“Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas”. Garisson (2000)
Jika tingkat aktivitasnya dilipatduakan, maka total biaya variabel juga akan dilipat dua kali.
Biaya variabel ini dapat di bagi lagi menjadi beberapa bagian, pembagian yang lebih rinci ini penting karena akan mempengaruhi sikap manajemen dalam menerapkan sejumlah kebijakan dan pemahaman yang kasar terhadap perilaku biaya dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah. Dalam prakteknya, banyak perusahaan yang bangkrut karena manajemen salah dalam menyiasati biaya yang terjadi dalam perusahaannya.
Atas dasar perilaku biaya, sejumlah biaya variabel akan benar-benar bersifat proporsional, sebagian lagi bersifat bertahap.
• Biaya variabel bersifat proporsional
Menurut Hariadi (2002) ”biaya variabel bersifat proporsional adalah biaya variabel yang berubah secara proporsional dengan perubahan tingkat kegiatan”. Contoh yang sederhana adalah biaya bahan baku yang berubah sejalan dengan perubahan volume produksi. Biaya bahan baku dapat dikatakan berubah sepenuhnya oleh tingkat kegiatan karena andaikata tidak ada kegiatan produksi maka biaya bahan juga tidak ada. Misalnya untuk memproduksi 5.000 unit barang jadi diperlukan biaya bahan baku Rp.50.000,00 maka berikutnya untuk memproduksi 10.000 unit barang jadi diperlukan biaya bahan baku sebesar Rp. 100.000,00 dan seterusnya.
• Biaya variabel bertahap
Menurut Hariadi (2002) ”biaya variabel bertahap adalah biaya variabel yang berubah setahap demi setahap dalam waktu tertentu atau tingkat kegiatan tertentu”. Contohnya adalah biaya tenaga kerja langsung. Tidak seperti biaya bahan baku, jam tenaga kerja langsung pabrik tak bisa di simpan sebagai persediaan untuk kemudian digunakan pada masa berikutnya. Jam kerja sudah ada dalam jumlah tertentu dan kalau tidak digunakan secara efektif, maka akan hilang begitu saja. Perubahan kapasitas produksi tidak secara otomatis menyebabkan biaya tenaga kerja berubah.