Apa yang dimaksud dengan As-Samii’ atau Maha Mendengar ?

as-Samii'

Nilai yang terkandung di dalam as-Samii’:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Samii’” sebanyak 500x pada setiap selesai shalat fardhu, terutama dibaca sesudah shalat Dhuha, Insya Allah do‟anya akan menjadi mustajab serta diberi jalan yang lapang dalam mencari rezeki.

Apa yang dimaksud dengan As-Samii’ atau Maha Mendengar ?

Asma Allah Al-Sami’ terambil dari kata sami’a yang berarti mendengar, ini dapat berarti menangkap suara/bunyi, dapat juga berarti mengindahkan dan mengabulkan.

Kata As- Samî’ atau Samî’ yang menjadi nama Allah dalam Al-Qur`an diulang sebanyak 47 kali. Kebanyakan kata As-Samî’ diikuti sifat Al-‘Alîm (Yang Maha Mengetahui). Ada juga yang diikuti dengan Al-Bashîr (Yang Maha Melihat).

Di dalam 2 ayat, nama As-Samî’ dirangkai dengan kata doa yang berarti mengabulkan doa atau permohonan, yaitu kalam Allah, yang artinya,

“…Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (Ali Imran: 38).

Kalam Allah, yang artinya,

“… Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.” (Ibrahim: 39).

Allah As-Samî’ artinya Allah Maha mendengar segala suara yang timbul sekecil apa pun. Allah mendengar suara langkah kaki semut hitam yang merayap di tengah-tengah bisingan suara yang memecah telinga.

Allah Maha mendengar bisikan di antara dua orang. Mendengar getaran jiwa yang tersembunyi dan terlintas dalam pikiran. Mendengar seluruh makhluk-Nya, baik yang terlihat oleh indra maupun yang tersembunyi. Mendengar getaran aliran sinyal dan suara atom atau partikel yang bergerak di ruang hampa.

Allah As-Samî’, tidak pernah merasa sulit untuk mendengar suara yang sangat lirih atau keras, dan tidak membutuhkan alat apa pun. Berbeda dengan makhluk-Nya yang tidak mampu mendengar suara yang sangat lirih atau keras dan membutuhkan indra atau alat bantu.

Allah As-Samî’, tidak pernah merasa sulit untuk mendengar banyaknya doa yang harus didengar dan yang meminta untuk didengar. Semua yang meminta dan berdoa akan Allah dengarkan, sekalipun permintaannya beraneka ragam dan dengan bahasa yang beragam pula. Allah senantiasa mendengar seluruh makhluk- Nya. Tidak ada bagi-Nya perbedaan antara suara yang dekat atau jauh, lirih atau keras. Semuanya sama bagi Allah. (Rachmad Ramadhan Al-Banjari: 226).

Seorang hamba yang berharap doanya selalu dikabulkan oleh Allah, ada baiknya memperbanyak zikir dengan nama Allah As-Samî’. Seorang hamba yang meneladani nama As-Samî’, akan menggunakan pendengarannya untuk mendengar sesuatu yang bermanfaat, sabar mendengarkan, dan lebih banyak mendengar daripada berbicara.

Ada sesuatu yang menarik. Kita percaya bahwa Allah adalah Maha Berkalam (Al-Mutakallim), tapi uniknya, nama ini tidak termasuk dalam Al-Asmâ`ul Husna. Hal ini memberikan isyarat bahwa penglihatan dan pendengaran manusia hendaknya lebih digunakan daripada lidahnya untuk menyampaikan pembicaraan (Quraisy Syihab: 139).

Sabda Rasulullah saw, yang artinya,

Hendaknya berbicara yang baik atau diam.” (HR. Bukhari).

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009