Apa yang dimaksud dengan backflush costing atau backflush accounting?

backflushing atau backflush costing  atau backflush accounting

Blackflusing atau backflush costing atau backflush accounting merupakan pendekatan yang dipersingkat atas akuntansi dari biaya manufaktur. Blackflusing dapat diterapkan pada sistem Just in Time, dimana dibutuhkan kecepatan yang tinggi sehingga akuntansi tradisional tidak lagi praktis.

Apa yang dimaksud dengan backflush costing atau backflush accounting ?

Backflushing / backflush costing / backflush accounting merupakan pendekatan akuntansi yang memendekkan arus biaya produksi dengan
tujuan untuk mengurangi sejumlah kejadian yang diukur dan dicatat dalam sistem akuntansi.

Dalam pendekatan tradisional seperti job order costing dan process costing, ada penelusuran rinci atas biaya ke barang dalam proses sedangkan pada pendekatan backflushing penelusuran ini tidak dibutuhkan, karena jangka waktu dari penerimaan bahan baku sampai penyelesaian barang jadi sangat singkat.

Karakteristik backflushing:

  • Dapat dipakai pada perusahaan yang telah menggunakan sistem just in time.
  • Perkiraan material dan work in process dikombinasikan ke dalam satu perkiraan yaitu Raw and In Process (RIP).
  • Perkiraan persediaan tidak disesuaikan dalam periode akuntansi tapi saldonya disesuaikan melalui ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi.
  • Beberapa atau seluruh biaya produksi ditentukan setelah produksi selesai.
  • Biaya konversi dibebankan dengan menggunakan perkiraan harga pokok penjualan.
  • Estimasi biaya material dan konversi, serta raw material yang belum diproses dilakukan pada akhir periode.

Contoh:

Saldo perkiraan persediaan pada tanggal 1 Januari adalah sebagai berikut:

image

Perkiraan RIP terdiri dari biaya material yang belum diproses Rp 20.100 dan biaya konversi Rp 900. Perkiraan FG terdiri dari biaya material Rp 84.000 dan biaya konversi Rp 86.000.
Saldo perkiraan persediaan pada tanggal 31 Januari setelah perhitungan fisik adalah sebagai berikut:

image

Perkiraan RIP terdiri dari biaya material yang belum diproses Rp 21.600 dan biaya konversi Rp 1.400. Perkiraan FG terdiri dari biaya material Rp 85.800 dan biaya konversi Rp 88.200. Transaksi yang terjadi selama Januari:

  1. Pembelian bahan baku secara kredit dari supplier sebesar Rp 406.000.

    image

  2. Pemakaian bahan tidak langsung (supplies) sebesar Rp 15.000.

    image

  3. Gaji dan upah sebesar Rp 160.000 dicatat dan dibayar.

    image

  4. Distribusi gaji dan upah untuk tenaga kerja langsung Rp 25.000, tenaga kerja tidak langsung Rp 45.000, gaji bagian penjualan dan pemasaran Rp 50.000 serta gaji bagian umum dan administrasi Rp 40.000.

    image

  5. Beban penyusutan pabrik sebesar Rp 290.000 dan beban asuransi pabrik sebesar Rp 9.000.

    image

  6. Biaya overhead pabrik lain-lain yang dibayar secara tunai sebesar Rp 17.000 dan Rp 4.000 secara kredit.

    image

  7. Biaya overhead pabrik yang diakumulasikan ke dalam factory overhead control dibebankan ke harga pokok penjualan.

    image

  8. Komponen biaya material dari barang yang telah selesai dipindahkan dari raw and in process.

    image

  9. Komponen biaya material dari barang yang dijual dipindahkan dari barang jadi.

    image

  10. Saldo akhir persediaan ditetapkan dengan menyesuaikan komponen biaya konversi.

image

Contoh:

Sama seperti soal di atas, hanya saja tidak ada persediaan barang jadi. Jurnal 1-7 → sama seperti contoh soal di atas.

  1. Komponen biaya material dari barang yang telah selesai dipindahkan dari raw and in process.

    image

  2. Tidak perlu, karena tidak ada persediaan barang jadi.

  3. Saldo akhir persediaan ditetapkan dengan menyesuaikan komponen biaya konversi.

    image

Sumber :
Sofia Prima Dewi, Septian Bayu Kristanto, Akuntansi Biaya, In Media