gen yang terdapat pada ratusan varietas tradisional padi India. Keanekaragaman spesies menunjukkan kepada keragaman spesies dalam suatu daerah. Keragaman seperti ini dapat diukur dengan banyak cara, seperti jumlah spesies pada suatu daerah. Keanekaragaman ekosistem meliputi total keseluruhan keanekaragaman spesies maupun keanekaragaman gen yang terdapat pada daerah yang tergabung dalam suatu ekosistem tertentu.
    Pengelolaan keanekaragaman hayati tidak cukup hanya mempertimbangkan keanekaragaman gen, spesies maupun ekosistem, namun untuk membuat suatu manajemen khusus dan kebijaksanaan tertentu, maka bentuk dan fungsinya pada keanekaragaman kebudayaan suatu masyarakat sangat penting untuk dilibatkan. Kenaekaragaman kebudayaan dicerminkan oleh bahasa, agama, kepercayaan, seni, musik, praktek pengelolaan tanah, seleksi tanaman, diet, struktur sosial dan beberapa atribut sosial masyarakat.
    Di Indonesia, keanekaragaman hayati merupakan sumber daya yang penting bagi pembangunan nasional. Sejumlah besar sektor perekonomian nasional tergantung secara langsung ataupun tak langsung dengan keanekaragaman flora-fauna, ekosistem alami dan fungsi-fungsi lingkungan yang dihasilkannya. Keanekaragaman hayati ini juga merupakan anugerah terbesar bagi masyarakat Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Manfaat yang dapat diperoleh dari besarnya keanekaragaman hayati bagi masyarakat kita antara lain adalah (1) Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat manusia, karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta kebutuhan hidup yang lain (2) Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi (3) Mengembangkan sosial budaya umat manusia. Manfaat dari pengembangan keanekaragaman hayati antara lain:
  5. Manfaat dalam Ekonomi
    Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat Indonesia maupun untuk kepentingan ekspor, misalnya saja kayu jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan kosmetika. Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk kegiatan industri. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber bahan makanan yang mengandung protein.
  6. Manfaat dalam Ekologi
    Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain: a. Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca. b. Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara. Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus.
  7. Manfaat dalam Farmasi
    Manusia telah lama menggunakan sumber daya hayati untuk kepentingan medis. Selain pengobatan tradisional, pengobatan moderenpun sangat tergantung pada keragaman hayati terutama tumbuhan dan mikroba. Sumber daya dari tanaman liar, hewan dan mikroorganisme juga sangat penting dalam pencarian bahan-bahan aktif bidang kesehatan. Banyak obat-obatan yang digunakan saat ini berasal dari tanaman; beberapa antibiotik, berasal dari mikroorganisme, dan struktur kimia baru ditemukan setiap saat.
  8. Manfaat dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi
    Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan. Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia. Masih banyak yang bisa dipelajari tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya hayati secara lebih baik, bagaimana menjaga dasar genetik dari sumber daya hayati yang terpakai, dan bagaimana untuk merehabilitasi ekosistem yang terdegradasi. Daerah alami menyediakan laboratorium yang baik sekali untuk studi seperti ini, sebagai perbandingan terhadap daerah lain dengan penggunaan sistem yang berbeda, dan untuk penelitian yang berharga mengenai ekologi dan evolusi. Habitat yang tidak dialih fungsikan seringkali penting untuk beberapa pendekatan tertentu, menyediakan kontrol yang diakibatkan oleh perubahan mengenai sistem pelelolaan yang berbeda dapat diukur dan dilakukan.
    Referensi :
    Nuryanti, A. 2015. Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan Tradisional Terkait Sumber Daya Genetik untuk Kemakmuran. Jurnal Masalah-Masalah Hukum, 44 (4) , 405-414.

Pujiasmanto, B., Yunus, A., dan Samanhudi, S. 2018. Potensi Keanekaragaman Hayati Dalam Mendukung Indonesia Sebagai Lumbung Pangan. [Prosiding Seminar Nasional]. Fakultas Pertanian UNS Vol. 02, No. 01.

Sabran, M. 2019. Sistem Akses SDG Tanaman dan Pembagian Keuntungan Hasil Pemanfaatannya. Buletin Plasma Nutfah, 24 (2), 135-142.

Supriyanti, A. 2016. Sumber Daya Genetik, Kekayaan Indonesia yang Bernilai Tinggi diakses di https://www.beritasatu.com/kesehatan/340643/sumber-daya-genetik-kekayaan-indonesia-yang-bernilai-tinggi Pada Tanggal 10 Juli 2020, Pukul 14:12.

Yusron, E. 2005. Pemanfaatan keragaman genetik dalam pengelolaan sumberdaya hayati laut. Jurnal Oseana, 30 (2), 29-34.

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan dan organisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini. Keanekaragam hayati ( biological-diversity atau biodiversity ) merupakan semua makhluk hidup yang ada di bumi (tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme) termasuk keanekaragaman genetik yang dikandung dan keanekaragaman ekosistem yang dibentuk (DITR 2007).

Keanekaragaman mahluk hidup terjadi karena adanya perbedaan sifat seperti: ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup dan lain-lain. Keanekaragaman mahluk hidup penting bagi kelangsungan dan kelestarian mahluk hidup. Kelompok mahluk hidup yang memiliki kelestarian tinggi, dicirikan dengan keanekaragaman yang tinggi. Begitu pula sebaliknya jika mahluk hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah, dicirikan dengan tingkat keanekaragaman yang rendah dan terancam punah. Menurut Purvis dan Hector (2000), keanekaragaman hayati itu sendiri terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:

  • Keanekaragaman spesies, merupakan keanekaragaman semua spesies makhluk hidup yang ada di bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur, hewan yang bersel banyak atau multiseluler).
  • Keanekaragaman genetik, merupakan variasi genetik dalam satu spesies, baik di antara populasi yang terpisah secara geografis, maupun antara individu dalam satu populasi.
  • Keanekaragaman ekosistem, merupakan komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing.
  • Keanekaragaman hayati ( biodiversity ) merupakan dasar dari munculnya beragam jasa ekosistem ( ecosystem services ), baik dalam bentuk barang/produk maupun dalam bentuk jasa lingkungan yang sangat diperlukan oleh perikehidupan makhluk hidup, khususnya manusia.

Keanekaragaman hayati bagi manusia memiliki manfaat yang besar. Banyak macamnya flora dan fauna tersebut merupakan sumber daya alam hayati yang bernilai tinggi serta memberikan nilai tambah bagi manusia. Pemanfaatan keanekaragaman hayati ini dapat digolongkan menjadi beberapa nilai manfaat, yaitu nilai konsumtif, nilai produktif dan nilai nonkonsumtif.
• Nilai konsumtif artinya nilai dari produk keanekaragaman hayati yang langsung bisa dikonsumsi seperti bahan pangan, obat-obatan dan bahan bakar
• Nilai produktif artinya nilai dari produk keanekaragaman hayati yang diolah bersifat komersial seperti industri karet, industri benang, industri pengalengan ikan dan lain-lain
• Nilai nonkonsumtif artinya manfaat selain konsumtif dan produktif, misalnya sebagai sumber plasma nutfah, menjaga kelestarian ekosistem, dan memberikan keindahan alam.

Referensi

Department of Industry Tourism and Resources of Australian Government. 2007. Biodiversity Management. Ministry of Industry Tourism and Resources, Australia

Purvis A, Hector A. 2000. Getting the measure of biodiversity. Nature 405: 212-219

Kusmana, C. (2015). Keanekaragaman hayati (biodiversitas) sebagai elemen kunci ekosistem kota hijau (Biological diversity (biodiversity) as a key element of green urban ecosystem). Institut Pertanian Bogor. Pros Semnas Masy Biodiv, Volume 1, Nomor 8.

Pengertian Biodiversitas

  • keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variabilitas di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk interaksi ekosistem terestrial, pesisir dan lautan dan ekosistem akuatik lain serta kompleks ekologik tempat hidup makhluk hidup menjadi bagiannya. Hal ini meliputi keanekaragaman jenis, antar jenis dan ekosistem (Convention on Biological Diversity, 1992).
  • Pengertian yang lain, keanekaragaman hayati adalah ketersediaan keanekaragaman sumber daya hayati berupa jenis maupun kekayaan plasma nutfah (keanekaragaman genetik di dalam jenis), keanekaragaman antarjenis dan keanekaragaman ekosistem (Sudarsono dkk, 2005).
  • Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah semua kehidupan di atas bumi ini baik tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme serta berbagai materi genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem perairan lainnya (Global Village Translations, 2007).
  • Keanekaragaman hayati mencakup semua bentuk kehidupan di muka bumi, mulai dari makhluk sederhana seperti jamur dan bakteri hingga makhluk yang mampu berpikir seperti manusia (Bappenas, 2004).

Keanekaragaman hayati dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:

  1. Keanekaragaman spesies
    Keanekaragaman spesies mencakup seluruh spesies yang ditemukan di bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). Spesies dapat diartikan sebagai sekelompok individu yang menunjukkan beberapa karakteristik penting berbeda dari kelompok-kelompok lain baik secara morfologi, fisiologi atau biokimia. Definisi spesies secara morfologis ini yang paling banyak digunakan oleh pada taksonom yang mengkhususkan diri untuk mengklasifikasikan spesies dan mengidentifikasi spesimen yang belum diketahui (Indrawan, 2007).
  2. Keanekaragaman genetik
    Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik dalam satu spesies baik di antara populasi-populasi yang terpisah secara geografik maupun di antara individu-individu dalam satu populasi. Individu dalam satu populasi memiliki perbedaan genetik antara satu dengan lainnya. Variasi genetik timbul karena setiap individu mempunyai bentuk-bentuk gen yang khas. Variasi genetik bertambah ketika keturunan menerima kombinasi unik gen dan kromosom dari induknya melalui rekombinasi gen yang terjadi melalui reproduksi seksual. Proses inilah yang meningkatkan potensi variasi genetik dengan mengatur ulang alela secara acak sehingga timbul kombinasi yang berbeda-beda (Indrawan, 2007).
  3. Keanekaragaman ekosistem
    Keanekaragaman ekosistem merupakan komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing (Indrawan, 2007).
Referensi

Bappenas. 2004. Wilayah Kritis Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pengendalian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

Convention on Biological Diversity.1992. Artcle 8. In-situ Conservation. http://www.cbd.int

Global Village Translations. 2007. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati. Jakarta: Persemakmuran Australia.

Indrawan, Mochamad. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang : Universitas Negeri Malang.

Biodiversitas diartikan sebagai banyaknya dan kelimpahan jenis (spesies) makhluk hidup, variasi genetik dalam suatu spesies, serta keragaman habitat dan ekosistem. Keuntungan adanya biodiversitas adalah tingginya ketahanan menghadapi perubahan lingkungan. Indonesia merupakan salah satu pusat biodiversitas di dunia. Hal ini karena Indonesia memiliki kekayaan spesies tumbuhan dan hewan yang sangat berlimpah. Data statistik Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2015, menyatakan bahwa Indonesia memiliki 4.300 jenis satwa termasuk 1.501 adalah spesies endemik dan 38.000 spesies tumbuhan termasuk sekitar 25.000 spesies endemik. Untuk tumbuhan hutan berkayu, Kalimantan merupakan pusat biodiversitas tumbuhan Dipterokarpa. Lima puluh persen spesies Dipterokarpa yang ada di dunia dapat ditemukan di Kalimantan.

Referensi:
Diki. 2019. Konservasi Biodiversitas dalam Menghadapi Kerusakan Akibat Bencana. Seminar Nasional FST Universitas Terbuka. 25-44.

Biodiversitas adalah jumlah dari seluruh makhluk hidup, kekayaan yang luas dan variasi dunia kehidupan dari tingkat gen hingga bioma. Tingkatan keanekaragaman yang paling baik dipahami dari perspektif hierarki, dari gen dan spesies, ekosistem, dan lanskap. Dari hierarki, masing-masing dapat di bagi lagi berdasarkan komposisi, struktur, dan fungsi. Komposisi mencakup konstitusi genetik suatu populasi, identitas dan kelimpahan relatif suatu spesies dalam sebuah komunitas alami, dan jenis-jenis habitat serta komunitas yang tersebar di lanskap. Struktur misalnya mencakup sekuens pool, rintangan-rintangan di hutan, lapisan vertikal dan patch horizontal vegetasi. Sementara fungsi mencakup iklim, geologi, hidrologis, ekologis, dan proses evolusi yang menghasilkan keanekaragaman.

Terdapat perubahan yang dapat mengancam biodiversitas yaitu perubahan iklim, perubahan gangguan alami, masuknya kimia asing ke suatu lingkungan, introduksi spesies atau hilangnya spesies. Terdapat beberapa komponen biodiversitas yaitu:
1. Keanekaragaman genetik
Gen adalah materi genetik yang terdapat di dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat atau ciri dari organisme. Perbedaan variasi gen pada setiap makhluk hidup menyebabkan sifat yang tidak tampak (sifat genotipe) dan sifat yang dapat diamati (sifat fenotipe) pada setiap makhluk hidup menjadi berbeda. Keragaman genetik merupakan bahan penggerak evolusi.
2. Keanekaragaman tingkat populasi
Populasi adalah sebuah kelompok individu-individu dari spesies tertentu yang hidup di daerah tertentu pada waktu yang sama. Populasi tertentu dapat mempunyai nilai konservasi besar karena kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan habitat tertentu yang bisa memiliki berbagai jenis karakter. Kehilangan suatu populasi lokal mengurangi kemampuan ekosistem untuk menghasilkan barang dan jasa terhadap manusia dan spesies lain yang hidup disana.
3. Keanekaragaman spesies
Spesies adalah sekelompok populasi alami yang nyata dan secara potensial dapat berkembang biak dan berdasarkan reproduksinya terisolasi dari group lain. Spesies yang berhubungan dekat akan mengembangkan dan mengumpulkan perbedaan genetik. Jumlah gen yang unik dan ciri morfologis dan fisiologis yang dikodekannya akan bertambah dalam garis keturunan seiring waktu.

Refrensi:
Supriatna, J. (2018). Konservasi Biodiversitas: Teori dan Plastik di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Biodiversitas berasal dari dua kata kata “biological” dan “diversity”. Biodiversitas yang juga dikenal dengan istilah keanekaragaman hayati, yakni berbagai macam makhluk hidup yang hidup di bumi, seperti mikroorganisme, binatang, tumbuhan, dan berbagai genus dan ekosistem kompleks yang menunjangnya. Penjelasan mudahnya, biodiversitas dapat dikatakan sebagai kumpulan dari berbagai macam mikroorganisme, hewan, dan tumbuhan yang sudah ada di bumi selama ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Kata biodiversitas ini mulai ramai dibicarakan sejak ditandatanganinya deklarasi lingkungan Rio Janeiro, tahun 1992. Dimana telah disepakati bahwa biodiversitas merupakan sebuah subjek, bukan sebuah nilai atau ukuran. Biodiversitas menjadi sesuatu yang harus dilindungi dan dilestarikan dengan alasan:

  • Biodiversitas dapat menjaga kestabilan ekosistem
  • Biodiversitas dapat dimanfaatkan dalam aspek kebudayaan atau spiritual seperti menjadi sumber inspirasi dan sebagai penanda suatu budaya.
  • Dilihat dari aspek moral, biodiversitas juga memiliki hak yang sama dengan manusia. Dimana semua benda yang hidup memiliki hak untuk hidup dan tetap ada di alam.
  • Jika dilihat dari masa yang akan datang, biodiversitas akan sangat berperan penting dalam kebutuhan seleksi tanaman, atau produksi pangan di masa yang akan datang.
  • Sampai saat inipun, manusia juga masih bergantung pada hutan, contohnya seperti dalam keperluan mencari tumbuhan-tumbuhan yang berpotensi sebagai obat.
  • Selama manusia masih membutuhkan tempat tinggal, di situlah biodiversitas memiliki peran yang sangat penting. Di mana, biodiversitas dapat menjadi bahan utama dalam membuat bahan bangunan untuk keperluan pembangunan.

Adapun ringkasan dari peran biodiversitas terhadap kehidupan manusia dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Namun dewasa ini, biodiversitas di alam banyak yang telah mengalami kepunahan. Hal ini disebabkan oleh beberapa proses alam itu sendiri, seperti banjir, kekeringan, dan angina puyuh. Selain itu, aktivitas beberapa aktivitas manusia juga dapat berdampak negatif terhadap biodiversitas di alam, seperti:

  • Eksploitasi besar-besaran terhadap spesies tertentu yang bernilai ekonomi tinggi
  • Kegiatan pengembalaan atau perburuan yang liar dan berlebihan
  • Adanya polusi atau pencemaran lingkungan yang berdampak pada eksistensi biodiversitas itu sendiri

Sehingga untuk mengatasi dampak negatif tersebut, diperlukan suatu strategi atau upaya yang dapat melestarikan biodiversitas.

Referensi

Widianto, K. Hairiah, D. Suharjito, dan M. A. Sardjono. (2003). Fungsi dan Peran Agroforestri. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF).