Apa yang dimaksud dengan Berkah atau Barokah ?

Memaknai Arti Berkah
Dr. Salim Segaf Al Jufri

Barokah atau berkah adalah kondisi yang diinginkan oleh hampir semua hamba yang beriman, karenanya orang akan mendapat limpahan kebaikan dalam hidup.

Barokah bukanlah serba cukup dan mencukupi saja, akan tetapi barokah ialah bertambahnya ketaatanmu kepada الله dengan segala keadaan yang ada, baik berlimpah atau sebaliknya.

Barokah itu: “…albarokatu tuziidukum fii thoah.” Barokah itu menambah taatmu kepada الله.

Hidup yang barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub, sakitnya menambah taatnya kepada الله.

Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yang umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab ibn Umair.

Tanah yang barokah itu bukan karena subur dan panoramanya indah, karena tanah yang tandus seperti Makkah punya keutamaan di hadapan الله …tiada banding…tiada tara.

Makanan barokah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, tapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi lebih taat setelah makan.

Ilmu yang barokah itu bukan yang banyak riwayat dan catatan kakinya, akan tetapi yang barokah ialah yang mampu menjadikan seorang meneteskan keringat dan darahnya dalam beramal & berjuang untuk agama الله.

Penghasilan barokah juga bukan gaji yg besar dan berlimpah, tetapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rejeki bagi yang lainnya dan semakin banyak orang yang terbantu dengan penghasilan tersebut.

Anak² yang barokah bukanlah saat kecil mereka lucu dan imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar & mempunyai pekerjaan & jabatan hebat, tetapi anak yang barokah ialah yang senantiasa taat kepada Rabb-Nya dan kelak di antara mereka ada yang lebih shalih & tak henti²nya mendo’akan kedua Orangtuanya.

Semoga segala aktifitas kita hari ini barokah.

1 Like

Kata barakah menurut bahasa bermakna penambahan (an-namāu wa ziyadātu), kebahagian (as-sa‟adātu), tumbuh (an-ni‟mah).

Dalam kamus besar bahasa Indonesia berkah adalah karunia Tuhan yang membawa kebaikan dalam hidup manusia, keberkahan yaitu keberuntungan, kebahagiaan.

Menurut Dr. Nashir bin Abdurrahman bin Muhammad al-Judai makna berkah terangkum dalam beberapa makna yaitu :

  • Tetap dan langgeng
    Menurut ar-Raghib al-Isfahani berkah adalah tetapnya kebaikan Ilahi pada sesuatu. Allah berfirman yang artinya:

    “Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi” (Q.S al-A‟raf/7:96)

  • Banyak dan bertambah

    Berkah artinya, memiliki banyak kebaikan dan bersifat terus menerus. Seperti air di dalam kolam, terdapat dua hal di dalamnya, yaitu ; jumlah air yang banyak dan sifatnya yang terus mengalir.

Adapun secara istilah berkah adalah sebagai suatu kebaikan ilahi yang secara terus menerus dalam suatu perkara, sebagaimana yang diungkapkan ar-Raghib al-Isfahani,

“berkah adalah tetapnya kebaikan ilahi dalam suatu perkara.”

Menurut ath-Thabathabai,

“berkah adalah kebaikan yang bersumber dari Allah dan tidak bisa terhitung (dalam semua kehidupan, baik bersifat materi maupun non materi).

Makna Berkah Dalam Al-Qur’an


Kata barakat adalah bentuk jamak dari kata barakah, masdar dari kata bārakayabrikubarkanbarakatan. Di sebutkan dalam al-Qur‟an kata barakat dan kata yang seakar dengannya terulang sebanyak 31 kali dan terbagi ke 9 (sembilan) bagian yaitu :

1. Bāraka

Dalam kamus Munawwir, bāraka artinya diberkahi dan memperoleh kenikmatan atau kebahagiaan, kata bāraka terdapat dalam al-Qur‟an surah al-Fusilat/41 :10,

“Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban bagi orang-orang yang bertanya.”(Q.S al-Fusilat/41:10)

Dalam tafsir Kemenag, makna kata bāraka dalam ayat ini yaitu keindahan. Artinya Allah menciptakan bumi ini sebagai tempat bagi manusia penuh keindahan dilengkapi dengan segala macam kebutuhan yang diperlukan manusia untuk kelangsungan hidupnya, dan keperluan makhluk-makhluk lain. seperti udara yang dihisap setiap saat, makanan-makanan yang diperlukan, tempat yang nyaman, lautan yang luas dan banyak lagi nikmat yang lain, yang disediakan-Nya dan tidak terhitung jumlahnya.

Menurut Ibnu Katsir kata bāraka bermanfaat bagi manusia. Dalam tafsirnya ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah memberikan kenikmatan kepada hamba-Nya dengan menciptakan bumi dan isinya. Seperti, gunung- gunung yang kokoh, air, negeri (tanah), menciptakan langit, bintang- bintang, matahari, bulan, para malaikat dan menciptakan awal waktu, semua itu adalah untuk dimanfaatkan oleh manusia karena Dia telah menentukan apa-apa yang dibutuhkan oleh penghuninya.

2. Būrika

Kata būrika adalah bentuk pasif dari kata bāraka yang terambil dari kata barakah, yakni kebajikan yang melimpah. Kata būrika terdapat dalam al- Qur‟an Surah an-Naml/27: 8.

“Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia: “Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu, dan orang- orang yang berada di sekitarnya. Dan Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S an-Naml/27: 8)

Menurut Ibnu Katsir memaknai kata būrika yaitu tumbuh sangat besar. Dalam tafsirnya dijelaskan, ketika nabi Musa tiba di tempat api itu, diserulah dia: bahwa telah diberkahi orang-orang yang ada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Sehingga Musa melihat air itu menular kepohon yang hijau, namun nyalanya semakin membaik dan pohon pun semakin menghijau dan rimbun, kemudian Musa menengadahkan kepalanya, ternyata cahaya api itu sempai ke langit.

Menurut Quraish Shihab kata būrika adalah kebajikan yang melimpah. Artinya telah dilimpahkan oleh Allah aneka kebajikan bagi siapa yang ada ditempat itu. Dalam tafsirnya dijelaskan, yakni setelah berpesan kepada istri nabi Musa, menuju ketempat di mana dia melihat api yakni dari arah pinggir lembah yang berkah, di mana terdapat sebatang pohon kayu di serulah dia oleh Allah dengan firman-Nya: bahwa telah di berkahi siapa yang berada di dekat mencari api ini, dan siapa saja yang berada di sekitarnya yakni para malaikat atau makhluk yang patuh kepada Allah. Maka bergembiralah Musa dengan anugerah Allah dan maha suci Allah yakni sucikanlah Allah yang maha suci, tuhan semesta alam.

3. Tabāraka

Akar kata lain dari bāraka yakni, tabāraka. menurut Ibnu Faris, pujian dan keagungan atau maha banyak kebajikan yang dianugrahkan-Nya. Jadi, tabāraka adalah kebaikan yang dianugrahkan oleh Allah kepada manusia. Dari sini Kata tabāraka yang ditunjukan kepada Allah, sumber pemberi berkah.

Kata tabāraka terdapat dalam al-Qur‟an surah al-A‟raf/7: 54, al- Mu‟minuun/23:14, al-Furqan/25:1,10,61, al-Mu‟min/40:64, al-Zukhruf/43: 85, al-Rahman/55: 7, al-Mulk/67: 1.

“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S al-Mulk/67:1)

Dalam Tafsir al-Misbah kata tabāraka diambil dari kata bāraka yang berarti mantap, langgeng, dan juga berarti kebajikan yang banyak dan berkesinambung, dari kata tersebut lahir kata bārakah, sementara beberapa ulama mengartikannya dengan kata maha suci, ini menjadikan serupa dengan kata subhana.

Menurut Quraish Shihab, yang dikutip dari pandangan al-Biqa‟I, dengan menggabungkan kedua makna diatas, menjadikan kata tabāraka dalam arti maha besar, maha suci, maha tinggi, maha agung, mantap dengan kemantapan yang tidak ada samanya disertai dengan kebajikan, keberkahan serta kelangsungan limpahan karunia-Nya.

4. Barakātin

Kata barakātin bermakna kenikmatan yang tetap. Seperti air dalam kolam yang selalu ngalir dan tetap. Kata barakātin terdapat dalam al- Qur‟an surah a l-A’raf/7: 96, dan Hud/11: 48.

“Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami”. (QS. Hud: 48).

Dalam tafsir Kemenag, kata barakātin terambil dari kata bārk yaitu tetap atau kukuhnya sesuatu di suatu tempat, Barakah yang jamaknya barakātin berarti kukuhnya nikmat Ilahi pada sesuatu. Dalam ayat ini Allah memerintahkan nabi Nuh beserta pengikutnya yang di bawa dalam kapal untuk turun dari kapal guna memulai kehidupan yang baru.

Menurut imam al-Alusi makna wa barakātin „alaika adalah berkah dari Allah yang merupakan kabar gembira atas terkabul doa nabi Nuh untuk meyelamatkan-nya beserta pengikutnya dari bencana badai dan air bah.

Dalam tafsir Ibnu Katsir di jelaskan, tentang apa yang di katakan Nuh as ketika perahunya berlabuh di gunung Judiy, Allah mengucapkan selamat kepada nabi Nuh dan orang-orang yang bersamanya yang mukmin dan setiap orang-orang mukmin dari keturunanya sampai hari kiamat.

Seperti apa yang dikatakan Muhammad bin Ka‟ab berkata: keselamatan ini meliputi setiap orang mukmin laki-laki dan perempuan sampai hari kiamat. Berkata Muhammad bin Ishaq ketika Allah ingin menghentikan angin taufan, Allah mengirim angin di muka bumi, maka menetaplah air dan tertutuplah mata air bumi tersebut dan memenuhi bumi dengan air dan pintu-pintu langit. Allah memberikan keberkahan kepada mereka yaitu dengan menyelamatkan mereka dari azab yang menimpa kaumnya dan Dia memberikan kenikmatan berupa kesenangan kepada mereka dalam kehidupannya.

5. Mubārak

Mubārak artinya mantapnya kebaikan sesuatu, tumbuh dan berkembang, berkah adalah kolam karena air yang ada di dalamnya menetap dan mantap. Kitab yang mubārak adalah kitab yang di dalamnya penuh dengan kebaikan dengan mantap, kebaikan itu terus menerus tumbuh dan berkembang dimana nilai itu hinggap.

Kata mubārak terdapat dalam al- Qur‟an surah Al-An‟am/6: 92, 155, al-Anbiyaa/21:50, Shaad/38: 29

“Dan ini (Al-Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya.Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya”. (QS. al-An‟am: 92)

Menurut Quraish Shihab kata mubārak akar katanya barakah yang berarti sesuatu yang mantap dan juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam serta bersinambung.

Kolam dinamai birkah karena air yang di tampung dalam kolam itu menetap mantap didalamnya tidak tercecer di dalamnya. Keberkahan ilahi datang dari arah yang sering kali tidak diduga atau dirasakan secara material dan tidak pula dibatasi atau diukur. Dari sini segala penambahan yang tidak terukur oleh indrawi dinamai barakah.

Dalam tafsir al-Misbah al-Qur‟an adalah kitab yang telah kami turunkan dengan menugaskan malaikat Jibril membacakannya kepada nabi Muhammad. Diberkahi yakni mantap keberadaannya lagi mengandung tuntunan guna meraih kebajikan yang melimpah, membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya seperti Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa dan Injil kepada nabi Isa dan agar nabi Muhammad memberi peringatan dan ancaman dengan menyampaikan tuntunan kitab ini kepada penduduk makkah dan siapa yang berada disekelilingnya yang tidak mempercayainya.

Adapun orang-orang yang beriman yakni memiliki kecenderungan untuk percaya tentang adanya kehidupan akhirat tentu akan beriman kepadanya yakni kepada tuntunan al- Qur‟an dan mereka selalu memelihara shalat.

Menurut Ibnu Katsir kata mubārak ditunjukan ke Makkah yakni Makkah yang penuh kebarakahan. Dalam tafsirnya di jelaskan al-Quran adalah kitab yang telah Kami turunkan di Makkah dari kehidupan orang Arab, dan dari semua golongan bani Adam baik orang Arab maupun bukan orang Arab, atau semua orang yang beriman pada Allah dan hari akhir juga beriman pada kitab al-mubārak yang di turunkan Allah kepada nabi Muhammad yaitu al-Quran, juga mereka yang menunaikan shalat sebagimana diwajibkan Allah pada mereka dalam melakukan shalat-shalat pada waktu-waktunya.

“Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama mereka) di rumah kamu sendiri atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan, di rumah saudara bapakmu yang laki-laki di rumah saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara ibumu yang laki-laki di rumah saudara ibumu yang perempuan, di rumah yang kamu miliki kuncinya atau di rumah kawan- kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian. Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat (Nya) bagimu, agar kamu memahaminya”. (QS. An Nuur/24:61)

Menurut Mustafa al-Maragi kata mubārakah artinya penambahan kebaikan dan banyak pahala, serta menyenangkan hati orang yang mendengar.

Dalam tafsir Ibnu Katsir di jelaskan tidak ada halangan bagimu makan bersama kerabat, atau sendirian karena kaum muslimin suka merasa sungkan jika makan sendirian, sebelum ada orang yang menyertainya; lalu Allah membolehkan mereka makan sendirian, Allah berfirman: tidak ada halangan bagimu makan bersama mereka atau sendirian. Inilah kemurahan dari Allah bahwa seseorang boleh makan bersama-sama atau sendirian, walaupun makan bersama itu lebih berkah.

7. Bāraknā

Kata bāraknā adalah kesuburan dan kebaikan yang banyak. Kata bāraknā terdapat dalam al-Qur‟an surah al-A‟raf/7:137, al-Isra`a/17:1, al- Anbiya/21:71,81, Saba/34:18

“Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israel disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Firaun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka”. (Q.S al-A‟raf/7:137)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah menepati janji dengan memberikan kenikmatan yang paling besar kepada kaum Bani Israil, yang sebelumnya di tindas dan di perbudak oleh firaun dan pengikutnya. Nikmat tersebut adalah mewarisi kawasan barat dan timur yang subur dan di berkahi Allah. Kenikmatan ini merupakan imbalan dari kesabaran mereka, yang sudah beriman kepada Allah serta mengikuti ajaran nabi Musa dan tabah dalam menghadapi kesengsaraan dan penderitaan yang mereka alami.

Dalam tafsir ibnu Katsir di jelaskan Allah telah menyempurnakan janji-Nya kepada Bani Israil di sebabkan kesabaran mereka, Allah telah hancurkan apa yang telah di buat Fir‟aun dan kaumnya yang telah menindas dengan membunuh anak-anak lelaki sedang anak perempuan di biarkan hidup, di suruh membayar upeti dan kerja paksa. Kami berikan kepada mereka tanah yang Kami berkahi dengan kesuburan dan kekayaan yang banyak, ketimur sampai batas-batas Syam, dan kebarat sampai batas-batas Mesir, sebagai realisasi yang telah Kami janjikan.

8. Mubāraka

Kata mubāraka terambil dari kata al-barakah yang berarti kebaikan yang melimpah dan beraneka ragam. Kata mubāraka terdapat dalam al- Qur‟an surah ali`Imran/3:96, Maryam/19:31, al-Mu‟minuun/23:29, Qaaf/50:9.

Dan berdoalah: “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat.” (Q.S al- Mu‟minuun/23:29)

Menurut Qurais Shihab, kata mubāraka dapat di artikan keberkahan yang penuh kebaikan dan kedamaian. Dalam tafsir al-Misbah ayat ini menjelaskan tentang peristiwa umat nabi Nuh hanya menyatakan mereka tenggelam tanpa merinci keadaan mereka. Hal ini untuk mengisyaratkan mereka bener-bener telah hilang. Hal tersebut menunjukan betapa murkanya Allah terhadap mereka dan betapa hina mereka di sisi-Nya.

Allah memberikan azab kepada kaum nabi Nuh dengan topan yang sangat besar karena mendustakan rasul-Nya, dengan mengingkari keesaan Allah. Demikian itu adalah suatu pelajaran bagi semua manusia yang akan datang agar mengambil pelajaran dari kejadain tesebut.

Menurut Ibnu katsir ayat ini adalah doa nabi Nuh dan orang-orang mukmin ketika turun dari kapal setelah topan berakhir. Ya Allah, turunkan-lah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baiknya yang memberi tempat.

Nabi Nuh berdoa agar di berikan tempat yang penuh dengan kedamaian dan kebaikan untuk umatnya serta mempunyai rasa aman di tempat itu, karena hanya Engkaulah yang dapat memberi tempat yang sebaik-baiknya, yang mengetahui tempat-tempat yang cocok lagi selaras bagi kami.

9. Barakātuh

Menurut Imam Ibnu Qayim lafaz barakātuh berbentuk jamak (plural) sedangkan lafaz salam (keselamatan) dan rahmat berbentuk mufrad (tunggal) dalam ucapan salam. Beliau mengatakan lafaz barakātuh adalah banyaknya kebaikan dan sifatnya yang berkesinambungan, dalam artian satu kebaikan akan di barengi oleh kebaikan lainnya. Sehingga kebaikan tersebut bersifat terus menerus dan berkesinambungan, maka penggunaan bentuk jamak bagi lafaz barakātuh itu lebih tepat.

Sebagaimana dalam al-Qur‟an disebutkan surah Hud/11:73, Allah menyebut lafaz rahmah (rahmat) dalam bentuk tunggal dan lafaz barakātuh dalam bentuk jamak.

“Para malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait ! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” (Q.S. Hud/11:73)

Menurut Ibnu Katsir kata barakātuh yakni segala pujian atau kebaikan pada semua pekerjaan dan perkataan-Nya, terpuji dan termulia pada sifat-Nya dan Dzat-Nya. Dalam tasirnya dijelaskan: Malaikat berkata kepada mereka Janganlah heran terhadap urusan Allah, meskipun kamu sudah tua dan mandul, juga suamimu sudah tua renta, sesungguhnya itu semua adalah Maha Kuasa Allah atas segala sesuatu yang Dia kehendaki. Allah yang terpuji dalam semua pekerjaanya dan perkataanya.

Dalam tasir al-Misbah ayat ini menjelaskan tentang mendengar ucapan istri nabi Ibrahim; para malaikat menyanggah keheranannya yakni berkata: apakah engkau wahai Sarah istri Ibrahim, merasa heran tentang ketetapan Allah yang maha kuasa dan memiliki segala sifat kesempurnaan. Hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil bagi Allah dan tidak wajar engkau merasa heran, bukankah selama ini tidak sedikit bukti-bukti kekuasaa-Nya yang engkau sekeluarga lihat dan alami sendiri. Anak dan cucu yang akan engkau peroleh itu adalah bagian rahmat Allah yang maha agung dan keberkahan-keberkahan-Nya yakni kebajikan yang terus menerus tumbuh berkembang yang di curahkan atas nama kamu, hai Ahlu al-Bait. Dalam segala perbuatan-Nya lagi maha pemurah.

Kunci Keberkahan


Keberkahan dari Allah merupakan suatu yang sangat penting bagi orang muslim, untuk itu ada kunci yang perlu orang-orang miliki dan usahakan unutk meraih keberkahan, yaitu:

A. Beriman Dan Bertakwa

Orang muslim yang beriman dan bertakwa akan di limpahkan aneka kebajikan oleh Allah baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Al-Qur‟an:

“Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau. Allah berfirman: “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat- Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami”. (Q.S al-A‟raaf 7/ 156)

Dalam tafsir Kemenag dijelaskan bahwa rahmat Allah lebih cepat datangnya kepada hamba-hamba-Nya dari pada amarah-Ku, dan azab-Ku khusus Aku limpahkan kepada hamba-hamba-Ku hendaki, yaitu orang yang melaksanakan larangan Allah dan menjauhi perintah-Nya. Orang beriman dan bertakwa yakni yang membenarkan ayat-ayat Allah, mengakui keesaan-Nya dan kebenaran rasul-rasul-Nya, maka akan-Aku limpahkan rahmat-Nya yang istimewa serta abadi.

B. Berpedoman Pada Al-Qur‟an

Al-Qur‟an adalah sumber keberkahan, apabila seseorang menjalankan nilai-nilai dan perintah yang terkandung didalam al-Qur‟an, maka Allah akan memberikan keberkahan-Nya. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam al-Qur‟an :

“Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat”, (Q.S al- An‟am/6:155)

Ayat diatas menjelaskan kedudukan al-Qur‟an yang mencakup segala macam petunjuk yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di muka bumi ini untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberkahan. Seperti kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa, yang berisi sebagai petunjuk yang hanya dibutuhkan oleh kaum bani Israil untuk mendapatkan kebahagiaan.

Sedangkan al-Qur‟an yang diturunkan kepada nabi Muhammad, yang berisi lebih banyak petunjuk dan lebih luas jangkaunnya dari kitab Taurat.

Seperti Kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa penuh berisi ajaran-ajaran syariat dan petunjuk-petunjuk yang hanya dibutuhkan oleh Bani Israil untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat, sedangkan al-Qur‟an yang diturunkan kepada nabi Muhammad, berisi lebih banyak petunjuk dan lebih luas jangkaunya dari kitab sebelumnya seperti Taurat. Oleh karena itu, ikutilah petunjuk dan laksanakan semua perintah dan larangan yang ada di dalam al-Qur‟an, maka akan mendapatkan rahmat, dan petunjuk di dunia dan di akhirat.

Dalam tafsir ibnu Katsir menjelaskan di dalam al-Qur‟an terdapat ajakan untuk mengikuti al-Qur‟an dan Allah mencitai hamba-Nya, didalam kitab-Nya memerintahkan hambanya untuk merenungi, dan mengamalkan perintah yang terdapat di dalamnya dan mengajak hamba-Nya. Kitab tersebut mempunyai keberkahan bagi yang mempelajarinya, mengamalkannya dan mengikutinya. Maka Allah akan melimpahkan rahmat dan keberkahan kepada hamba-Nya di dunia dan di akhirat, karena al- Qur‟an adalah salah satu tali yang kuat untuk menghubungkan antara manusia dengan Allah.

Referensi :

  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Al-Qaulul Mufid Ala Kitab at-tauhid, Daarul Ashimah.
  • ar-Raghib al-Isfahani, Mufradat al-faz al-Qur‟an, Jeddah, Darul Basyir, 1997
  • Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mujam al-Mufahras lilfazil Quranil karim, Mesir: Darul Kutub, 1364 H/ 1945 H.
  • Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaq al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min Ibni Katsiir, Jilid 9, (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i), 2005.
  • M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah.
  • Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, Toha Putra , Semarang, 1993

Menurut bahasa, berkah, berasal dari bahasa Arab: barokah, artinya nikmat (Kamus Al-Munawwir, 1997). Istilah lain berkah dalam bahasa Arab adalah mubarak dan tabaruk.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), berkah adalah “karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia”.

Menurut istilah, berkah (barokah) artinya ziyadatul khair, yakni “bertambahnya kebaikan” (Imam Al-Ghazali, Ensiklopedia Tasawuf).

Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia.

Berkah atau Barokah

Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi disebutkan, berkah memiliki dua arti:

  1. tumbuh, berkembang, atau bertambah; dan

  2. kebaikan yang berkesinambungan. Menurut Imam Nawawi, asal makna berkah ialah “kebaikan yang banyak dan abadi”.

Dalam keseharian kita sering mendengar kata “mencari berkah”, bermaksud mencari kebaikan atau tambahan kebaikan, baik kebaikan berupa bertambahnya harta, rezeki, maupun berupa kesehatan, ilmu, dan amal kebaikan (pahala).

Dalam Al-Qur`an kata berkah (barakah) hadir dengan beberapa makna, di antaranya: kelanggengan kebaikan, banyak, dan bertambahnya kebaikan. Al-Quran sendiri merupakan berkah bagi manusia sebagaimana firman-Nya:

“Ini (Al-Quran) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.” (QS. Shaad: 29).

Referensi :

Berikut adalah kisah hikmah ttg penjelasan apa itu yg dimaksud BAROKAH

Al Kisah…, pada suatu hari Syeikh Al-Imam Syaqiq al-Balkhi membeli buah semangka untuk istrinya. Saat disantapnya ternyata buah semangka tersebut terasa hambar.

Dan sang isteri pun marah.

Syeikh Al-Imam Syaqiq menanggapi dengan tenang amarah istrinya itu, setelah selesai di dengarkan amarahnya, beliau bertanya pada sang istri dengan halus :

“Kepada siapakah kau marah wahai istriku.?”
Kepada pedagang buahnya kah.?
Kepada pembelinya.?
Kepada petani yang menanamnya.?
Ataukah kepada yang Menciptakan Buah Semangka itu? tanya Syeikh Al-Imam Syaqiq

Istri beliau terdiam.

Sembari tersenyum.,

Syeikh Syaqiq melanjutkan perkataannya :

"Ketahuilah wahai istriku seorang pedagang tidak menjual sesuatu kecuali yang terbaik…Seorang pembeli pun pasti membeli sesuatu yang terbaik pula…Begitu pula seorang petani, tentu saja ia akan merawat tanamannya agar bisa menghasilkan yang terbaik…!

Maka sasaran kemarahanmu berikutnya yang tersisa, tidak lain hanya kepada yang Menciptakan Semangka itu…!"

Pertanyaan Syeikh Al-Imam Syaqiq menembus ke dalam hati sanubari istrinya. Terlihat butiran air mata menetes perlahan di kedua pelupuk matanya…

Syeikh Al-Imam Syaqiq Al-Balkhi pun melanjutkan ucapannya :

"Bertaqwalah wahai istriku…Terimalah apa yang sudah menjadi Ketetapan-Nya. Agar Alloh memberikan kebarokahnnya pada kita”

Mendengar nasehat suaminya itu, sang istri pun sadar, menunduk dan menangis mengakui kesalahannya dan ridho dengan apa yang telah Alloh Subhanallohu Wa Ta’ala tetapkan."

Pelajaran terpenting buat kita adalah bahwa

Setiap keluhan yg terucap sama saja kita tidak ridho dengan ketetapan Alloh SWT, sehingga barokah Alloh jauh dari kita.

Karena Barokah bukanlah serba cukup dan mencukupi saja, akan tetapi

Barokah ialah bertambahnya ketaatan kita kepada Alloh SWT dengan segala keadaan yang ada, baik yang kita sukai atau sebaliknya.

Makanan Barokah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, tapi makanan yang mampu membuat yang memakannya menjadi lebih taat setelah memakannya.

Hidup yang Barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub, sakitnya menjadikannya bertambah taat kepada Alloh SWT.

Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yang umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab bin Umair.

Tanah yang Barokah itu bukan karena subur dan panoramanya indah, karena tanah yang tandus seperti Makkah punya keutamaan di hadapan Alloh…tiada banding…tiada tara.

Ilmu yang Barokah itu bukan hanya yang banyak hafalan Al Qur’an Hadits, telah mengkhatamkan kitab kitabnya dan memiliki banyak catatan catatan nasehat nya, akan tetapi yang Barokah ialah ilmu yang mampu menjadikan seorang lebih taqorub kepada Alloh bisa berbagi dengan keluarga sahabat dan kerabatnya jauh dari hasrat untuk riya’ sum’ah dan sombong.

Penghasilan Barokah juga bukan gaji yang besar dan berlimpah, tetapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rejeki bagi yang lainnya dan semakin banyak orang yang terbantu dengan penghasilan tersebut.

Anak-anak yang Barokah bukanlah saat kecil mereka lucu dan imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar & mempunyai pekerjaan & jabatan yang hebat, tetapi Anak yang Barokah ialah yang senantiasa taat kepada Alloh dan Rosul_Nya dan kelak mereka menjadi lebih shalih dari kita & tak henti²nya mendo’akan kedua Orangtuanya.

Semoga kita semua selalu dianugrahi kekuatan untuk senantiasa bersyukur padaNYA, agar kita mendapatkan kebarokahanNYA.

Barokallohu lana walakum fiddunya walakhiroh…