Apa yang dimaksud dengan Biaya (Cost)?

Biaya

Biaya (cost) adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.

Apa yang dimaksud dengan biaya (cost) ?

Dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan dan pengendalian manajemen membutuhkan pemahaman akan arti biaya dan terminologi yang berkaitan dengan biaya. Pembebanan biaya atas produk, jasa, pelanggan dan objek lain yang merupakan kepentingan manajemen, adalah salah satu tujuan dasar sistem informasi akuntasi manajemen.

Peningkatan keakuratan pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih bermutu tinggi yang kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik. Memperbaiki penentuan biaya telah menjadi pengembangan utama dalam bidang manajemen biaya. Sebelum membicarakan proses penentuan biaya, baiknya menentukan mengenai definisi biaya (cost).

Biaya (cost) digolongkan menjadi dua bagian, yaitu : aktiva atau aset dan beban atau expense.

Biaya akan dicatat sebagai aktiva atau aset apabila memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Sedangkan biaya akan dikategorikan sebagai beban atau expense jika memberikan manfaat pada periode akuntansi berjalan.

Aktiva atau aset juga dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu : aktiva atau aset dan beban atau expense. Jika aktiva atau aset tersebut belum terpakai, maka tetap dicatat sebagai aktiva atau aset. Sedangkan apabila aktiva atau aset tersebut telah digunakan, maka akan dicatat sebagai beban.

Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai berikut :

Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi.

Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Sebagai contoh, menukar peralatan dengan bahan yang digunakan untuk produksi. Dalam usaha menghasilkan manfaat saat ini dan di masa depan, manajemen suatu organisasi harus melakukan berbagai usaha untuk meminimumkan biaya yang dibutuhkan dalam mencapai keuntungan tertentu. Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu memiliki arti bahwa perusahaan menjadi lebih efisien. Biaya tidak harus ditekan, tetapi juga harus dikelola secara strategis.

Adapun definisi biaya menurut Mulyadi (1990), yaitu :

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.”

Sedangkan IAI (IASC) mendefinisikan biaya dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002), sebagai berikut :

“Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.”

Klasifikasi Biaya


Klasifikasi biaya sangat diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu pihak manajemen dalam mencapai tujuannya. Untuk tujuan perhitungan biaya produk dan jasa, biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau fungsi-fungsi. Menurut Hansen dan Mowen (2006), biaya dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama, antara lain :

  1. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai :

    • Bahan baku langsung, adalah bahan yang dapat di telusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan langsung ini dapat dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Bahan yang menjadi bagian produk berwujud atau bahan yang digunakan dalam penyediaan jasa pada umumnya diklasifikasikan sebagai bahan langsung.

    • Tenaga kerja langsung, adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.

    • Overhead. Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam kategori biaya overhead. Kategori biaya overhead memuat berbagai item yang luas.

      Banyak input selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung diperlukan untuk membuat produk. Bahan langsung yang merupakan bagian yang tidak signifikan dari produk jadi umumnya dimasukkan dalam kategori overhead sebagai jenis khusus dari bahan tidak langsung. Hal ini dibenarkan atas dasar biaya dan kepraktisan. Biaya penelusuran menjadi lebih besar dibandingkan dengan manfaat dari peningkatan keakuratan.

      Biaya lembur tenaga kerja langsung biasanya dibebankan ke overhead. Dasar pemikirannya adalah bahwa tidak semua operasi produksi tertentu secara khusus dapat diidentifikasi sebagai penyebab lembur. Oleh sebab itu, biaya lembur adalah hal yang umum bagi semua operasi produksi, dan merupakan biaya manufaktur tidak langsung.

  2. Biaya nonproduksi (non-manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Terdapat dua kategori biaya nonproduksi yang lazim, antara lain :

    • Biaya penjualan atau pemasaran, adalah biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa.

    • Biaya administrasi, merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran ataupun produksi. Administrasi umum bertanggung jawab dalam memastikan bahwa berbagai aktivitas organisasi terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan secara keseluruhan dapat terealisasi.

Menurut Hansen dan Mowen (1999), yang diterjemahkan oleh Hermawan, A.A., biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi.

Carter dan Usry (2002) mendefinisikan biaya sebagai

”an exchange price, a forgoing, a sacrifice made to secure benefit … the forgoing or sacrifice at date of acquisition is represented by a current or future diminution in cash or other assets.”

Biaya adalah suatu nilai, berupa kas atau nilai ekuivalen kas, yang dikorbankan atau ditukarkan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada saat ini maupun yang akan datang bagi organisasi.

Orang cenderung menyamakan istilah biaya dengan beban. Namun menurut Carter dan Usry (2002) bahwa

every expense is a cost, but not every cost is an expense; assets are costs, for example, but th ey are not (yet) expenses”. Jadi, semua beban adalah biaya, namun biaya belum tentu sudah menjadi beban.

Carter dan Usry juga memberi contoh yaitu

… purchase of raw materials for cash … The materials are acquired at some cost, but they are not yet an expense. When the firm later sells … , the cost of materials is written off among expenses on the income statement”. Jadi, contohnya pembelian bahan baku dengan sejumlah uang, maka timbul biaya. Biaya tersebut baru diakui sebagai beban setelah barang jadi (yang terbuat dari bahan baku tersebut) dijual oleh perusahaan.

Klasifikasi Biaya


Garrison dan Noreen (2000), terjemahan Budisantoso Totok A., mengklasifikasikan biaya berdasarkan tujuannya, sebagai berikut:

• Tujuan menyiapkan laporan keuangan eksternal

1. Biaya produk yaitu biaya yang berisi biaya-biaya yang terkait dengan baik pembelian maupun produksi barang. Kebanyakan perusahaan manufaktur membagi biaya manufaktur ke dalam tiga kategori besar:

  • Bahan langsung. Bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Termasuk misalnya tempat duduk di pesawat Boeing yang dibeli dari subkontraktor yang kemudian dipasang di pesawat-pesawat komersialnya.

  • Tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Misalnya, tenaga kerja bagian perakitan.

  • Overhead pabrik. Termasuk seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak properti, penyusutan, asuransi fasilitas-fasilitas produksi.

    Di dalam perusahaan juga terdapat biaya listrik dan penerangan, pajak properti, asuransi, penyusutan, dan sebagainya berkaitan dengan fungsi administrasi dan penjualan. Hanya biaya-biaya yang berkaitan dengan operasi perusahaan yang termasuk kategori biaya overhead produksi.

    Sejumlah nama lain biaya overhead pabrik misalnya biaya manufaktur tidak langsung overhead pabrik, biaya pabrik. Jika kasus perusahaan merupakan non manufaktur, maka overhead pabrik menjadi overhead, dan tidak ada biaya bahan langsung (jika memang tidak ada).

2. Biaya periodik yaitu semua biaya yang tidak termasuk dalam biaya produk (non produksi). Biaya ini adalah beban dalam laporan laba rugi dalam periode di mana biaya tersebut terjadi dengan menggunakan peraturan akuntansi akrual seperti yang telah dipelajari dalam akuntansi keuangan. Biaya periodik akan dimasukkan dalam laporan laba rugi sebagai beban dalam periode terjadinya. Umumnya biaya non produksi dipilah menjadi dua:

  • Biaya penjualan dan marketing, termasuk semau biaya yang diperlukan untuk menangani pesanan konsumen dan memperoleh produk atau jasa untuk disampaikan kepada konsumen. Biaya marketing meliputi pengiklanan, pengiriman, perjalanan dalam rangka penjualan, komisi penjualan, gaji untuk bagian penjualan, biaya gudang produk jadi.

  • Biaya administrasi meliputi biaya eksekutif, organisasional, dan klerikal yang berkaitan dengan manajemen umum organisasi. Contohnya, kompensasi eksekutif, akuntansi umum, sekretariat, humas, dan biaya sejenis yang terkait dengan administrasi umum organisasi secara keseluruhan.

• Tujuan memprediksi perilaku biaya untuk merespon perubahan aktivitas.

Perilaku biaya berarti bagaimana biaya ak an bereaksi atau merespons perubahan aktivitas bisnis. Bila aktivitas bisnis meningkat atau surut, biaya tertentu mungkin akan ikut naik atau turun atau mungkin juga tetap. Biaya ini biasanya dikategorikan menjadi variabel dan tetap.

  • Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas. Aktivitas dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk seperti unit yang diproduksi, unit yang dijual, kilometer, jam kerja, dan sebagainya. Salah satu aspek yang menarik dari perilaku biaya variabel ad alah bahwa biaya variabel selalu konstan apabila dinyatakan dalam harga per unit. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan langsung.

  • Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas. Ketika dikatakan bahwa biaya bersifat tetap, berarti tetap dalam cakupan yang relevan (relevant range), yaitu cakupan aktivitas dengan valid itas asumsi biaya variabel dan biaya tetap.

    Sebagai contoh, asumsi bahwa biaya sewa untuk sebuah mesin 8.000 dolar per bulan dianggap valid dalam cakupan yang relevan penggunaan antara 0 sampai 2.000 kali. Biaya tetap dapat menimbulkan kesulitan apabila harus menyatakannya dalam biaya per unit, karena akan berbanding terbalik dengan perubahan aktivitas. Contoh biaya tetap yaitu sewa asuransi, penyusutan dengan metode garis lurus, gaji pegawai, dan sebagainya.

    Welsch, Hilton dan Gordon (2000), terjemahan Purwatiningsih dan Maudy W., menyatakan bahwa biaya variabel harus dikaitkan dengan aktivitas dalam batasan yang relevan dari operasi. Di luar batasan normal, pola biaya variabel biasanya akan berubah.

• Tujuan menentukan biaya ke objek biaya seperti departemen atau produk

Biaya dibebankan ke objek biaya dengan berbagai tujuan termasuk penentuan harga, mempelajari tingkat laba, dan pengendalian. Objek biaya adalah segala sesuatu yang untuknya data biaya dimaksudkan termasuk produk, lini produk, konsumen, pekerjaan, dan sub-unit organisasi. Untuk tujuan ini, biaya dipilah menjadi:

  • Biaya langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah ditelusuri ke objek biaya yang bersangkutan. Konsep biaya langsung lebih luas dari pengertian bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Sebagai contoh, jika Reebok membebankan biaya ke berbagai kantor penjualan regional dan nasional, gaji manajer penjualan di kantor Tokyo menjadi biaya langsung kantor tersebut.

  • Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah ke objek biaya yang bersangkutan. Sebagai contoh (Gordon dan Noreen (2000)), pabrik Campbel Soup memproduksi sejumlah jenis sup kalengan. Gaji manajer pabrik menjadi biaya tidak langsung dari setiap jenis sup kalengan mangkuk yang dibuat. Gaji ini disebut juga common cost, yaitu biaya yang bersama-sama dinikmati oleh seju mlah objek biay a. Jadi, biaya tertentu mungkin masuk kategori langsung atau tidak langsung tergantung dari objek biayanya. Misalnya, gaji manajer pabrik di Campbel Soup bisa menjadi biaya langsung jika objek biayanya adalah divisi produksi.

• Tujuan pembuatan keputusan

  • Biaya diferensial. Setiap alternatif keputusan bisnis dapat memperoleh konsekuensi biaya dan manfaat tertentu. Perbedaan biaya antara dua alternatif keputusan disebut biaya diferensial. Contohnya, alternatif distribusi perusahaan apakah melalui pengecer atau distribusi langsung ke rumah-rumah.

  • Opportunity cost adalah manfaat potensial yang akan hilang bila salah satu alternatif telah dipilih dari sejumlah alternatif yang tersedia. Contohnya, Steve, seorang karyawan yang bekerja di perusahaan yang memberinya gaji $20.000 tiap tahun. Dia berencana untuk belajar lagi di perguruan tinggi. Karena untuk bersekolah berarti dia tidak bisa bekerja dan tidak dapat menghasilkan sebesar $20.000 maka sejumlah tersebut adalah opportunity cost yang terjadi apabila dia menuntut pendidikan lagi.

  • Sunk cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh keputusan apapun yang dibuat saat ini ataupun masa yang akan datang. Karena sunk cost tidak dapat diubah oleh keputusan apapun, sunk cost bukanlah biaya diferensial. Contohnya, penyusutan aktiva tetap.

Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai

“suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat."

Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada tanggal akuisisi dicerminkan oleh penyusutan atas kas atau asset lain yang terjadi pada saat ini atau di masa yang akan datang. Biaya dan beban memiliki perbedaan yang terkadang tidak disadari oleh beberapa orang. Beban dan biaya berbeda satu sama lain baik pengertian, penyajian, penyampaian yang berbeda.

Berikut pengertian biaya menurut beberapa ahli :

  • Pengertian biaya dikemukakan oleh Prawironegoro dan Purwanti (2009), bahwa biaya merupakan pengorbanan untuk memperoleh harta, sedangkan beban merupakan pengorbanan untuk memperoleh pendapatan. Biaya dan beban merupakan pengorbanan, namun tujuannya berbeda. Oleh karena itu, perlu diketahui perbedaan dari pengertian biaya dan beban.

  • Pengertian biaya menurut Supriyono (2011), biaya dalam arti cost (harga pokok) adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi).

  • Sprouse and Moonitz dalam Carter (2009), mendefinisikan biaya sebagai “an exchange price, a forgoing, a sacrifice made to secure benefit. In financial accounting, the forgoing or sacrifice at date of acquisition is represented by a current or future diminution in cash or other assets” .

  • Ony Widilestariningtyas, Sony W.F, Sri Dewi Anggadini (2012), menyatakan biaya adalah biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat.

  • Menurut Mulyadi (2010), pengertian luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Terdapat 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut:

  1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,

  2. Diukur dalam satuan uang,

  3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,

  4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Sedangkan, beban dalam arti luas merupakan semua biaya yang telah habis masa berlakunya yang mengurangi pendapatan perusahaan. Beban dapat terjadi karena penggunaan atas beban itu hadir ketika melakukan pemakaian tertentu. Beban dapat didefinisikan sebagai pengeluaran untuk mendapatkan pendapatan pada suatu periode tertentu. Beban atau expense dikurangkan pada pendapatan untuk memperoleh laba. Unsur yang belum termasuk dalam perhitungan rugi-laba merupakan biaya menurut Purwanti dan Prawironegoro (2013).

Supriyono (2011) mengungkapkan pengertian beban (expense) adalah biaya yang dikorbankan atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan (revenues) dalam suatu periode akuntansi terntentu.

Penggolongan Biaya


Berikut pengertian penggolongan biaya menurut beberapa ahli :

  • Penggolongan adalah proses pengelompokan atas seluruh elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu, yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi biaya yang lebih berarti (Supriyono, 2011).

  • Penggolongan Biaya menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2010) adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting.

  • Penggolongan biaya menurut Mulyadi (2010) dengan berbagai cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep: “ different costs for different purposes ”. Biaya dapat digolongkan menurut:

    • Objek pengeluaran

    • Fungsi pokok dalam perusahaan

    • Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

    • Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahaan volume kegiatan

    • Jangka waktu manfaatnya

Penggolongan Biaya menurut Objek Pengeluaran


Dalam penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.

Contoh penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran dalam perusahaan sepatu adalah sebagai berikut: biaya desai, biaya sablon, biaya gaji dan upah, biaya jahit, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, biaya zat warna.

Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Perusahaan


Dalam perusahaan manufaktur, ada 3 fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok:

  • Biaya produksi

    Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian- bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.

  • Biaya Pemasaran

    Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melakukan kegiatan pemasaran.

  • Biaya administrasi dan umum

    Merupakan biaya-biaya untuk mengkordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia, dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya fotocopy.

Jumlah biaya pemasaran dan biaya administasi dan umum sering pula disebut dengan istilah biaya komersial ( comersial expenses ). Biaya komersial biasanya merupakan biaya gaji-gaji karyawan atau pegawai kantor yang tetap maupun tidak tetap guna mempertahankan eksistensi operasional perusahaan.

Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai


Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan:

  • Biaya langsung ( direct cost )
  • Biaya tidak langsung ( indirect cost )

Dalam hubungannya dengan produk, biaya produksi dibagi menjadi dua : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya dibagi menajdi dua golongan: biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen.

  • Biaya langsung, biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.

    • Biaya produksi langsung terdiri dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

    • Biaya langsung departemen ( direct departemental cost ) adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu.

  • Biaya tidak langsung, biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk tersebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik ( factory overhead costs ). Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. Gaji mandor yang mengawasi pembuatan produk A, B, dan C merupakan biaya tidak langsung bagi A, B, maupun C, karena gaji mandor tersebut terjadi bukan hanya karena perusahaan memproduksi salah satu produk tersebut melainkan karena memproduksi ketiga jenis produk tersebut

Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Aktifitas


Beberapa jenis biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan dalam volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relatif konstan dalam jumlah.

  • Biaya variabel

    Jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan ( relevant range ). Biaya variabel biasanya memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

    Contoh biaya yang dipenggolongankan sebagai biaya variabel, yaitu: biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

  • Biaya tetap

    Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan.

    Contoh biaya yang biasanya dipenggolongankan sebagai biaya tetap yaitu: gaji eksekutif produksi, depresiasi, pajak properti, sewa, gaji satpam dan pegawai kebersihan.

  • Biaya semivariabel

    Biaya semivariabel adalah biaya yang memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel. Contoh: biaya listrik, biaya inspeksi, biaya jasa departemen penggajian, biaya asuransi kompensasi, biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin pabrik.

Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya


Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.

  • Pengeluaran modal ( capital expenditure )

    Biaya yang dikeluarkan untuk membeli aktiva tetap, tambahan komponen aktiva tetap yang ada. Dengan tujuan memperoleh manfaat, meningkatkan beban, kapasitas, dan memperpanjang masa manfaat…contohnya: pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap.

  • Pengeluaran pendapatan ( revenue expenditure )

    Biaya-biaya yang hanya akan datang memberi manfaat pada periode berjalan, sehingga pengeluaran tidak dapat dikapitalisasi sebagai aktiva tetap di neraca, maka di bebankan ke dalam laporan laba rugi. Contohnya: biaya iklan, dan biaya tenaga kerja.

Tabel Ringkasan Penggolongan Biaya

Tujuan Penggolongan Biaya Penggolongan Biaya
Dasar penggolongan biaya Biaya Objek Pengeluaran
Biaya yang terjadi di dalam perusahaan manufaktur Biaya produksi; Biaya Pemasaran; Biaya administrasi dan umum
Biaya untuk membiayai produk atau departemen Biaya langsung; Biaya tidak langsung
Memprediksi perilaku biaya untuk merespons perubahan aktivitas Biaya Variabel; Biaya Tetap; Biaya Semivariabel
Biaya kualitas/ Mutu Biaya pencegahan ( Preventive Cost ); Biaya Penilaian ( Appraisal Cost ) ;Biaya Kegagalan Internal ( Internal Failure Cost ); Biaya Kegagalan Eksternal ( External Failure Cost)
Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi Pengeluaran modal ( capital expenditure) Pengeluaran penghasilan ( revenue expenditure )

Sumber : Ray Garrison, Eric Noreen & Peter Brewer: Akuntansi Manajerial, Edisi 14, Salemba Empat, Jakarta, 2013.

Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan.

Berikut adalah beberapa pengertian biaya menurut ahli :

  • Menurut lkatan Akuntan lndonesia (1994), pengertian biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu, sehingga biaya dalam arti luas diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomiuntuk memperoleh aktiva.

  • Menurut Supriyono (2000) biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.

  • Menurut Mulyadi (2005) dalam arti luas biaya adalah : pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan didalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan.

  • Menurut Simamora (2002) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi, dalam hal ini, perusahaan .

  • Menurut Hansen dan Mowen (2001) bahwa biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba.

Jenis -Jenis Biaya


Menurut Mulyadi (2005) biaya digolongkan sebagai berikut :

  1. Menurut fungsi pokok dalam perusahaan, biaya dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu :

    • Biaya Produksi, semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya produksi dapat digolongkan kedalam biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

    • Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dan lain – lain.

    • Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk.

  2. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai ada dua golongan, yaitu :

    • Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

    • Biaya tidak langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.

  3. Menurut perilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dibagi menjadi empat, yaitu :

    • Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu.

    • Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas.

    • Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.

    • Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

Menurut Kuswadi (2005), untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya digolongkan juga menjadi dua jenis, biaya ini digolongkan pada saat penetapannya, yaitu :

  1. Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost)
    Biaya yang ditetapkan (predetermined cost) adalah biaya yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan analisis masa lalu atau prediksi masa datang. Biaya yang ditetapkan dilakukan untuk penyusunan standar atau anggaran.

  2. Biaya Historis (Historical Cost)
    Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada realisasi.

Menurut Horngren, Datar, Foster (2006), biaya (cost) merupakan Cost is resources sacrificed on forgone to achieve a spesific objective. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk mencapai tujuan tertentu.

Munawir (2002) mendefinisikan biaya secara lengkap sebagai berikut sebagai nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang diperkirakan akan memberi manfaat saat ini atau masa depan pada organisasi (pengorbanan yang terjadi dalam rangka untuk memperoleh suatu barang atau jasa yang bermanfaat). Dikatakan setara dengan kas karena sumber daya non kas juga dapat ditukarkan dengan barang atau jasa.

Mulyadi (1999) menyebutkan ada empat unsur pokok dalam definisi biaya, yaitu:

  1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
  2. Diukur dalam satuan uang
  3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi
  4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang untuk memperoleh manfaat tertentu.

Biaya Diferensial

Menurut Blocher, Chen, Cokins dan Lin (2005), pengertian biaya diferensial yaitu Differential cost is a cost that differs for each decision option and therefore relevant. Hal senada diungkapkan oleh Warren et al. (2005) yang mengatakan bahwa Differential cost is the amount of increase or decrease in cost that expected from a course of action as compared with an alternative.

Dari dua pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa biaya diferensial merupakan biaya yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi-kondisi yang lain yang merupakan selisih biaya antara dua alternatif atau lebih.

Secara lebih jelas Mulyadi (2001) Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif.”

Biaya diferensial disebut juga sebagai biaya relevan. Hal ini dijelaskan oleh Munawir (2002), yaitu Biaya relevan juga disebut sebagai biaya diferensial; karena biaya relevan adalah semua biaya yang akan mempengaruhi suatu pengambilan keputusan.

Namun pada kenyatannya istilah biaya relevan berbeda dengan istilah biaya diferensial. Hal tersebut diungkapkan oleh Mulyadi (2001), yaitu Istilah biaya diferensial berbeda pengertiannya dengan biaya relevan, karena istilah biaya relevan adalah istilah yang umum yang tidak selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan.

Berdasarkan berbagai pendapat diatas, maka dapat diatarik kesimpulan bahwa biaya diferensial memiliki dua karakteristik utama yaitu:

  1. Biaya diferensial sebagai biaya masa yang akan datang (future cost). Pengambilan keputusan merupakan pemilihan berbagai macam alternatif untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi biaya diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan masa yang akan datang. Biaya masa yang akan datang adalah biaya yang diperkirakan akan terjadi dalam periode yang akan datang.

  2. Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda.
    Karena banyaknya macam informasi akuntansi yang berada dalam suatu perusahaan, tidak mungkin semua informasi ini relevan dengan berbagai macam alternatif yang dipilih. Oleh karena itu tidak semua tipe informasi akuntansi harus dilaporkan kepada manajemen untuk pengmabilan keputusan. Biaya diferensial merupakan biaya masa yang akan datang dan berbeda diantara alternatif, maka biaya tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan.

Didalam konsep biaya, terdapat biaya yang relevan terhadap pengambilan keputusan dan juga biaya yang tidak relevan terhadap pengambilan keputusan. Biaya yang relevan terhadap pengambilan keputusan adalah:

  1. Biaya tambahan (Incremental cost)
  2. Biaya terhindarkan (Avoidable cost)
  3. Biaya kesempatan (Opportunity cost)
  4. Biaya keluar dari saku (Out of pocket)
  5. Biaya variabel (Variable cost)

Sedangkan biaya yang tidak relevan terhadap pengambilan keputusan adalah:

  1. Biaya tetap (Fixed cost)
  2. Biaya terbenam (Sunk cost)

Berikut ini akan dibahas biaya-biaya yang relevan terhadap pengambilan keputusan dan juga biaya yang tidak relevan terhadap pengambilan keputusan.

  1. Biaya Tambahan (Incremental Cost)

    Salah satu biaya yang relevan terhadap pengambilan keputusan adalah biaya tambahan (incremental cost) . Horngren, Datar, Foster (2006) menyatakan bahwa A common term in decision is incremental cost. An incremental cost is the additional total cost incurred for an activity.

    William et al. (2008 ) menambahkan bahwa Incremental cost is the increase or decrease in total costs incurred by selecting one course of action over another.

    Dari pengertian-pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa biaya tambahan merupakan tambahan biaya akibat suatu aktivitas yang dipilih dari berbagai alternatif.

    Biaya tambahan merupakan informasi akuntansi manajemen yang diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penambahan dan pengurangan volume kegiatan. Mulyadi (2001) mendefinisikan biaya tambahan sebagai berikut:

    “Biaya tambahan (incremental cost) suatu alternatif adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika suatu alternatif yang berkaitan dengan perubahan volume kegiatan dipilih”

    Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa biaya tambahan merupakan jumlah semua biaya diferensial yang bertambah yang merupakan akibat dari pemilihan alternatif kegiatan.

  2. Biaya Terhindarkan (Avoidable Cost)

    Jika suatu alternatif yang diusulkan tidak berhubungan dengan penambahan kegiatan melainkan dengan peniadaan kegiatan, maka biaya yang menyangkut kegiatan tersebut dapat dihindari. Biaya ini disebut biaya terhindarkan.

    Mulyadi (2001) menyebutkan bahwa Biaya terhindarkan (avoidable cost), yaitu biaya yang tidak akan terjadi jika suatu alternatif dipilih.

    Biaya terhindarkan ini sesungguhnya merupakan variasi dari biaya tambahan, sehingga biaya tamabahan ini sering disebut dengan istilah penghematan biaya tambahan.

    Gorrison dan Norren (2001), menyatakan bahwa Biaya terhindarkan adalah biaya yang dapat dihilangkan baik seluruhnya ataupun sebagian dengan memilih salah satu alternatif yang tersedia.

    Sehingga berdasarkan pendapat tersebut dijelaskan bahwa biaya terhindarkan merupakan biaya yang dapat ditiadakan atau dihindarkan jika suatu alternatif tindakan yang dipilih menyangkut peniadaan suatu kegiatan.

  3. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)

    Blocher et al. (2005) menyebutkan bahwa Opportunity cost is the benefit lost when choosing one option precludes receiving the benefits from an alternative options.

    Dari definisi diatas, dapat dijelaskan bahwa biaya kesempatan adalah potensi perolehan keuntungan berupa pendapatan yang hilang karena memilih suatu alternatif. Hal senada diungkapkan oleh Warren et al. (2005), yaitu The amount of income that is forgone from an alterntive use of an asset, such as cash, is called an opportunity cost.

    Mulyadi (2001) menambahkan bahwa Biaya kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu.

    Hal yang senada juga dikemukan Samryn (2001) Biaya kesempatan yaitu potensi perolehan keuntungan berupa pendapatan atau penghematan biaya yang hilang karena memilih suatu alternatif. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa biaya kesempatan merupakan pendapatan yang hilang akibat dari pemilihan alternatif.

  4. Biaya Keluar dari Saku (Out of Pocket)
    Definisi biaya keluar dari saku menurut William et al. (2002), yaitu: Out of pocket cost is often used to describe costs that have not yet been incurred and that may vary among the possible coarses of action.

    Sedangkan definisi biaya keluar dari saku menurut Mulyadi (2001), yaitu: Biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sekarang atau dalam jangka dekat sebagai akibat dari sebagai akibat dari keputusan manajemen. Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka jelaslah bahwa biaya keluar dari saku merupakan hasil keputusan manajemen yang menyangkut pengeluaran kas yang harus digunakan untuk membiayai suatu proyek atau kegiatan.

  5. Biaya Variabel (Variable Cost)

    Definisi biaya variabel menurut Warren et al.(2005), yaitu Variable cost are costs that vary in proportion to change in the level of activity.

    Sedangkan Blocher et al. (2005) mendefinisikan Variable cost is the changes in total cost associated with each change in the quantity of the cost driver.

    Dari definisi-definisi diatas, dapat dijelaskan bahwa biaya variabel adalah biaya yang totalnya selalu berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan volume kegiatan perusahaan.

    Mulyadi (2001) menambahkan bahwa Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sebanding perubahan volume kegiatan, sedangkan biaya diferensial selalu berkaitan dengan alternatif tertentu yang sedang dipertimbangkan untuk dipilih.

    Jika keputusan yang sedang dipertimbangkan berhubungan dengan pemilihan satu diantara berbagai volume kegiatan, biaya diferensial sama dengan biaya variabel, sepanjang biaya tetap tidak mengalami perubahan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa biaya variabel dapat menjadi biaya relevan dalam pengambilan keputusan, tetapi hal tersebut tidak mutlak mengingat adanya kondisi tertentu pada keputusan yang diambil sehingga harus dilakukan pengamatan yang hati-hati dan teliti untuk meneliti apakah biaya variabel tersebut relevan atau tidak.

    Demikian telah dibahas biaya-biaya yang relevan terhadap pengambilan keputusan, selanjutnya akan dibahas biaya-biaya yang tidak relevan dalam pengambilan keputusan, sebagai berikut:

  6. Biaya tetap (fixed cost)

    Definisi biaya tetap menurut Blocher et al. (2005) yaitu Fixed cost is the portion of the total cost that does not change with a change in the quantity of the cost driver within the relevan range.

    Definisi tersebut mirip dengan definisi biaya tetap yang diungkapkan oleh Mulyadi (2001), yaitu Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan dalam kisar ( range ) perubahan volume kegiatan tertentu.

    Dari definisi-definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa biaya tetap adalah biaya-biaya yang di dalam kapasitas tertentu totalnya tidak berubah, meskipun volume kegiatan perusahaan berubah-berubah. Bila suatu biaya tetap dapat diusut jejaknya kedalam suatu keputusan khusus dan hanya akan terjadi bila keputusan khusus tersebut dilaksanakan, maka biaya tetap tersebut dapat diperhitungkan sebagai biaya relevan. Dari pengertian tersebut terdapat istilah range . Secara lebih jelas Blocher et al. (2005), menjelaskan The relevant range is the range of the cost driver is expected to fall and for which the relationship is assumed to be approximately linear.

    Secara sederhana Warren et al. (2005:828) mendefinisikan biaya tetap sebagai berikut Fixed cost are costs that remain the same in total dollar ammount as the level of activity change.

    Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa pada umumnya karena sifatnya yang tetap, biaya tetap bukan merupakan biaya yang relevan pada pengambilan keputusan, tetapi ada beberapa kondisi yang memungkinkan biaya tetap menjadi relevan.

  7. Biaya terbenam (Sunk cost)

    Biaya terbenam bukan merupakan biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan. Warren et al. (2005) mengemukakan bahwa Cost that have been incurred in the past are not relevant to the decision. These cost are called sunk cost.

    Mulyadi (2001) mengungkapkan bahwa Biaya terbenam merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari pengambilan keputusan yang telah lalu.

    Kesimpulan dari definisi-definisi di atas bahwa biaya terbenam merupakan biaya yang telah terjadi dan tidak dapat dihindari atau diubah dari apapun keputusan yang dibuat manajemen baik keputusan yang dibuat sekarang maupun pada masa yang akan datang. Horngren, Datar dan Foster (2006) menambahkan bahwa Past cost are also called sunk costs. Because they are unavoidable and cannot be changed no matter what action is taken.

    Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, biaya terbenam merupakan biaya yang tidak relevan dalam pengambilan keputusan, didefinisikan sebagai biaya yang terjadi pada masa lalu dan tidak dapat diubah.

Menurut Hansen dan Mowen ( 2005), “ Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi oraganisasi.”

Menurut Thomas (2013), “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan organisasi, termasuk harga pokok yang dikorbankan didalam usaha untuk memperoleh penghasilan.”

Penggolongan Biaya

Penggolangan biaya menurut Mulyadi (2005)

  • Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan atau aktifitas perusahaan.

    1. Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung yang berhubungan dengan proses produksi.

      Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku tersebut pula dengan istilah biaya utama, sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead parik disebut dengan istilah biaya konversi yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

    2. Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi dan biaya dari gudang perusahaan ke gudang pembeli.

    3. Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan dan biaya photocopy.

  • Penggolongan biaya menurut biaya dengan sesuatu yang dibiayai:

    1. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu- satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diindentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.

    2. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.

  • Penggolangan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

    1. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya variabel adalah bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

    2. Biaya tetap yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya kegiatan tertentu. Contohnya biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

    3. Biaya semi variabel yaitu biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

    4. Biaya semifixed yaitu biaya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume tertentu.

  • Penggolongan biaya atas dasar jangka waktunya.

    1. Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos aktiva dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, amortisasi atau dideplesi. Contoh pengeluaran untuk modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap untuk promosi besar-besaran dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk.

    2. Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluran tersebut.

Biaya Standar

Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu di masa mendatang. Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi berjalan dan dapat diantisipasi.

Sistem biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi serta memberi gambaran yang lebih jelas mengenai dampak dari berbagai keputusan manajerial terhadap tingkat biaya dan laba. Biaya standar digunakan untuk:

  • Menetapkan anggaran

  • Mengendalikan biaya dan memotivasi serta mengukur efisiensi

  • Memperbesar kemungkinan pengurangan biaya

  • Menyederhanakan prosedur penetapan biaya dan mempercepat penyajian laporan biaya

  • Membebankan biaya ke persediaan bahan, barang dalam proses dan barang jadi

  • Memberikan dasar bagi penetapan tender dan kontrak serta untuk menetapkan harga jual.

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu elemen biaya produk Beberapa definisi biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut:

  • Menurut Rudianto (2009) “Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya dikeluarkan untuk membayar pekerja yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang terlibat secara langsung.”

  • Menurut Supriyono (2000) “Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada para karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasi atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.”

Dari pengertian diatas maka tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi, sedang tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi.