Menurut APQC ( American Productivity & Quality Center ), benchmarking adalah proses pengukuran yang sistematis dan berkesinambungan; proses mengukur dan membandingkan secara sinambung atas proses-proses bisnis suatu organisasi dengan tokoh-tokoh proses bisnis manapun di seluruh dunia, untuk mendapatkan informasi yang akan membantu upaya organisasi tersebut memperbaiki organisasinya (Gregory H. Watson, 1996)
DavidKearns (CEO dari Xerox) dalam Ramli, (2013)
” benchmarking is the continuous process of measuring products, services, and practices against the toughest competitors or those companies recognized as industry leaders ”.
Dalam pendapat tersebut benchmarking adalah suatu proses pengukuran terus-menerus atas produk, jasa dan tata cara kita terhadap pesaing kita yang terkuat atau badan usaha lain yang dikenal sebagai yang terbaik.
Tujuan dan Manfaat Benchmarking
Tujuan dari benchmarking ini adalah sebagai berikut:
-
Untuk menilai dan meninjau ulang ekonomis, efisiensi, efektivitas serta kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam fungsi tersebut terkait dengan kondisi yang terjadi.
-
Untuk mengambil tindakan yang bersifat preventif, artinya untuk menilai apakah ada situasi dalam perusahaan yang potensial dapat menjadi masalah di masa depan meskipun pengamatan sepintas mungkin menunjukkan bahwa situasi demikian tidak dihadapi perusahaan.
-
Untuk membandingkan hasil kerja perusahaan secara keseluruhan atau berbagai komponen dengan standar yang mencakup berbagai bidang kegiatan dan berbagai sasaran perusahaan yang ditetapkan sebelumnya.
-
Untuk menjadi yang terbaik dalam melakukan aktifitas dan proses. Benchmarking juga seharusnya melibatkan perbandingan dengan parapesaingnya atau industri lainnya.
-
Untuk meningkatkan kinerja organisasi agar mampu bersaing dengan organisasi lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Menurut Ross, (Sulisworo 2009) secara umum manfaat yang diperoleh dari benchmarking dapat dikelompokkan menjadi:
- Perubahan Budaya
Memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target kinerja baru yang realistis berperan meyakinkan setiap orang dalam organisasi akan kredibilitas target.
- Perbaikan Kinerja
Membantu perusahan mengetahui adanya gap-gap tertentu dalam kinerja dan untuk memilih proses yang akan diperbaiki.
- Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia
-
Memberikan dasar bagi pelatihan.
-
Karyawan menyadari adanya gap antara yang mereka kerjakan dengan apa yang dikerjakan karyawan lain diperusahaan lain.
-
Keterlibatan karyawan dalam memecahkan permasalahan sehingga karyawan mengalami peningkatan kemampuan dan keterampilan.
-
Evolusi Konsep Benchmarking
Menurut Watson, (1996) konsep benchmarking sebenarnya telah mengalami setidaknya lima generasi, yaitu :
- Reverse Engineering
Dalam tahap ini dilakukan perbandingan karakteistik produk, fungsi produk dan kinerja terhadap produk sejenis dari pesaing.
- Competitive Benchmarking
Selain melakukan benchmarking terhadap karakteristik produk, juga melakukan benchmarking terhadap proses yang memungkinkan produk yang dihasilkan adalah produk unggul.
- Process Benchmarking
Memiliki lingkup yang lebih luas dengan anggapan dasar bahwa beberapa proses bisnis perusahaan terkemuka yang sukses memiliki kemiripan dengan perusahaan yang akan melakukan benchmarking .
- Strategic Benchmarking
Merupakan suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi alternatif, implementasi strategi bisnis dan memperbaiki kinerja dengan memahami dan mengadaptasi strategi yang telah berhasil dilakukan oleh mitra eksternal yang telah berpartisipasi dalam aliansi bisnis. Membahas tentang hal-hal yang berkitan dengan arah strategis jangka panjang.
- Global Benchmarking
Mencakup semua generasi yang sebelumnya dengan tambahan bahwa cakupan geografisnya sudah mengglobal dengan membandingkan terhadap mitra global maupun pesaing global.
Jenis Benchmarking
Dalampelaksanaannya/prakteknya, menurut Hiam dan Schewe (Rachman, 2013:5) dikenal empat jenis dasar dari benchmarking yaitu:
-
Benchmarking Internal, pendekatan dilakukan dengan membandingkan operasi suatu bagian dengan bagian internal lainnya dalam suatu organisasi, misalnya dibandingkan kinerja setiap divisi di perusahaan, dilakukan antara departemen/divisi dalam suatu perusahaan dalam satu group perusahaan.
-
Benchmarking Kompetitif, pendekatan dilakukan dengan mengadakan perbandingan dengan berbagai pesaing, misalnya membandingkan karakteristik produk dengan produk yang sama yang dihasilkan pesaing dalam pasar yang sama.
-
Benchmarking Fungsional, pendekatan dengan diadakan perbandingan fungsi atau proses dari perusahaan lain yang berada di berbagai industri, atau dengan kata lain dilakukan perbandingan dengan perusahaan/industri yang lebih luas atau pemimpin industri untuk fungsi-fungsi yang sama.
-
Benchmarking Generik, pendekatan dengan diadakan perbandingan pada proses bisnis fundamental yang cenderung sama di setiap industri, atau dengan kata lain perbandingan fungsi-fungsi usaha atau proses yang sama dengan mengabaikan jenis industri.
Cara Melakukan Benchmarking
Sedangkan cara yang biasa digunakan dalam melakukan benchmarking ada empat cara, yaitu:
- Riset in-house
Dilaksanakan dengan melakukan penilaian terhadap informasi dalam perusahaan sendiri manapun informasi yang ada.
- Riset pihak ketiga
Ditempuh dengan jalan menggunakan jasa pihak ketiga dalam pencarian data dan informasi yang sulit didapat.
- Pertukaran Langsung
Pertukaran informasi secara langsung melalui kuesioner, survei melalui telepon dan sebagainya dengan perusahaan yang dijadikan mitra dalam benchmarking .
- Kunjungan Langsung
Dilaksanakan dengan melakukan kunjungan ke lokasi mitra benchmarking untuk saling tukar informasi.
Faktor-faktor yang Mendorong Perusahaan Melakukan Benchmarking
Menurut Karloff dan Ostblom (Hadi, 2011) konsep efisiensi yang ingin dicapai melalui benchmarking mengandung 4 komponen dasar, yaitu:
-
Kualitas
-
Harga
-
Volume Produksi, dan
-
Biaya Produksi.
Proses Benchmarking
Proses benchmarking biasanya terdiri dari beberapa langkah yaitu:
- Menentukan apa yang akan di-benchmark
Hampir segala hal dapat di-benchmark seperti suatu proses lama yang memerlukan perbaikan, suatu permasalahan yang memerlukan solusi, suatu perancangan proses baru atau suatu proses dengan upaya perbaikannya selama ini belum berhasil.
- Menentukan apa yang akan diukur
Ukuran atau standar yang dipilih untuk dilakukan benchmark-nya harus yang paling kritis dan besar kontribusinya terhadap perbaikan dan peningkatan mutu.
- Menentukan kepada siapa akan dilakukan benchmark
Pertimbangan yang perlu adalah tentunya memilih organisasi lain tersebut yang memang dipandang mempunyai reputasi baik bahkan terbaik dalam kategori ini.
- Pengumpulan data/kunjungan
Mengumpulkan data tentang ukuran dan standar yang telah dipilih terhadap organisasi yang akan di-benchmark. Informasi ini dapat dimulai dengan yang telah dipublikasikan: misalkan hasil studi, survei pasar, survei pelanggan, jurnal, majalah dan lain-lain.
- Analisis data
Membandingkan data yang diperoleh dari proses yang di-benchmark dengan data proses yang dimiliki (internal) untuk menentukan adanya kesenjangan ( gap ) di antara mereka. Tentu juga perlu membandingkan situasi kualitatif misalnya tentang sistem, prosedur, organisasi, dan sikap.
- Merumuskan tujuan dan rencana tindakan
Menentukan target perbaikan terhadap proses. Target-target ini harus dapat dicapai dan realistis dalam pengertian waktu, sumber daya, dan kemampuan yang ada saat ini,juga sebaiknya terukur, spesifik, dan didukung oleh manajemen dan orang-orang yang bekerja dalam proses tersebut.
Prasyarat Benchmarking
-
Kemauan dan komitmen.
-
Keterkaitan tujuan strategik.
-
Tujuan untuk menjadi terbaik, bukan hanya untuk perbaikan.
-
Pemahaman terhadap proses, produk dan jasa yang ada
-
Proses terdokumentasi, karena:
-
Semua orang yang berhubungan dengan suatu proses harus memiliki pemahaman yang sama terhadap proses yang bersangkutan.
-
Dokumentasi sebelum adanya perubahan berguna dalam pengukuran peningkatan kinerja setelah dilaksankannya benchmarking .
-
Mitra benchmarking belum tentu akrab dengan proses yang dimiliki suatu organisasi.
-
Keterampilan analisis proses serta komunikasi.
-
Keterampilan riset dan pembentukan tim (Rachman, 2013)