Apa yang dimaksud dengan Anggaran Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost Budget)?

Anggaran biaya overhead pabrik

Anggaran biaya overhead pabrik (Factory Overhead Cost Budget) adalah suatu perencanaan yang terperinci mengenai biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi selama periode yang akan datang, yang meliputi : jenis biaya, waktu serta tempat dimana biaya tersebut terjadi.

Apa yang dimaksud dengan Anggaran biaya overhead pabrik (Factory Overhead Cost Budget) ?

Anggaran biaya yang mempunyai kerurnitan tersendiri adalah anggaran biaya overhead, yaitu anggaran biaya yang berisikan biaya-biaya selain dari biaya bahan baku dan tenaga kerja, yang ada pada proses produksi di perusahaan.

Kerumitan tersebut disebabkan karena banyak jenisnya, terutama dalam masalah pembebanan yang dilakukan oleh perusahaan dan dalam pengendalian biayanya. Disamping itu kerumitan lain adalah bahwa biaya overhead tersebut tidak dapat ditelurusi dengan gampang dari produknya secara fisik.

Karena kerumitan inilah, maka pihak manajemen harus dengan bijaksana dan hati-hati membuat keputusan yang menyangkut masalah biaya overhead ini, agar tidak terjadi suatu anggaran yang menyimpang terlalu besar.

Anggaran Overhead

Kebijaksanaan Manajemen Dalam Membuat Anggaran Overhead


Penyusunan anggaran biaya overhead dilakukan setelah diadakan penyusunan anggaran biaya produksi, dimana dengan dibuatnya anggaran biaya produksi, maka dapat diperkirakan kebutuhan biaya overhead di perusahaan tersebut.

Biaya overhead itu merupakan suatu biaya yang keseluruhan biayanya berhubungan dengan proses produksi pada suatu perusahaan, akan tetapi tidak mempunyai hubungan langsung dengan hasil produksinya. Biaya ini ada yang bersifat tetap, variabel dan semi variabel terhadap produk yang dihasilkan.

Jadi secara umum yang termasuk dalam kelompok biaya ini adalah antara lain: bahan tidak langsung, energi dan listrik, pajak bumi dan bangunan, ansuransi pabrik, dan biaya lainnya yang bertujuan untuk mengoperasikan pabrik.

Banyak kesulitan yang timbul dalam menghitung biaya overhead, ini disebabkan biaya overhead mempunyai jenis yang sangat banyak dan mempunyai sifat yang berbeda-beda antara satu jenis dengan jenis yang lainnya.

Bagaimana pengendalian biaya overhead, adalah suatu pertanyaan yang harus dapat dipecahkan di perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan pada siapa yang bertanggung jawab pada biaya tersebut.
Ada dua pusat tanggung jawab yang mengendalikan biaya overhead, yaitu departemen produksi dan departemen jasa. Departemen produksi adalah departemen yang telibat langsung dalam mengelola produk dengan mengubah bentuk, potongan, sifat bahan yang dikerjakan ataupun dengan cara merakit suku cadang menjadi satu barang jadi.

Sedangkan departemen jasa ialah memberikan jasa yang secara tidak langsung membentuk pengelolaan produk tanpa mengadakan perubahan dalam potongan, bentuk maupun sifat bahan yang diolah menjadi barang jadi.
Kendati tidak ada ketentuan yang mantap dan pasti untuk mengatasi masalah pembentukan departemen produksi dalam rangka kalkulasi dan pengendalian biaya, pendekatan yang paling umum dilakukan adalah membagi pabrik menurut ini kegiatan fungsional dan menempatkan kegiatan atau kumpulan kegiatan tertentu dibawah satu departemen.

Penentuan jenis dan banyaknya departemen jasa harus memperhatikan jumlah karyawan yang diperlukan untuk setiap fungsi pelayanan, biaya untuk menyediakan pelayanan tersebut, pentingnya pelayanan tersebut dan penetapan tanggung jawab.

Jasa tertentu, yang tidak dapat ditentukan apakah harus ditetapkan ke fungsi produk atau jasa, dapat dikumpulkan dalam suatu kelompok biaya umum pabrik.

Problema yang sering ditemukan pihak manajemen dalam perencanaan dan pengendalian biaya, ialah bagaimana memilih suatu ukuran volume, produksi atau aktivitas untuk setiap pusat pertanggung jawaban.
Jika suatu departemen hanya memproduksi satu jenis produk atau memberikan suatu jenis jasa saja maka produksi departemen ini dapat diukur sebaik-baiknya dengan produk atau jasa tersebut.

Sebaliknya apabila suatu departemen memproduksi serentak bermacam- macam produk atau memberikan bermacam-macam jasa, maka pengukuran produksi ini menjadi sulit, oleh karena kondisi inilah pihak manajemen dihadapkan pada masalah pemilihan pengukuran yang ditetapkan pada masing-masing jenis produk atau jasa, sehingga kumpulan produksi dapat dinyatakan sebagai suatu jumlah tunggal untuk tugas-tugas tertentu.

Dasar Penentuan Tarif Biaya Overhead


Bagaimana pembebanan biaya overhead adalah suatu yang sangat rumit untuk langsung ditentukan, dimana sebelumnya harus melihat banyak hal yang dipertimbangkan, yang akan menentukan tinggi rendahnya mutu daripada kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen dalam masalah pembebanan.

Agar mempermudah perhitungan dari biaya overhead ini, maka perlu dibuat penaksiran. Ada beberapa cara penaksiran yang bisa disebut sebagai dasar penetuan tarif biaya overhead yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar anggaran yang dibuat lebih jelas dan logis, yaitu:

a. Dasar jumlah output fisik atau unit produksi

Dasar keluaran fisik atau unit produksi yang merupakan metode yang paling sederhana dan paling langsung guna membebankan overhead pabrik. Dasar keluaran fisik akan cukup memuaskan bilamana perusahaan memproduksi satu jenis barang saja, sekiranya bukan satu jenis maka dasar ini tidak akan memuaskan.
Rumusan dengan memakai metode ini adalah sebagai berikut:

Persentase overhead pabrik per unit = (Taksiran biaya overhead pabrik / Taksiran unit produksi) x 100%

b. Dasar biaya bahan langsung

Pada beberapa perusahaan, penelitian atas biaya masa lalu akan mengungkapkan adanya korelasi antara biaya bahan langsung dengan overhead pabrik. Penelitian tersebut dapat memperhatikan bahwa persentase overhead pabrik hampir selalu sama dengan persentase biaya bahan langsung. Oleh karena itu, suatu tarif yang didasarkan pada biaya dapat diterapkan.

Dalam hal demikian beban hitung dengan membagi total estimasi overhead pabrik dengan total biaya bahan langsung yang diperkirakan akan dipakai dalam proses produksi.
Rumusan dengan memakai metode ini adalah sebagai berikut:

Persentase overhead pabrik per bahan langsung = (Taksiran biaya overhead pabrik / Taksiran biaya) x 100%

c. Dasar biaya buruh langsung

Dasar biaya pekerja langsung nampaknya merupakan metode yang paling banyak dipakai untuk membebankan biaya overhead kepada pekerjaan atau produk.

Estimasi overhead pabrik dibagi dengan estimasi biaya pekerja lansung akan mendapatkan suatu persentase. Pos-pos overhead pabrik yang digunakan selama satu periode harus diperhitungkan.