Apa yang dimaksud dengan biaya berdasarkan proses atau process costing?

Biaya berdasarkan proses

Biaya berdasarkan proses atau Process costing adalah sistem kalkulasi biaya yang digunakan oleh perusahaan yang memproduksi produk yang sama secara kontinu.

Apa yang dimaksud dengan biaya berdasarkan proses atau process costing ?

Dalam perusahaan manufaktur, produksi dapat terjadi di beberapa departemen dan setiap departemen melakukan suatu operasi tertentu untuk menyelesaikan suatu produk. sehingga nantinya ada transfer pembebanan proses produksi ke beberapa unit departemen hingga proses produksi selesai.

Kriteria utama untuk menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah identifikasi atas suatu unit bisnis yang memproduksi hanya satu jenis produk setiap kalinya. Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses membutuhkan pencatatan yang lebih sedikit dan pencatatan yang lebih sedikit berarti lebih murah untuk dioperasikan sehingga sistem ini lebih unggul daripada sistem sebelumnya, yaitu sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan.

Perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan saat produk dihasilkan dalam kondisi kontinu atau metode produksi massal dimana produk-produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya lain bersifat homogen.

Karakteristik process costing adalah:

  • Proses produksi bersifat terus menerus dan produk yang dihasilkan bersifat standar.

  • Biaya produksi dikumpulkan dan dicatat dalam setiap departemen produksi yang dilalui untuk jangka waktu tertentu (umumnya satu bulan).

  • Harga pokok per unit produk dihitung dari harga pokok produk selesai periode dibagi dengan unit produk selesai dalam periode tersebut.

  • Produk yang belum selesai pada akhir periode dicatat ke dalam rekening persediaan barang dalam proses. Dalam hal ini digunakan istilah unit ekuivalen yaitu ukuran untuk unit barang dalam proses yang disetarakan dengan unit yang telah selesai. Tujuannya agar memudahkan perhitungan harga pokok barang dalam proses akhir periode.

  • Pada akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi untuk setiap departemen yang berisi informasi mengenai skedul kuantitas (laporan produksi), skedul biaya (pembebanan biaya), skedul alokasi biaya (perhitungan biaya) yang menyangkut pertanggungjawaban biaya yang telah dikeluarkan dan dibebankan pada persediaan barang jadi dan persediaan barang dalam proses.

  • Pada umumnya barang jadi departemen satu menjadi bahan baku departemen berikutnya sampai produk selesai.

ALUR FISIK PRODUKSI


Suatu produk dapat berpindah di pabrik dengan tiga format alur fisik produksi. Tiga format alur fisik produksi yang berkaitan dengan perhitungan biaya berdasarkan proses antara lain adalah:

  • Aliran Produk Berurutan (Sequential Product Flow)
    Yaitu proses produksi melalui usaha yang bersambungan/ berurutan secara terus-menerus.
    Contoh: perusahaan garmen/ konveksi.

    image

  • Aliran Produk Paralel (Parallel Product Flow)
    Yaitu proses produksi melalui usaha dimana bagian/ departemen perusahaan tertentu dikerjakan secara bersama-sama, baru kemudian digabung dalam satu proses berikutnya.
    Contoh: perusahaan perakitan.

    image

  • Aliran Produk Selektif (Selective Product Flow)
    Yaitu proses produksi melalui usaha dimana produk suatu departemen mungkin ditransfer ke departemen yang berbeda, tergantung pada hasil yang diinginkan.
    Contoh: proses pemotongan hewan.

    image

Sumber :
Sofia Prima Dewi, Septian Bayu Kristanto, Akuntansi Biaya, In Media

Tujuan penting dari sistem perhitungan biaya adalah untuk menentukan biaya dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sistem perhitungan biaya sebaiknya ekonomis untuk dioperasikan dan membebankan sejumlah biaya ke setiap produk sedemikian rupa sehingga merefleksikan biaya dari sumber daya yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut. Karena setiap perusahaan memiliki perbedaan dalam hal teknologi manufaktur, pengelolaan sistem produksi dan bauran produk, maka dapat diperkirakan bahwa sistem perhitungan biayanya juga akan berbeda. Sistem perhitungan biaya sebaiknya disesuaikan agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan, produk dipertanggungjawabkan dalam batch. Setiap batch diperlakukan sebagai pesanan yang terpisah, dan pesanan tersebut merupakan objek biayanya. Semua biaya yang terjadi dalam produksi suatu pesanan dibebankan ke kartu biaya pesanan tersebut. Jika pekerjaan yang dilakukan untuk suatu pesanan terjadi di lebih dari satu departement atau pusat biaya (cost center) yang lain, biaya yang terjadi di setiap pusat biaya diakumulasikan di kartu biaya pesanan. Ketika pesanan selesai, biaya pesanan per unit dan produk ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke kartu biaya pesanan dengan jumlah unit yang diproduksi untuk pesanan tersebut. Ketika produk uang diproduksi selama periode akuntansi dalam suatu pusat biaya memerlukan kuantitas dan kombinasi sumber daya yang berbeda-beda, perhitugnan biaya berdasarkan pesanan merupakan pilihan yang logis karena banyak biaya untuk memproduksi produk yang berbeda-beda adalah tidak sama. Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, produk yang berbeda dapat diproduksi untuk pesanan yang berbeda dan biayanya dapat ditentukan secara terpisah.

Sebaliknya, ketika semua unit dari produk yang dihasilkan dalam suatu pusat biaya adalah serupa (homogen), pencatatan biaya dari setiap batch produk secara terpisah tidak lagi diperlukan, dan mungkin juga tidak praktis. Daripada menggunakan perhitugnan biaya berdasarkan pesanan, lebih baik menggunakan perhitungan berdasarkan proses. Dalam sistem perhitugnan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tanaga kerja. Dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang dibebankan ke setiap unit ditentukan dengna membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi. Pusat biaya biasanya adalah department, tetapi bisa juga pusat pemrosesan dam satu department. Persyaratan utama adalah semua produk yang diproduksi dalam suatu pusat biaya selama suatu periode harus sama dalam hal sumber daya yang dikonsumsi; bial tidak, perhitungan biaya berdasarkan proses dapat mendistorsi biaya produk.

Perhitungan Biaya per Departemen

Dalam perusahaan manufaktur, produksi dapat terjadi di beberapa departemen. Setiap departemen melakukan suatu operasi tertentu untuk menyelesaikan produk. Sebagai contoh, departemen pertama biasanya melakukan proses pekerjaan tahap permulaan atas produk seperti memotong, mencetak atau membentuk produk atau komponen-komponennya. Jika pekerjaan di departemen pertama selesai, unit-unit tersebut ditransfer ke departemen kedua. Departemen kedua kemudian melaksanakan tugasnya mulai dari perakitan, pengamplasan, pengecatan atau pengepakan lalu mentransfer unit-unit tersebut ke departemen berikutnya, yang kemudian melaksanakan tugasnya dan demikian seterusnya, sampai unit-unit tersebut akhirnya selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi.

Dalam sisitem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik umumnya dibebankan ke departemen produksi; tetapi, jika suatu departemen diorganisasi menjadi dua pusat biaya atau lebih, perhitungan biaya berdasarkan proses tetap digunakan, selama unit-unit produk yang dihasilkan dalam lebih pusat biaya tersebut bersifat homogen. Misalnya, suatu departemen produksi yang memiliki empat lini perakitan, di mana setiap lini menghasilkan produk yang berbeda, dapat menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses. Setiap lini perakitan dapat diperlakukan sebagai pusat biaya yang terpisah. Hal ini mengharuskan adamya catatan yang terpisah untuk mencatat biaya berdasarkan proses didiskusikan.

Kriteria utama untuk menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah identifikasi atas suatu unit bisnis yang memproduksi hanya satu jenis produk setiap kalinya.
Perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan saat produk dihasilkan dalm kondisi proses yang kontinu atau metode produksi masal di mana produk-produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya lain yang bersifat homogen. Kondisi ini seringkali terdapat pada industri-industri yang memproduksi komoditas. Perhitugnan biaya berdasarkan proses juga digunakan di perusahaan-perusahaan yang memproduksi suku cadang sederhana atau alat-alat listrik sederhana dan industri perakitan. Beberapa perusahaan menghitung biaya dari produk mereka menggunakan perhitungan biaya berdasarkan proses.

Aliran Produksi Secara Fisik

Suatu produk dapat berpindah di pabrik dengan berbagai cara. Tiga bentuk aliran produksi fisik yang berhubungan dengan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah berurutan (sequential), pararel dan selektif. Ketiganya mengilustrasikan bahwa perhitungan biaya berdasarkan pross dapat diterapkan ke semua pola aliran produk.

  • Aliran Produk Berurutan (Sequential Product Flow).
    Dalam aliran produk berurutan, setiap produk diproses dalam urutan langkah-langkah yang sama. Dalam suatu perusahaan dengan tiga departemen, pemotongan, perakitan dan pengepakan. Pemrosesan dimulai di Departemen Pemotongan di mana bahan baku dikombinasikan dan biaya tenaga kerja langsung serta overhead ditambahkan. Ketika pekerjaan selesai dilakukan di Departemen Pemotongan, pekerjaan berpindah ke Departemen Perakitan, di mana tambahan biaya tenaga kerja langsung dan overhead terjadi. Setiap departemen setelah departemen pertama mungkin menambahkan bahan baku. Setelah produk diproses di Departemen Perakitan, produk-produk terseut ditransfer ke Departemen Pengepakan di mana tambahanbahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik digunakan. Setelah penyelesaian di Departemen Pengepakan, unit telah selesai dan ditransfer ke persediaan barang jadi untuk disimpan sampai dibeli oleh pelanggan.

  • Aliran Produk Pararel (Paralel Product Flow). Dalam aliran produk pararel, bagian tertentu dari pekerjaan dilakukan secara simultan dan kemudian disatukan pada proses-proses final untuk diselesaikan dan ditransfer ke barang jadi. Pemrosesan bagian-bagian dari kayu dimulai di Departemen Pemotongan. Secara simultan, pemrosesan bagian-bagian dari logam dimulai di Departemen Peleburan. Di kedua departemen tersebut, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik digunakan. Pekerjaan yang telah selesai di Departemen Pemotongan ditransfer ke Departemen Pengamplasan, di mana tambahan tenaga kerja dan overhead pabrik digunakan. Pekerjaan yang telah selesai di Departemen Peleburan ditransfer ke Departemen Pencetakan, di mana tambahan tenaga kerja dan overhead pabrik juga digunakan. Pekerjaan yang telah selesai di Departemen Pengamplasan maupun pekerjaan yang telah selesai di Departemen Pencetakan, keduanya ditransfer ke Departemen Perakitan, di mana bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik digunakan. Dari sana pekerjaan kemudian berpindah ke Departemen Pengecatan, di mana tambahan bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik digunakan. Akhirnya produk berpindah ke gudang barang jadi.

  • Aliran Produk Selektif (Selective Product Flow).
    Dalam aliran produk selektif, produk berpindah ke departemen-departemen berbeda dalam suatu pabrik, tergantung pada produk final apa yang akan dihasilkan.

image
image

Sekali biaya unit yang ditransfer dari Departemen Pemotongan ke Departemen Perakitan telah ditentukan, laporan biaya produksi untuk Departemen Perakitan dapat dibuat. Unit yang ditransfer dari Departemen Perakitan ke Barang jadi adalah 100% selesai untuk semua elemen biaya (580 unit ekuivalen untuk biaya departemen sebelumnya, bahan baku, tenega kerja dan overhead pabrik). Persediaan akhir di departemen perakitan sudah sepenuhnya selesai untuk biaya departemen sebelumnya (100 unit ekuivalen untuk biaya departemen sebelumnya); karena semua unit selalu sudah sepenuhnya selesai untuk biaya departemen sebelumnya.

Departemen sebelumnya tidak akan mentransfer unit ke departemen berukutnya, apabila unit yang ditransfer tidak sepenuhnya selesai untuk semua biaya yang ditambahkan oleh departemen yang melakukan transfer. Persediaan akhir di Departemen Perakitan juga sepenuhnya selesai untuk bahan baku (100 unit ekuivalen untuk bahan baku), tetapi hanya 70% selesai untuk biaya konversi (100 unit x 70% selesai = 70 unit ekuivalen untuk tenaga kerja dan overhead).

Unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya di Departemen Perakitan dihitung dengan menambahkan jumlah unit ekuivalen yang ditransfer keluar dari departemen tersebut ke persediaan barang jadi, sebagai berikut:

image

Rata-rata tertimbang biaay per unit ekuivalen di Departemen Perakitan ditentukan sebagai berikut:

image

Biaya departemen sebelumnya per unit ekuivalen di Departemen Perakitan sebesar $49 adalh lebih kecil dari biaya per unit yang ditransfer keluar oleh Departemen Pemotongan. Hal ini terjadi karena biaya per unit di Departemen Perakitan yang diterima dari Departemne Pemotongan lebih besar daripada biaya departemen sebelumnya per unit di persediaan awal Departemen Perakitan, menggunakan metode rata-rata tertimbang.

Ayat jurnal untuk mencatat transfer biaya dari Departemen Perakitan ke Persediaan Barang Jadi adalah sebagai berikut:

image

Akuntansi untuk Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Overhead

Konsep dasar dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan sama dengan perhitungan biaya berdasarkan proses. Hanya saja, dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan hanya satu akun barang dalam proses yang digunakan, bukannya satu akun untuk setiap pesanan. Karena menggunakan akun buku besar yang terpisah untuk setiap pesanan tidaklah praktis dan akun tersebut harus dikeluarkan dari sistem pada saat pesanan selesai. Berbeda dengan perhitungan biaya berdasarkan proses yang hanya terdapat sedikit departemen bila dibandingkan dengan perhitungan biaya berdasarkan pesanan.

image
Gambar Aliran produk selektif (Selective Product Flow)

Biaya Bahan Baku. Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, bukti permintaan bahan baku merupakan dasar pembebanan bahan baku langsung ke pesanan tertentu. Dalam perhitungan biaya baerdasarkan proses, rincian dikurangai karena bahan baku dibebankan ke departemen bukannya ke pesanan, dan hanya ada sedikit departemen yang menggunakan bahan baku. Bukti permintaan bahan baku mungkin berguna untuk pengendalian bahan baku. Jika bukti permintaan bahan baku tidak diberi harga secara individual, biaya bahan baku yang digunakan dapat ditentukan diakhir periode produksi melalui pendekatan persediaan periodic, yaitu menambahkan pembelian ke persediaan awal dan megurangkannya ke persediaan akhir.

Contoh :

American Chair Company menggunakan system biaya berdasarkan pross dan memiliki akun barang dalam proses yang terpisah untuk dua departemen, Departemen pemotongan dan Perakitan. Perusahaan memproduksi satu jenis kursi. Di departemen pertama, bagian-bagian dari kerangka kursi dibuat dari kayu, kemudian diamplas serta dipernis. Bagian-bagian dari kerangka kursi kemudian ditransfer ke department kedua, dimana bagian-bagian tersebut dirakit dan diberi busa beserta sarungnya. Selama bulan Januari, bahan baku langsung sebesar $13.608 dan $7.296 masing-masing digunakan di departemen Pemotongan dan Departemen Perakitan.

Ayat Jurnal

image

Biaya Tenaga Kerja. Dalam perhitungan biaya berdasarkan proses, pekerjaan klerikal untuk akumulasi biaya tenaga kerja dihilangkan karena biaya tenaga kerja cukup ditelusuri ke departemen. Kartu absent atau kartu jam kerja harian digunakan sebagai ganti dari kartu jam kerja pesanan.

Contoh :

Selama bulan Januari 500jam tenaga kerja langsung digunakan di Departemen Pemotongan, dan 921jam tenaga kerja langsung digunakan di Departemen Perakitan. Tarif upah $10 perjam di kedua departemen, sehingga beban bulan Januari ke produksi untuk biaya tenaga kerja langsung adalah sebesar $5.000 dan $9.210 masing-masing untuk Departemen Pemotongan dan Perlakitan.

Ayat Jurnal

image

Biaya Overhead Pabrik. Dalam perhitungan biaya berdasarkan proses dan pesanan, biaya actual dari overhead pabrik diakumulasikan di akun buku besar pengendali, dan rincian biaya overhead pabrik diakumulasikan di buku pembantu atau catatan tambahan. Saat biaya overhead terjadi, biaya tersebut dicatat dalam akun buku besar overhead pabrik dan diposting ke buku besar pembantu departemental untuk biaya overhead.

Contoh :

Ayat Jurnal overhead pabrik actual yang terjadi selama bulan Januari dicatat dalam buku besar.

image

Karena biaya actual overhead pabrik yang terjadi berbeda setiap bulannya dan tidak bersifat variable sempurna terhadap setiap aktivitas produksi, maka tarif overhead yang telah ditetapkan sebelumnya sering kali digunakan untuk merata- ratakan biaya overhead secara proporsional terhadap aktivitas produksi selama tahun tersebut. Overhead pabrik dibebankan ke departemen produksi pada akhir setiap bulan untuk menentukan biaya unit yang diproduksi selama bulan tersebut. Jika pembebanan overhead menggunakan tariff yang telah ditentukan sebelumnya (predetermined rate), maka tariff tersebut dikalikan dengan jumlah actual dari dasar aktivitas yang digunakan di setiap departemen produksi.

Untuk American Chair Company, overhead pabrik dibebankan ke departemen produksi menggunakan tariff yang telah ditentukan sebelumnya sebesar $7,60 per jam mesin di Departemen Pemotongan dan $12 per jam tenaga kerja langsung di Departeman Perakitan. Selama Bukan Januari, 1.040 jam mesin digunakan di Departemen Pemotongan dan 912 jam tenaga kerja langsung digunakan di Departemen Perakitan. Overhead dibebankan ke produksi untuk bulan tersebut sebesar $7.904 di Departemen Pemotongan (1.040 jam mesin x $7,60) dan $11.052 di Departemen Perakitan (921 jam tenaga kerja langsung x $12)

Ayat Jurnal

image

Selisih sebesar $1.944 antara jumlah overhead actual sebesar $20.900 yang terjadi selama bulan Januari dan jumlah overhead dibebankan sebesar $18.956 menunjukan bahwa overhead pabrik dibebankan terlalu rendah. Jika selisih ini (Overhead dibebankan terlalu rendah-underapplied atau terlalu tinggi-overapplied_ di akhir tahun relative kecil dibandingkan biaya produksi lain, jumlah tersebut dapat dibebankan ke Harga Pokok Penjualan. Jika jumlahnya besar, maka harus dialokasikan ke persediaan akhir dan Harga Pokok Penjualan untuk tujuan pelaporan eksternal.

Mengkombinasikan Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik.

Peningkatan dalam otomatisasi menyebabkan proporsi tenaga kerja langsung terhadap total biaya produksi semakin menurun. Lebih jauh lagi, di pebrik-pabrik yang sangat terotomatisasi, perbedaan antara tugas yang dilakukan oleh tenaga kerja tidak langsung menjadi kabur. Selain itu, biaya overhead pabrik seperti penyusutan, listrik, dan pemeliharaan cenderung untuk meningkat dengan adanya otomatisasi. Akibatnya, beberapa produsen mengkombinasikan elemen biaya tenaga kerja dan overhead pabrik dan menyebut keduanya sebagai biaya konversi atau sebagai overhead pabrik. Tenaga kerja langsung tidak dibebankan terpisah; tetapi menjadi satu dalam jumlah biaya konversi yang dibebankan ke setiap departemen.

LAPORAN BIAYA PRODUKSI


Laporan produksi untuk suatu departemen dapat memiliki banyak bentuk/format, tetapi sebaliknya laporan tersebut menunjukan:

  1. Biaya total dan biaya per unit dari pekerjaan yang diterima dari satu atau beberapa departemen lain
  2. Biaya total dan biaya per unit dari bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang ditambahkan oleh departemen tersebut
  3. Biaya dari persediaan barang dalam proses awal dan akhir
  4. Biaya yang ditransfer ke departemen beikutnya atau ke persediaan barang jadi

Bagian biaya dari laopran tersebut biasanya dibagi menjadi dua bagian; satu bagian menunjukan total biaya yang harus dipertanggungjawabkan oleh departemen yang bersangkutan, dan bagian berikutnya menunjukan disposisi dari biaya tersebut. Total biaya yang dilaporkan di bagian pertama harus sama denga total biaya yang dilaporkan ke bagian kedua. Laporan biaya produksi juga dapat memasukan skedul kuantitas, yang menunjukan total jumlah unit produk yang harus dipertanggungjawabkan oleh satu departemen dan disposisi dari unit-unit tersebut. Informasi dalam skedul kuantitas digunakan untuk mennetukan jumlah unit produksi ekuivalen untuk setiap elemen biaya, yang kemudian digunakan untuk menentukan biaya perunit departemential.
Menentukan biaya unti yang ditransfer keluar dari suatu departemen dan biaya yang masih tersisa dalam bentuk persediaan akhir pada dasarnya merupakan suatu pross alokasi.

Karena biaya dapat berubah denga berlalunya waktu, maka perlu digunakan suatu asumsi aliran biaya. Asumsi aliran biaya yang paling umum digunakan untuk persediaan barang dalam proses adalah perhitungan biaya rata-rata tertimbang. Karena unit produksi di persediaan akhir dari barang dalam proses tidak selesai, maka jumlah unit ekuivalen dan bukannya unit fisik, yang harus dihitung untuk setiap elemen biaya. Suatu unit ekuivalen adalah jumlah dari suatu sumber daya (seperti bahan baku, tenaga kerja, atau overhead) yang diperlukan untuk menyelesaikan produk tersebut, jumlah total bahan baku yang digunakan untuk menyelesaikan satu unit produk (3 unit fisik x 1/3 selesai = 1 unit ekuivalen unutk bahan baku). Karena unit-unit ini merupakan unit hipotesis dan bukannya unit fisik, maka disebut sebagai unit ekuivalen.

American Chair Company menggunakan system perhitungan biaya berdasarkan proses dengan asumsi aliran biaya rata-rata tertimbang. Data produksi berikut ini tersedia untuk bulan Januari:

image

Supervisor masing-masing departemen melaporkan bahwa persediaan akhir barang dalam pross 60% selesai untuk bahan baku di Departemen Pemotongan dan 100% selesai untuk bahan baku di Departemen Perakitan. Persediaan akhir 20 selesai unutk tenaga kerja di DEpartemenen Pemotongan dan 70 selesai di Departemen Perakitan. Untuk overhead Pabrik, persediaan akhir 40% selesai di Departemen Pemotongan dan 70% selesai di Departemen Perakitan. (presentase penyelesaian dari persediaan awal barang dalam proses tidak diperlukan jika metode rata-rata tertimbang yang digunakan)

Data untuk bulan Januari:

image
image

Langkah pertama dalam pembebanan biaya adalah menentukan jumlah unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya dan menghitung biaya dari setiap unit ekuivalen. Karena American Chair Company menggunakan perhitungan biaya rata-rata tertimbang, biaya dari setiap unit ekuivalen berisi sebagian dari biaya persediaan awal dan sebagian lagi dari biaya yang ditambahkan selama periode berjalan. Rata-rata tertimbang biaya per unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya ditentukan dengan membagi total biaya untuk setiap elemen biaya (jumlah di persediaan awal ditambah jumlah yang ditambahkan selama periode berjalan) dengan jumlah unit ekuivalen yang diperlukan untuk membagi biaya tersebut ke unit yang ditransfer keluar dari departemen dan unit di persediaan akhir.

Unit yang ditransfer dari departemen Pemotongan ke Departemen Perakitan adalah 100% selesai untuk semua elemen biaya yang ditambahkan di Departemen Pemotongan (500 unit ekuivalen untuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead). Persediaan akhir di Departemen Pemotongan adalah 60% selesai untuk bahan baku (200 unit x 60%selesai = 120 unit ekuivalen untuk tenaga kerja), dan 40% selesai untuk overhead pabrik (200unit x 40%selesai = 80 unit ekuivalen untuk overhead pabrik). Unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya di setiap departemen Pemotongan dihitung dengan menambahkan jumlah uit ekuivalen yang ditraansfer keluar dari departemen tersebut ke persediaan akhir sebagi berikut:

image

Rata-rata tertimbang biaya per unit ekuivalen di Departemen Pemotongan ditentukan sebagai berikut:

image
image

Ayat jurnal untuk mencatat transfer biaya dari Departemen Pemotongan ke Departemen Perakitan adalah:

image

Peningkatan dalam Kuantitas Produksi Ketika Bahan Baku Ditambahkan

Dalam beberapa proses produksi, penambahan bahan baku menyebabkan peningkatan dalam total volume atau jumlah unit produk. Misalnya, dalam produksi minuman ringan (soft drinks), sirup diproduksi di satu departemen sedangkan air soda ditambahkan diproses-proses selanjutnya. Penambahan air soda meningkatkan volume total dari produk dalam bentuk cair yang harus dipertanggungjawabkan.

Peningkatan kuantitas cairan mengencerkan atau mendilusi jumlah sirup dalam setiap galon, yang kemudian mengurangi jumlah biaya departemen sebelumnya di setiap galon produk yang diproduksi di departemen kedua. Peningkatan kuantitas produk cairan menyerap biaya departemen sebelumnya dengan total jumlah yang sama. Contoh: Di Departemen Pencampuran dari Tiger Paint Company, pewarna cat diterima dari Departemen Pewarnaan dan kemudian diencerkan dan dicampur dengan lateks cair untuk menghasilkan cat. Data produksi yang tersedia untuk Departemen Pencampuran di bulan April:

image

Supervisor departemen melaporkan bahwa persediaan barang dalm proses akhir sepenuhnya selesai untuk bahan baku dan 50% selesai untuk biaya konversi. Data biaya untuk bulan April adalah sebagai berikut:

image

Perhitungan biaya rata-rata tertimbang digunakan di Departemen Pencampuran, dan overhead dialokasikan ke produksi berdasarkan biaya tenaga kerja. Unit yang ditransfer dari Departemen Pencampuran ke Departemen Pengalengan adalah 100% selesai untuk semua elemen biaya yang ditambahkan di Departemen Pencampuran (5.800 unit ekuivalen untuk biaya departemen sebelumnya, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead), dan persediaan akhir sepenuhnya selesai untuk biaya departemen sebelumnya dan bahan baku (1.000 unit ekuivalen untuk biaya departemen sebelumnya dan bahan baku) tetapi hanya 50% selesai untuk biaya konversi (1.000 unit x 50% selesai = 500 unit ekuivalen untuk tenaga kerja dan overhead). Unit ekuvalen untuk setiap elemen biaya di Departemen Pencampuran adalah sebagai berikut:

image

Rata-rata tertimbang biaya per unit ekuivalen di Departemen Pencampuran ditentukan sebagai berikut:

image
image

Ayat jurnal untuk mencatat transfer biaya dari Departemen Pencampuran ke Departemen Pengalengan adalah:

image

image
image

Total jumlah unit ekuivalen yang diperlukan di bagian pertanggungjawaban biaya, yaitu jumlah unit ekuivalen untuk elemen biaya yang terdaftar di bagian pertanggungjawaban dari laporan biaya produksi.

Total biaya yaitu (biaya di persediaan awal ditambah biaya yang ditambahkan selama periode berjalan) dibagi dengan total jumlah unit ekuivalen di bagian pertanggungjawaban biaya.
Sedangkan bila berdasarkan metode FIFO, dari 5800 galon yang ditransfer oleh Departemen pencampuran ke departemen pengalengan, 800 galon berasal dari persediaan awal barang dalam proses periode berjalan. Persediaan awal adalah sepenuhnya selesai untuk biaya departemen sebelumnya, tetapi hanya 80% selesai untuk bahan baku dan 25% selesai untuk biaya konversi. Sehingga, 20% bahan baku (800 galon x 20% untuk menyelesaikan = 160 unit ekuivalen di persediaan awal) dan 75% biaya konversi (800 gsalon x 75% untuk menyelesaikan = 600 unit ekuivalen untuk tenaga kerja dan overhead) ditambahkan untuk menyelesaikan unit di persediaan awal. Sisa 5000 galon yang ditransfer ke departemen pengalengan diperiode berjalan hanya terdiri dari biaya periode berjalan (5000 unit ekuivalen untuk biaya departemen sebelumnya, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead).

Persediaan akhir adalah sepenuhnya selesai untuk bahan baku (1000 unit ekuivalen untukbahan baku) tetapi hanya 50% selesai untuk biaya konversi (1000 unit x 50% selesai = 500 unit ekuivalen untuk tenaga kerja dan overhead). Unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya di departemen pencampuran adalah:

image

Biaya ditambahkan selama periode berjalan per unit ekuivalen di departemen percampuran ditentukan sebagai berikut:

image

Ayat jurnal untuk mencatat transfer biaya dari departemen pencampuran untuk departemen pengalengan adalah:

image
image
image

Jumlah unit ekuivalen dari biaya yang ditambahkan selama periode berjalan (yaitu jumlah unit ekuivalen yang terdaftar di bagian pertanggungjawaban biaya di laporan biaya produksi)

Biaya yang ditambahkan selama periode berjalan dibagi dengan jumlah unit ekuivalen dari biaya yang ditambahkan selama periode berjalan.

Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses dengan Asumsi Aliran Biaya FIFO

Data produksi American Chair Company untuk bulan Januari:

image

Supervisor departemen melaporkan bahwa persediaan akhir barang dalam proses 60% selesai untuk bahan baku di departemen pemotongan dan 100% selesai untuk bahan baku di departemen perakitan. Persediaan akhir 20% selesai untuk tenaga kerja di departemen pemotongan dan 70% selesai di departemen perakitan. Untuk overhead pabrik, persediaan akhir 40% selesai di departemen pemotongan dan 70% selesai di departemen perakitan.

Dalam asumsi aliran biaya FIFO, biaya unit pertama yang ditransfer keluar dari suatu departemen, dianggap berasal dari persediaan awal. Diasumsikan bahwa laporan biaya produksi dari bulan sebelumnya, yaitu desember, mengindikasikan bahwa persediaan akhir bulan Desember (persediaan awal bulan Januari) adalah 80% selesai untuk bahan baku di departemen pemotongan dan 40% selesai untuk bahan baku di departemen perakitan. Persediaan adalah 40% selesai untuk tenaga kerja di departemen pemotongan dan 20% selesai di departemen perakitan. Untuk overhead pabrik, persediaan adalah 60% selesai di departemen pemotongan dan 20% selesai di departemen perakitan. Data biaya untuk bulan Januari adalah sbb:

image
image

Unit ekuivalen periode berjalan untukl setiap elemen biaya di departemen pemotongan dihitung sebagai berikut:

image

Alternative lain, jumlah unit ekuivalen dari periode berjalan dapat dihitung dengan mengurangi jumlah unit ekuivalen di persediaan awal dari jumlah unit ekuivalen yang dihitung apabila metode perhitungan biaya rata-rata tertimbang yang digunakan. Ekuivalensi ini ditunjukkan menggunakan data yang sama sebagai berikut:

image

Tanpa memperdulikan cara yang digunakan untuk menghitung unit ekuivalen periode berjalan, biaya per ekuivalen unit untuk setiap elemen biaya dari biaya ditambahkan selama periode berjalan di departemen pemotongan adalah sebagai berikut:

image

Diasumsikan bahwa perusahaan menyimpan akun buku besar terpisah untuk setiap departemen produksi, ayat jurnal untuk mencatat transfer biaya dari departemen pemotongan ke departemen perakitan adalah:

image

Ekuivalen unit periode berjalan di departemen perakitan ditentukan sbb:

image

Laporannya:

image
image