Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing atau job costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah; suatu pesanan adalah unit dari suatu produk yang dapat secara mudah dibedakan dari unit lainnya. Hal ini berbeda dari sistem perhitungan biaya berdasarkan proses dimana biaya produksi diakumulasikan untuk suatu operasi atau subdivisi dari suatu perusahaan.
Untuk menghitung biaya berdasarkan pesanan secara efektif, pesanan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah karena ada perbedaan penting dalam biaya per unit suatu pesanan dengan pesanan lain. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat diterapkan untuk pekerjaan berdasarkan pesanan pabrik, bengkel dan tempat reparasi; pekerjaan konstruksi dan percetakan dan pekerjaan di bidang jasa seperti firma medis, hukum, arsitek, akuntansi dan konsultasi.
Karakteristik job order costing adalah:
-
Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan, sehingga bentuk barang/ produk tergantung pada spesifikasi pesanan. Proses produksinya terputus- putus, tergantung ada tidaknya pesanan yang diterima.
-
Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga perhitungan total biaya produksi dihitung pada saat pesanan selesai. Biaya per unit adalah dengan membagi total biaya produksi dengan total unit yang dipesan.
-
Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat kartu harga pokok pesanan (job order cost sheet) yang berfungsi sebagai buku pembantu biaya yang memuat informasi umum seperti nama pemesan, jumlah dipesan, tanggal pesanan dan tanggal diselesaikan, informasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka.
-
Penentuan harga pokok per unit produk dilakukan setelah produk pesanan yang bersangkutan selesai dikerjakan dengan cara membagi harga pokok produk pesanan dengan jumlah unit produk yang diselesaikan.
KARTU HARGA POKOK PESANAN
Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu harga pokok pesanan (job order cost sheet), yang dapat berbentuk kertas atau elektronik. Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara simultan, setiap kartu harga pokok pesanan mengumpulkan rincian untuk satu pesanan tertentu saja.
Contoh kartu harga pokok pesanan ditampilkan pada Gambar 1. Bagian atas memberikan ruang untuk nomor pesanan, nama pemesan, jumlah yang dipesan, spesifikasi dari item yang akan diproduksi serta tanggal dimulai dan diselesaikannya pesanan tersebut. Bagian berikutnya merinci biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dibebankan ke pesanan tersebut.
Beberapa kartu harga pokok pesanan mempunyai tambahan bagian, sepert ibagian bawah dari kartu harga pokok pesanan pada Gambar 1. yang mengiktisarkan biaya produksi, beban pemasaran dan administrasi serta laba.
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dibebankan ke setiap pesanan. Sebagai hasilnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga bagian yang saling berhubungan.
-
Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku, membebankan biaya bahan baku langsung ke pesanan dan membebankan biaya bahan baku tidak langsung ke biaya overhead pabrik.
-
Akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji, membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan dan membebankan tenaga kerja tidak langsung ke biaya overhead pabrik.
-
Akuntansi overhead pabrik mengakumulasikan biaya overhead pabrik, memelihara catatan terinci atas biaya overhead pabrik dan membebankan sebagian atas biaya overhead pabrik ke setiap pesanan.
Dasar perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya delapan tipe ayat jurnal akuntansi yaitu:
- Pembelian bahan baku
- Pengakuan biaya tenaga kerja
- Pengakuan biaya overhead pabrik
- Penggunaan bahan baku
- Distribusi biaya gaji tenaga kerja
- Pembebanan estimasi biaya overhead pabrik
- Penyelesaian pesanan
- Penjualan produk
Gambar 1
Sumber :
Sofia Prima Dewi, Septian Bayu Kristanto, Akuntansi Biaya, In Media