Apa yang dimaksud dengan bakteri?

Bakteri

Bakteri (bacterium) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.

Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.

Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak mempunyai selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoid. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas ekson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler.

Struktur Bakteri

Struktur Bakteri
Gambar. Struktur Bakteri

Berikut keterangan dari bagian-bagian bakteri :

  • Inti/nukleus: Badan inti tidak mempunyai dinding inti/membran inti. Di dalamnya terdapat benang DNA yang panjangnya kira-kira 1 mm.

  • Sitoplasma: Tidak mempunyai mitokondria atau kloroplast; sehingga enzim-enzim untuk tranport elektron bekerja di membran sel.

  • Membran Sitoplasma : Terdiri dari fosfolipid dan protein. Berfungsi sebagai transport bahan makanan, tempat transport elektron, biosintesis DNA, dan kemotaktik. Terdapat mesosom yang berperan dalam pembelahan sel.

  • Dinding Sel : Terdiri dari lapisan peptidoglikan, berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik, pembelahan sel, biosintesis, determinan dari antigen permukaan bakteri; pada bakteri Gram-negatif, salah satu lapisan dinding sel mempunyai aktivitas endotoksin yang tidak spesifik, yaitu lipopolisakarida yang bersifat toksik.

  • Kapsul : Disintesis dari polimer ekstrasel yang berkondensasi dan membentuk lapisan di sekeliling sel, sehingga bakteri lebih tahan terhadap efek fagositosis.

  • Flagel: Berbentuk seperti benang, yang terdiri dari protein berukuran 12- 30 nanometer. Flagel adalah alat pergerakan. Protein dari flagel disebut flagelin.

  • Pili/fimbriae: Berperan dalam adhesi bakteri dengan sel tubuh hospes dan konjugasi 2 bakteri.

  • Endospora: Beberapa genus dapat membentuk endospora. Bakteri-bakteri ini mengadakan diferensiasi membentuk spora bila keadaan lingkungannya menjadi jelek, misalnya bila medium sekitar kekurangan nutrisi. Spora bersifat sangat resisten terhadap panas, kekeringan dan zat kimiawi. Bila kondisi lingkungan telah baik, spora dapat kembali melakukan germinasi dan memproduksi sel vegetatif.

Klasifikasi Bakteri

Untuk memahami beberapa kelompok organisme, diperlukan klasifikasi. Tes biokimia, pewarnaan Gram, merupakan kriteria yang efektif untuk klasifikasi. Hasil pewarnaan mencerminkan perbedaan dasar dan kompleks pada permukaan sel bakteri (struktur dinding sel), sehingga dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok, yakni Gram-positif dan Gram-negatif.

Bakteri Gram-negatif

  • Bakteri Gram-negatif Berbentuk Batang (Enterobacteriaceae)

    Bakteri Gram-negatif berbentuk batang habitat alaminya berada pada sistem usus manusia dan binatang. Keluarga enterobacteriaceae meliputi banyak jenis (Escherichia, Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus , dll). Beberapa organisme, misalnya Escherichia coli merupakan flora normal dan menyebabkan penyakit, sedangkan yang lain seperti salmonella dan shigella merupakan patogen yang umum bagi manusia.

  • Pseudomonas, Acinetobacter, dan Bakteri Gram-negatif Lain

    Pseudomonas aeruginosa bersifat invasif dan toksigenik, mengakibatkan infeksi pada pasien dengan penurunan daya tahan tubuh, dan merupakan patogen nosokomial yang penting. Chromobacteria dan Chryseobacteria ditemukan di tanah dan air, dan merupakan bakteri patogen yang oportunistik bagi manusia. Bakteri lain, Capnocytophaga , Eikenella corrodens , Kingella , dan Moraxella tumbuh normal pada manusia namun dapat menyebabkan variasi infeksi yang luas.

  • Vibrio, Campylobacter, Helicobacter, dan Bakteri lain yang berhubungan.

    Mikroorganisme ini merupakan spesies berbentuk batang Gram-negatif yang tersebar luas di alam. Vibrio ditemukan di daerah perairan dan permukaan air. Aeromonas banyak ditemukan di air segar dan terkadang pada hewan berdarah dingin. Plesiomonas terdapat pada hewan berdarah dingin dan panas. Campylobacter ditemukan di banyak spesies hewan, termasuk hewan peliharaan.

  • Haemophilus, Bordetella, dan Brucella

    Merupakan kelompok bakteri pleiomorfik kecil, Gram-negatif. Haemophilus influenzae tipe b merupakan patogen manusia yang penting.

  • Yersinia, Francisella dan Pasteurella

    Merupakan bakteri berbentuk batang pendek Gram-negatif yang pleiomorfik. Organisme ini bersifat katalase positif, oksidase positif, dan merupakan bakteri mikroaerofilik atau anaerob fakultatif.

Bakteri Gram-positif

  • Bakteri Gram-positif Pembentuk Spora: Spesies Bacillus dan Clostridium

    Basil Gram-positif pembentuk spora mencakup spesies Bacillus dan Clostridium . Kedua spesies ini ada dimana-mana, membentuk spora sehingga dapat hidup di lingkungan selama bertahun-tahun. Spesies Bacillus bersifat aerob, sedangkan Clostridia bersifat anaerob obligat.

  • Bakteri Gram-positif Tidak Membentuk Spora: Spesies Corynebacterium, Propionibacterium, Listeria, Erysipelothrix, Actinomycetes

    Beberapa anggota genus Corynebacterium dan kelompok spesies Propionibacterium merupakan flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia. Corynebacterium diphtheriae memproduksi eksotoksin yang sangat kuat dan menyebabkan difteria pada manusia. Listeria monocytogenes dan Erysipelothrix rhusiophathiae ditemukan pada binatang dan kadang menyebabkan penyakit yang berat pada manusia. Golongan Listeria dan Erysipelothrix tumbuh dengan baik di udara.

  • Staphylococcus

    Merupakan sel Gram-positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam bentuk bergerombol yang tidak teratur seperti anggur. Beberapa spesies merupakan anggota flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia; yang lain menyebabkan supurasi dan bahkan septikemia fatal. Staphylococcus yang patogen sering menghemolisis darah, mengkoagulasi plasma dan menghasilkan berbagai enzim ekstraseluler dan toksin yang stabil terhadap panas. Staphylococcus cepat menjadi resisten terhadap beberapa antimikroba.

    Genus Staphylococcus sedikitnya memiliki 30 spesies. Tiga tipe Staphylococcus yang berkaitan dengan medis adalah Staphylococcus aureus , Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus saprophyticus . Staphylococcus aureus bersifat koagulase positif, dan merupakan patogen utama pada manusia. Staphylococcus koagulase negatif merupakan flora normal manusia dan kadang-kadang menyebabkan infeksi, misalnya Staphylococcus epidermidis.

  • Streptococcus

    Streptococcus merupakan bakteri Gram-positif berbentuk bulat, yang mempunyai karakteristik dapat membentuk pasangan atau rantai selama pertumbuhannya. Bakteri ini beberapa di antaranya merupakan anggota flora normal manusia; sedang Streptococcus yang lain berhubungan dengan penyakit pada manusia.

    Ada 20 jenis streptococcus, di antaranya Streptococcus pyogenes (Group A), Streptococcus agalactiae (Group B) dan jenis Enterococcus (Group D). Mikroorganisme tersebut memiliki berbagai tampilan yang bervariasi dalam hal karakteristik koloni pertumbuhan, pola hemolisis pada media agar darah, komposisi antigen dalam substansi dinding sel dan reaksi biokimia. Jenis Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) diklasifikasikan berdasarkan komposisi antigen polisakarida pada kapsul.

Bakteri


Bakteri adalah sebuah kelompok mikroorganisme bersel tunggal dengan konfigurasi selular prokariotik (tidak mempunyai selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada membran inti. DNA pada bakteri berbentuk sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoid. DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas ekson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler.

Klasifikasi Bakteri


Bakteri dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Salah satu klasifikasi yang paling sering digunakan adalah dengan menggunakan pewarnaan gram. Pewarnaan gram adalah prosedur mikrobiologi dasar untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri. Pewarnaan gram ditemukan oleh H. C. J. Gram, seorang histologis berkebangsaan Denmark, pada tahun 1884. Prosedur pewarnaan gram dimulai dengan pemberian pewarna basa, kristal violet. Larutan iodine kemudian ditambahkan; semua bakteri akan terwarnai biru pada fase ini. Sediaan kemudian diberi alkohol. Sel gram positif akan tetap mengikat senyawa kristal violet-iodine sehingga bewarna biru, sedangkan gram negatif akan hilang warnanya oleh alkohol. Sebagai langkah terakhir, counterstain (misalnya safranin yang berwarna merah) ditambahkan sehingga sel gram negatif yang tidak berwarna akan mengambil warna kontras; sedangkan sel gram positif terlihat dalam warna biru keunguan (violet). Perbedaan ini terjadi karena perbedaan penyusun peptidoglikan pada struktur dinding selnya. Berikut dipaparkan kedua macam golongan bakteri berdasarkan pewarnaan gram :

  1. Bakteri Gram Positif

    Dengan pewarnaan gram, golongan bakteri ini akan memberikan warna ungu. Golongan ini memiliki peptidoglikan setebal 20-80 nm1 dengan komposisi terbesar teichoic, asam teichuroni, dan berbagai macam polisakarida. Asam teikhoat berfungsi sebagai antigen permukaan pada gram positif. Letaknya berada antara lapisan membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan. Selain itu, golongan ini memiliki 40 lembar peptidoglikan pada dinding selnya, yang merupakan 50% dari seluruh komponen penyusun dinding sel. Polisakarida dan asam amino pada lembar peptidoglikan bersifat sangat polar, sehingga pada bakteri gram positif yang memiliki dinding sel yang sangat tebal, dapat bertahan dari aktivitas cairan empedu di dalam usus. Sebaliknya, lembar peptidoglikan rentan terhadap lisozim sehingga dapat dirusak oleh senyawa bakterisidal.

  2. Bakteri Gram Negatif

    Golongan ini memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis (5-10 nm)1 dengan komposisi utama: lipoprotein, membran luar dan lipopolisakarida. Membran luar pada gram negatif juga memiliki sifat hidrofilik, namun komponen lipid pada dinding selnya justru memberikan sifat hidrofobik. Selain itu terdapat saluran khusus yang terbuat dari protein yang disebut porins yang berfungsi sebagai tempat masuknya komponen hidrofilik seperti gula dan asam amino yang penting untuk kebutuhan nutrisi bakteri. Lipoprotein mengandung 57 asam amino yang merupakan ulangan sekuen 15 asam amino yang saling bertaut dengan ikatan peptida dengan residu asam diaminpimelat dari sisi tetrapeptida rantai peptidoglikan. Komponen lipidnya terdiri dari diglyseride thioether yang terikat pada sistein terminal. Lipoprotein merupakan komponen yang mendominasi dinding sel gram negatif dan berfungsi menjaga stabilitas membran luar dan tempat perlekatan pada lapisan peptidoglikan. Membran luarnya merupakan struktur bilayer; komposisi lembar dalamnya mirip dengan membran sitoplasma, hanya saja fosfolipid pada lapisan luarnya diganti dengan molekul lipopolisakarida (LPS). Selain itu terdapat ruang antara membran dalam dengan membran luarnya yang disebut ruang periplasma, terdiri dari lapisan murein dan larutan protein mirip gel (protein pengikat substrat tertentu, enzim hidrolitik, dan enzim detoksifikasi).

    LPS yang merupakan tempat perlekatan dinding sel gram negatif terdiri dari lipid kompleks yang disebut lipid A, dimana melekat polisakarida yang terangkai dengan pusat dan ujung dari unit pengulangan, inti polisakarida, dan antigen O. LPS terikat pada membran luar dengan ikatan hidrofobik. LPS disintesis pada membran sitoplasma dan dibawa ke posisi akhir di sebelah luar. Lipopolisakarida berfungsi sebagai antigen (antigen O pada rantai karbohidratnya) dan toksin (endotoksin yang berasal dari komponen lipid A).

Struktur Bakteri


Semua bakteri, kecuali mycoplasma, selnya dikelilingi oleh dinding sel yang kompleks. Di sekitar dinding sel bisa ditemukan berbagai struktur eksternal yang melekat seperti kapsul, flagella, dan pili. Pengetahuan mengenai dinding sel ini penting dalam menegakkan diagnosis dan mendalami patogenisitas bakteri.

Peptidoglikan adalah polimer kompleks yang terdiri dari 3 bagian: backbone, yang terdiri dari N-asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat, secara berselang-seling yang dihubungkan oleh ikatan beta 1-4 glikosida; sekolompok rantai tetrapeptida identik yang melekat pada asam N-asetilmuramat; dan sekelompok identical peptide-cross bridges. Backbone pada semua bakteri adalah sama, namun rantai tetrapeptida dan identical peptide-cross bridges berbeda-beda.

Karbon nomor 3 pada asam N-asetilmuramat disubstitusi oleh gugus eter laktil yang merupakan turunan dari piruvat. Gugus eter laktil menghubungkan backbone dengan rantai samping peptida yang mengandung L-alanin (L-ala), D- glutamat (D-glu), asam diaminpimelat (DAP), dan D-alanin (D-ala). Untai peptidoglikan (atau murein pada teks lama) disusun di ruang periplasma dari 10 subunit asam muramat. Lalu untai tersebut saling berhubungan membentuk molekul glikan yang kontinu yang dapat meliputi seluruh sel. Rantai tetrapeptida yang berasal dari glycan backbone dapat saling bersilang-silangan dengan ikatan interpeptida antara gugus amino bebas pada DAP dan gugus karboksil bebas pada D-ala terdekat. Penyusunan peptidoglikan pada bagian luar membran plasma dimediasi oleh enzim periplasma, yaitu transglikosilase, transpeptidase dan karboksipeptidase. Tempat ini merupakan sasaran antibiotik golongan β-laktam yang bekerja dengan cara menghambat transpeptidase dan karboskipeptidase selama pembentukan murein pada dinding sel.

Glycan backbone dari molekul peptidoglikan dapat dipecah oleh enzim yang dinamakan lisozim yang ada di serum binatang, jaringan, dan sekret, serta di dalam lisosom fagosit. Fungsi lisozim adalah melisis sel bakteri sebagai pertahanan konstitutif melawan bakteri patogen. Beberapa bakteri gram positif sangat sensitif terhadap lisozim meskipun dalam konsentrasi yang sangat rendah. Sekresi lakrimal (air mata) dengan pengenceran 1:40.000 tetap memiliki kemampuan untuk melisis beberapa sel bakteri. Bakteri gram negatif kurang rentan untuk diserang oleh lisozim karena peptidoglikannya dilindungi oleh membran luar. Sasaran pemecahan oleh lisozim adalah di ikatan 1,4 antara asam N-asetilmuramat dan N-asetilglukosamin.

Pertumbuhan dan Reproduksi Bakteri


Semua bakteri berkembang biak melalui pembelahan biner (aseksual) dimana dari satu sel membelah menjadi dua sel yang identik. Beberapa bakteri dapat membentuk struktur reproduktif yang lebih kompleks yang memfasilitasi penguraian dua sel yang baru terbentuk. Contoh bakteri yang seperti itu antara lain fruiting body formation oleh Myxococcus dan arial hyphae formation oleh Streptomyces.

Kultur bakteri biasanya dimulai dengan inokulasi satu koloni bakteri ke dalam media cair. Pertumbuhan bakteri yang terkontrol akan melewati tiga fase yang berbed, yaitu :

  1. Fase Lag
    Segera setelah itu pertumbuhan bakteri masuk ke dalam fase pertama, yaitu lag phase. Lag phase adalah fase pertumbuhan lambat, yang disebabkan oleh kebutuhan bakteri untuk beradaptasi dengan lingkungannya untuk mencapai fase pertumbuhan cepat. Lag phase memiliki tingkat biosintetik tinggi sehingga enzim yang dibutuhkan untuk mencerna berbagai macam substrat dihasilkan dalam jumlah yang banyak.

  2. Fase Log
    Fase kedua adalah log phase (fase logaritmik), dikenal juga dengan fase eksponensial, yang ditandai dengan pertumbuhan yang sangat cepat secara eksponensial. Tingkat dimana sel berkembang biak pada fase ini disebut sebagai growth rate (k) . Waktu yang dibutuhkan sel untuk membelah diri menjadi dua bagian dalam fase ini disebut sebagai generation time (g) . Selama log phase , nutrisi dicerna pada kecepatan maksimal sampai semuanya habis.

  3. Fase stasioner
    Fase ini ditandai dengan habisnya nutrisi yang tersedia. Sel mulai menghentikan aktivitas metaboliknya serta menghancurkan protein nonesensial yang mereka miliki. Fase stasioner merupakan masa transisi dari perkembangan yang sangat cepat menuju masa dormansi. Fase terakhir yang dilewati bakteri adalah fase penurunan. Setelah periode waktu pada fase stasioner yang bervariasi pada tiap organisme dan kondisi kultur, kecepatan kematian meningkat sampai mencapai tingkat yang tetap, sering kali setelah mayoritas sel mati kecepatan kematian menurun drastis sehingga sejumlah kecil sel yang hidup akan bertahan selama beberapa bulan atau tahun.

1 Like

Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu sel dan berkembang biak dengan membelah diri. Ukuran bakteri bervariasi baik penampang maupun panjangnya, tetapi pada umumnya penampang bakteri adalah sekitar 0,7 - 1,5 μm dan panjangnya sekitar 1 - 6 μm. Bentuk bakteri dibagi menjadi 3 yaitu :

  • Sferis (kokus)
    Bakteri ada yang berbentuk sferis atau bulat, seperti ada yang ditemukan pada genus Staphylococcus, Streptococcus, Neisseria dan lain-lain.

  • Batang (basil)
    Bakteri yang berbentuk batang lurus misalnya dapat dijumpai pada famili Enterobacteriaceae seperti Escherichia coli, Salmonella typhi , Klebsiella pneumoniae maupun famili Bacillaceae seperti genus Clostridium dan genus Bacillus yaitu Bacillus anthracis penyebab penyakit anthraks. Selain bentuk batang lurus, dijumpai pula bentuk batang bengkok misalnya pada bakteri Vibrio cholera penyebab penyakit cholera.

  • Spiral
    Bakteri berbentuk spiral dijumpai pada penyebab penyakit sifilis yaitu Treponema pallidum , bakteri penyebab demam yaitu Borelia reccurentis

Pertumbuhan dan perkembangan bakteri


Menurut Pelczar dan Chan, (1988), pertumbuhan dan perkembangan bakteri dipengaruhi oleh :

  1. Zat makanan (nutrisi)
    Sumber zat makanan bagi bakteri diperoleh dari senyawa karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, unsur logam (natrium, kalsium, magnesium, mangan, besi, tembaga dan kobalt), vitamin dan air untuk fungsi-fungsi metabolik dan pertumbuhannya.

  2. Keasaman dan kebasaan (pH)
    Kebanyakan bakteri mempunyai pH optimum pertumbuhan antara 6,5 - 7,5, namun beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat asam atau sangat alkali.

  3. Temperatur
    Proses pertumbuhan bakteri tergantung pada reaksi kimiawi dan laju reaksi kimia yang dipengaruhi oleh temperatur. Berdasarkan ini maka bakteri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    • Bakteri psikofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada temperatur 0 - 30oC, temperatur optimum adalah 10 - 20ºC.

    • Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada temperatur 5 - 60oC, temperatur optimum adalah 25 - 40ºC.

    • Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada temperatur 50 - 100oC, temperatur optimum adalah 55 - 65oC.

  4. Oksigen
    Beberapa spesies bakteri dapat hidup dengan adanya oksigen dan sebaliknya spesies lain akan mati. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, bakteri dapat dikelompokkan sebagai berikut:

    • Aerobik yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan.

    • Anaerobik yaitu bakteri yang dapat tumbuh tanpa oksigen.

    • Anaerobik fakultatif yaitu bakteri yang dapat tumbuh dengan oksigen ataupun tanpa oksigen.

    • Mikroaerofilik yaitu bakteri yang dapat tumbuh baik dengan adanya sedikit oksigen.

  5. Tekanan osmosa
    Medium yang baik bagi pertumbuhan bakteri adalah medium isotonis terhadap isi sel bakteri.

  6. Kelembaban
    Secara umum bakteri tumbuh dan berkembang biak dengan baik pada lingkungan yang lembab. Kebutuhan akan air tergantung dari jenis bakterinya.

Bakteri merupakan organisme bersel-tunggal yang bereproduksi dengan cara sederhana, yaitu dengan pembelahan biner. Sebagian besar hidup bebas dan mengandung informasi genetik dan memiliki sistem biosintetik dan penghasil – energi yang penting untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Sejumlah bakteri, bersifat parasit intraseluler obligat contohnya Chlamydiae dan Rickettsiae.

Dalam beberapa hal bakteri berbeda dari eukariot. Bakteri tidak memiliki ribosom 80S maupun organel bermembran, seperti nukleus, mitokondria, lisosom, retikulum endoplasma maupun badan golgi, bakteri tidak memiliki flagela fibril 9+2 atau struktur silia seperti pada sel eukariot. Bakteri memiliki ribosom 70S dan kromosom sirkuler tunggal (nukleoid) tanpa sampul yang disusun oleh asam deoksiribonukleat untai-ganda (DNA) yang bereplikasi secara amitosis. Jika terjadi pergerakan sering disebabkan adanya struktur flagela filamen-tunggal. Sejumlah bakteri memiliki mikrofibril eksternal (pili atau fimbria) yang berfungsi untuk menempel. Mycoplasma tidak memiliki dinding sel, sedangkan eubakteria lainnya menghasilkan struktur sampul dengan susunan senyawa kimianya mirip peptidoglikan dinding sel. Eubakteria yang berdinding sel dan archaebakteria dapat berbentuk kokus (bola), basil (batang), batang melengkung atau spiral. Struktur kimia sampul eubakteria sering digunakan untuk membedakannya ke dalam kelompok bakteri Gram-positif, Gram-negatif, dan “acid-fast” (tahan-asam).

Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus ( nukleus ) dan tidak ada membran inti.

Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas akson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler ( Jawetz, 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah

  1. Sumber energi, yang diperlukan untuk reaksi – reaksi sintesis yang membutuhkan energi dalam pertumbuhan dan restorasi, pemeliharaan keseimbangan cairan, gerak dan sebagainya.
  2. Sumber karbon
  3. Sumber nitrogen, sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat.
  4. Sumber garam-garam anorganik, khususnya folat dan sulfat sebagai anion ; dan potasium, sodium magnesium, kalsium, besi, mangan sebagai kation.
  5. Bakteri-bakteri tertentu membutuhkan faktor-faktor tumbuh tambahan, disebut juga vitamin bakteri, dalam jumlah sedikit untuk sintesis metabolik esensial (Koes Irianto, 2006).

Klasifikasi Bakteri


Untuk memahami beberapa kelompok organisme, diperlukan klasifikasi. Tes biokimia, pewarnaan gram, merupakan kriteria yang efektif untuk klasifikasi. Hasil pewarnaan mencerminkan perbedaan dasar dan kompleks pada sel bakteri (struktur dinding sel), sehingga dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif.

1. Bakteri Gram-negatif

Bakteri Gram Negatif Berbentuk Batang (Enterobacteriacea). Bakteri gram negatif berbentuk batang habitatnya adalah usus manusia dan binatang. Enterobacteriaceae meliputi Escherichia, Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus). Beberapa organisme seperti Escherichia coli merupakan flora normal dan dapat menyebabkan penyakit, sedangkan yang lain seperti salmonella dan shigella merupakan patogen yang umum bagi manusia.

Pseudomonas, Acinobacter dan Bakteri Gram Negatif Lain. Pseudomonas aeruginosa bersifat invasif dan toksigenik, mengakibatkan infeksi pada pasien dengan penurunan daya tahan tubuh dan merupakan patogen nosokomial yang penting .

Vibrio Campylobacter, Helicobacter, dan Bakteri lain yang berhubungan. Mikroorganisme ini merupakan spesies berbentuk batang Gram-negatif yang tersebar luas di alam. Vibrio ditemukan didaerah perairan dan permukaan air. Aeromonas banyak ditemukan di air segar dan terkadang pada hewan berdarah dingin.

• Haemophilus , Bordetella, dan Brucella Gram negatif Hemophilis influenza tipe b merupakan patogen bagi manusia yang penting.

Yersinia, Franscisella dan Pasteurella. Berbentuk batang pendek Gram-negatif yang pleomorfik. Organisme ini bersifat katalase positif, oksidase positif, dan merupakan bakteri anaerob fakultatif (Jawetz,2004).

2. Bakteri Gram-positif

Bakteri gram positif pembentuk spora : Spesies Bacillus dan Clostridium. Kedua spesies ini terdapat dimana-mana, membentuk spora, sehingga dapat hidup di lingkungan selama bertahun-tahun. Spesies Basillus bersifat aerob, sedangkan Clostridium bersifat anaerob obligat.

Bakteri Gram-positif Tidak Membentuk Spora: Spesies Corynebacterium, Listeria, Propionibacterium, Actinomycetes. Beberapa anggota genus Corynebacterium dan kelompok Propionibacterium merupakan flora normal pada kulit dan selaput lender manusia.

Staphylococcus. Berbentuk bulat, biasanya tersusun bergerombol yang tidak teratur seperti anggur. Beberapa spesies merupakan anggota flora normal pada kulit dan selaput lendir, yang lain menyebabkan supurasi dan bahkan septikemia fatal. Staphylococcus yang patogen sering menghemolisis darah, mengkoagulasi plasma dan menghasilkan berbagai enzim ekstraseluler. Tipe Staphylococcus yang berkaitan dengan medis adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus saprophyticus.

Streptococcus. Merupakan bakteri gram-positif berbentuk bulat yang mempunyai pasangan atau rantai pada pertumbuhannya. Beberapa streptococcus merupakan flora normal manusia tetapi lainnya bisa bersifat patogen pada manusia. Ada 20 spesies diantaranya ; Streptococcus pyogenes, Streptococcus agalactiae, dan jenis Enterococcus (Jawetz,2004).

Identifikasi Bakteri


Terdapat beberapa cara untuk identifikasi bakteri antara lain :

  1. Pemeriksaan Mikroskopis
    Pemeriksaan langsung digunakan untuk mengamati pergerakan, dan pembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang alami, yang pada saat mengalami fiksasi panas serta selama proses pewarnaan mengakibatkan beberapa perubahan (Koes Irianto, 2006).

  2. Pembiakan Bakteri
    Pembenihan atau media yaitu campuran bahan-bahan tertentu yang dapat menumbuhkan bakteri, jamur ataupun parasit, pada derajat keasaman dan inkubasi tertentu. Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau differensiasi jenis-jenis yang ditemukan.

  3. Uji Biokimia
    Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Selain itu dilihat kemampuannyamenggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi.

Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel tunggal berukuran 0,5-10 µm dan memiliki berbagai macam bentuk, yaitu bola, batang, spiral, dan elips (Eliot, et al., 2011). Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel, berdasarkan komponen penyusun dinding sel bakteri digolongkan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif.

Klasifikasi Bakteri

Pemahaman dari beberapa kelompok organisme, diperlukan klasifikasi. Tes biokimia, pewarnaan gram, merupakan kriteria yang efektif untuk klasifikasi. Hasil pewarnaan mencerminkan perbedaan dasar dan kompleks pada sel bakteri (struktur dinding sel), sehingga dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif.

  • Bakteri Gram-negatif

    1. Bakteri Gram Negatif Berbentuk Batang (Enterobacteriacea ).Bakteri gram negatif berbentuk batang habitatnya adalah usus manusia dan binatang. Enterobacteriaceae meliputi Escherichia, Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus). Beberapa organisme seperti Escherichia coli merupakan flora normal dan dapat menyebabkan penyakit, sedangkan yang lain seperti salmonella dan shigella merupakan patogen yang umum bagi manusia.

    2. Pseudomonas, Acinobacter dan Bakteri Gram Negatif Lain.
      Pseudomonas aeruginosa bersifat invasif dan toksigenik, mengakibatkan infeksi pada pasien dengan penurunan daya tahan tubuh dan merupakan patogen nosokomial yang penting .

    3. Vibrio Campylobacter, Helicobacter, dan Bakteri lain yang berhubungan. Mikroorganisme ini merupakan spesies berbentuk batang Gram-negatif yang tersebar luas di alam. Vibrio ditemukan didaerah perairan dan permukaan air. Aeromonas banyak ditemukan di air segar dan terkadang pada hewan berdarah dingin.

    4. Haemophilus, Bordetella, dan Brucella Gram negatif Hemophilis influenza tipe b merupakan patogen bagi manusia yang penting.

    5. Yersinia, Franscisella dan Pasteurella.
      Berbentuk batang pendek Gram-negatif yang pleomorfik. Organisme ini bersifat katalase positif, oksidase positif, dan merupakan bakteri anaerob fakultatif (Jawetz,2004).

  • Bakteri Gram-positif

    1. Bakteri gram positif pembentuk spora : Spesies Bacillus dan Clostridium . Kedua spesies ini terdapat dimana-mana, membentuk spora, sehingga dapat hidup di lingkungan selama bertahun-tahun. Spesies Basillus bersifat aerob, sedangkan Clostridium bersifat anaerob obligat.

    2. Bakteri Gram-positif Tidak Membentuk Spora: Spesies
      Corynebacterium, Listeria, Propionibacterium, Actinomycetes . Beberapa anggota genus Corynebacterium dan kelompok Propionibacterium merupakan flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia.

    3. Staphylococcus
      Berbentuk bulat, biasanya tersusun bergerombol yang tidak teratur seperti anggur. Beberapa spesies merupakan anggota flora normal pada kulit dan selaput lendir, yang lain menyebabkan supurasi dan bahkan septikemia fatal. Staphylococcus yang patogen sering menghemolisis darah, mengkoagulasi plasma dan menghasilkan berbagai enzim ekstraseluler. Tipe Staphylococcus yang berkaitan dengan medis adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus saprophyticus .

    4. Streptococcus
      Merupakan bakteri gram-positif berbentuk bulat yang mempunyai pasangan atau rantai pada pertumbuhannya. Beberapa streptococcus merupakan flora normal manusia tetapi lainnya bisa bersifat patogen pada manusia. Ada 20 spesies diantaranya ; Streptococcus pyogenes, Streptococcus agalactiae, dan jenis Enterococcus (Jawetz,2004).

  • Bakteri pada ulkus diabetik

    Masuknya bakteri menjadi awal terjadinya ulkus dan kadar glukosa yang tinggi menjadi tempat yang strategis untuk perkembangan bakteri, bakteri yang terdapat pada ulkus diabetik merupakan bakteri aerob dan anaerob. Anggriawan (2014) melaporkan terdapat bakteri aerob dan anaerob dalam kultur pus penderita diabetes, yaitu Enterobacter sp. (10,71%), staphyloccocus aureus (17,85%), salmonella sp.(82,15%) dan pseudomonas sp (17,86%).