Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mengandung mineral karbonat lebih dari 50%. Berdasarkan mineral penyusun utamanya batuan karbonat dibagi menjadi dua yaitu batugamping (limestone) dan dolomit (dolostone). Batugamping tersusun atas calcite (CaCO3) sebagai mineral utamanya, sedangkan dolomit tersusun atas dolomite (CaMg(CO3)2) sebagai mineral utamanya.
Batuan karbonat mengalami proses diagenesis yang merupakan perubahan pada sedimen secara alami yaitu sejak proses pengendapan awal hingga batas metamorfisme akan terbentuk. Proses diagenesis akan menentukan karakteristik batuan karbonat tersebut. Proses-proses diagenesis batuan karbonat yaitu: pelarutan, sementasi, dolomitisasi, aktivitas organisme, kompaksi mekanik, dan kompaksi kimia.
Proses diagenesis pada batuan karbonat menyebabkan porositas akhir batuan karbonat mungkin dan tidak mungkin berhubungan dengan lingkungan pengendapannya. Berbeda dengan litologi lainnya, porositas primer batuan karbonat mungkin hancur selama proses diagenesis dan membentuk porositas sekunder. Hal inilah yang menyebabkan bentuk pori batuan karbonat lebih kompleks dibadingkan batuan lainnya.
Berdasarkan hasil modifikasi klasifikasi Choquette dan Pray (1970) terdapat beberapa tipe pori yang sering muncul pada batuan karbonat yaitu:
-
Intraparticle merupakan porositas yang terdapat di dalam fragmen penyusun batuan karbonat.
-
Mouldic merupakan porositas yang terbentuk akibat larutnya fosil cangkang sehingga menyebabkan rongga.
-
Vuggy merupakan porositas yang terbentuk karena larutnya fitur berukuran besar (seperti macrofossils) sehingga menghasilkan lubang besar.
-
Fracture merupakan porositas yang terbentuk karena adanya kekar yang disebabkan oleh runtuhan yang berhubungan dengan pelarutan, longsoran, atau tektonik.