Apa yang dimaksud dengan Androfobia?

Androfobia

Setiap bertemu pria, tubuh seorang penderita androfobia akan bereaksi dengan gejala-gejala degup jantung menjadi kencang, keringat mengalir deras, lemas, kesulitan bernafas, atau demam.

Wanita yang mengalami androfobia bukan lesbi atau pecinta sesama jenis, dia hanya takut pada kaum lelaki. Setiap bertemu pria, tubuh seorang penderita androfobia akan bereaksi dengan gejala-gejala degup jantung menjadi kencang, keringat mengalir deras, lemas, kesulitan bernafas, atau demam. Gejala-gejala ini akan muncul ketika seorang yang mengalami androfobia berhadapan langsung dengan pria, termasuk pengantar pos atau pria-pria lain yang sebenarnya tidak berbahaya baginya.

Kasus yang cukup terkenal adalah Emily Day, seorang pengidap androfobia asal Inggris. Kemungkinan penderita androfobia pernah mengalami trauma atau pernah menjadi korban kekerasan pria. Namun, Emily mengaku tak pernah mengalami trauma semacam itu. Orangtua Emily bercerai ketika usianya masih 6 tahun. Setelah itu, Emily tak pernah melihat sosok ayahnya lagi. Dokter yang merawatnya memperkirakan perceraian orangtuanyalah yang menyebabkan Emily menjadi seperti itu. Gejala androfobia telah dialaminya sejak kecil. Sejak mengetahui ketidaknormalannya itu, Emily selalu menghindari lawan jenis dan memastikan tidak akan berpapasan dengan pria dimanapun. Frustasi akan rasa takutnya yang tidak normal, Emily menjalani konseling psikologis untuk mengatasi masalahnya. Dia juga menjalani pelatihan pernafasan untuk membantunya mengendalikan diri saat serangan panik akibat bertemu pria muncul. Emily masih berharap akan dapat bertemu pria yang dapat membantunya mengatasi androfobianya dan juga menikahinya suatu hari nanti.

Androphobia didefinisikan sebagai rasa takut pada pria. Istilah ini berasal dari dalam gerakan feminis dan lesbian-feminis untuk menyeimbangkan istilah kebalikan dari “gynophobia,” yang berarti ketakutan pada wanita.

Misandry, istilah lain yang muncul dari gerakan feminis dan lesbian-feminis, didefinisikan sebagai kebencian terhadap laki-laki. Kebalikan dari misandri adalah misogyny, yang berarti kebencian terhadap wanita. Baik pria maupun wanita dapat dipengaruhi oleh androfobia.

Gejala androfobia

Gejala androfobia dapat meliputi:

  • ketakutan instan, intens, cemas atau panik ketika Anda melihat atau berpikir tentang pria
  • sebuah kesadaran bahwa ketakutan Anda terhadap pria adalah tidak rasional atau meningkat, tetapi Anda merasa tidak dapat mengendalikannya
  • kecemasan yang memburuk ketika seorang pria semakin dekat secara fisik dengan Anda
  • penghindaran aktif pria atau situasi di mana Anda mungkin bertemu pria; atau merasakan kekhawatiran atau ketakutan yang intens dalam situasi di mana Anda bertemu pria
  • kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari Anda karena Anda takut pada pria
  • reaksi terhadap ketakutan Anda yang bermanifestasi secara fisik, seperti berkeringat, detak jantung yang cepat, sesak dada, atau kesulitan bernapas
  • mual, pusing, atau pingsan ketika dekat dengan pria atau memikirkan pria
  • Pada anak-anak, androphobia dapat bermanifestasi sebagai amukan dengan kemelekatan, tangisan, atau penolakan untuk meninggalkan sisi orang tua wanita atau mendekati seorang pria.

Penyebab seseorang mengalami androfobia

Androphobia dianggap fobia spesifik karena merupakan ketakutan yang berlebihan dan irasional terhadap sesuatu - dalam hal ini, pria - yang biasanya tidak menimbulkan bahaya nyata tetapi masih dapat menyebabkan kecemasan dan perilaku menghindar. Androphobia, seperti fobia spesifik lainnya, tahan lama dan dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara negatif, seperti pekerjaan, pendidikan, dan hubungan sosial.

Penyebab pasti androfobia tidak dipahami dengan baik. Tetapi para ahli mengatakan bahwa beberapa kemungkinan termasuk:

  • pengalaman negatif masa lalu dengan laki-laki, seperti pemerkosaan, penyerangan fisik, pelecehan mental atau fisik, penelantaran, atau pelecehan seksual
  • genetika dan lingkungan Anda, yang dapat mencakup perilaku yang dipelajari
  • perubahan fungsi otak

Beberapa orang lebih berisiko mengalami androfobia daripada yang lain. Mereka yang paling berisiko termasuk:

  • anak-anak (kebanyakan fobia - termasuk androfobia - terjadi pada anak usia dini, biasanya pada usia 10 tahun)
  • kerabat yang menderita fobia atau kecemasan (ini mungkin merupakan hasil dari perilaku yang diwariskan atau dipelajari)
  • temperamen atau kepribadian yang sensitif, terhambat, atau negatif
  • pengalaman negatif masa lalu dengan pria
  • mendengar secara langsung tentang pengalaman negatif dengan laki-laki dari teman, anggota keluarga, atau bahkan orang asing

Pengobatan androfobia

Kebanyakan orang dengan androfobia dapat pulih melalui sesi terapi. Pengobatan utama androfobia adalah psikoterapi, juga disebut terapi bicara. Dua bentuk psikoterapi yang paling umum digunakan untuk mengobati androfobia adalah terapi paparan dan terapi perilaku. Dalam beberapa kasus, pengobatan juga digunakan sebagai bagian dari rencana perawatan.

  • Terapi pemaparan

Terapi pemaparan dirancang untuk mengubah cara Anda merespons pria. Anda akan secara bertahap dan berulang kali terekspos pada hal-hal yang Anda kaitkan dengan pria. Dan pada akhirnya, Anda akan terpapar pada pria atau pria kehidupan nyata. Seiring waktu, paparan bertahap ini akan membantu Anda mengelola pikiran, perasaan, dan sensasi yang terkait dengan rasa takut Anda terhadap pria. Misalnya, terapis Anda mungkin pertama kali memperlihatkan foto-foto pria, dan kemudian membuat Anda mendengarkan rekaman suara pria. Setelah itu, terapis Anda akan membuat Anda menonton video pria, dan kemudian Anda perlahan-lahan mendekati pria kehidupan nyata.

  • Terapi perilaku kognitif (CBT)

Terapi perilaku kognitif menggunakan paparan yang dikombinasikan dengan teknik terapi lain untuk mengajarkan Anda berbagai cara untuk melihat dan mengatasi ketakutan Anda terhadap pria. Terapis Anda akan mengajarkan cara:

  • lihat ketakutan Anda dengan cara yang berbeda

  • mengatasi sensasi tubuh yang terkait dengan ketakutan Anda

  • berurusan secara emosional dengan dampak ketakutan Anda terhadap kehidupan Anda

  • Sesi CBT akan membantu Anda mendapatkan rasa percaya diri atau penguasaan atas pikiran dan perasaan Anda alih-alih merasa dikuasai olehnya.

  • Obat-obatan

Psikoterapi biasanya sangat berhasil dalam mengobati androfobia. Tetapi kadang-kadang bermanfaat untuk menggunakan obat-obatan yang dapat mengurangi perasaan cemas atau serangan panik yang terkait dengan androfobia. Obat-obatan ini harus digunakan pada awal pengobatan untuk membantu memfasilitasi pemulihan Anda.

Penggunaan lain yang sesuai adalah untuk situasi jangka pendek yang jarang terjadi di mana kecemasan Anda mencegah Anda melakukan sesuatu yang diperlukan, seperti mencari perawatan medis dari seorang pria atau pergi ke ruang gawat darurat.

Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati androphobia termasuk:

  • Beta blockers : Beta blockers mengontrol efek adrenalin yang diinduksi oleh kecemasan dalam tubuh. Adrenalin dapat menyebabkan gejala fisik yang tidak nyaman, terkadang berbahaya, termasuk peningkatan detak jantung dan tekanan darah, jantung berdebar, serta suara dan anggota badan yang gemetar.

  • Obat penenang : Benzodiazepin membantu Anda merasa lebih tenang dengan mengurangi kecemasan Anda. Obat-obatan ini harus digunakan dengan hati-hati karena mereka dapat membuat ketagihan. Jika Anda memiliki riwayat penyalahgunaan alkohol atau narkoba, hindari mengonsumsi benzodiazepin.

Pengertian Androfobia

Seperti ginofobia, androfobia berasal dari dua kata Yunani: άνδρας ( andros yang berarti laki-laki) dan φόβος ( phobos yang berarti takut). Jika digabungkan, androfobia berarti ketakutan ekstrem terhadap kaum laki-laki.

Tidak memandang gender, androfobia dapat menyerang baik wanita maupun pria. Terkadang, androfobia suka disalahartikan sebagai misandri. Walaupun keduanya adalah produk negatif hasil pengalaman buruk dengan laki-laki, misandri adalah “kebencian” terhadap laki-laki, hasil dari misogini.

Gejala yang menyertai Androfobia

Sama seperti ginofobia, penderita androfobia menunjukkan sikap takut yang luar biasa saat memikirkan atau berhadapan dengan kaum Adam. Ketakutan tersebut dapat termanifestasi lewat:

  • Kesadaran bahwa androfobia adalah hal yang salah, tetapi kamu tidak dapat menahannya,
  • Rasa waswas yang memuncak saat didekati laki-laki,
  • Benar-benar menghindari situasi dengan laki-laki,
  • Gangguan menjalankan tugas karena kehadiran laki-laki,
  • Tanda-tanda fisik seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin, dan sesak napas saat melihat laki-laki, serta
  • Mual, sakit kepala, hingga pingsan saat melihat atau bahkan memikirkan laki-laki.

Androfobia juga dapat menyerang anak-anak yang juga rentan mengalami trauma. Jika mengidap androfobia, anak-anak akan takut, menangis, hingga meronta-ronta saat dihampiri oleh laki-laki (walaupun maksudnya baik) dan mencari perlindungan pada sang ibu.

Dampak serius androfobia terhadap jalan hidup

Dimulai dari gangguan kecil, androfobia dapat berubah menjadi tantangan besar yang mengganggu aktivitas dan kehidupan pengidapnya.

Selain itu, seperti yang dipaparkan sebelumnya, androfobia secara ekstrem dapat mengganggu aktivitas seseorang hanya karena kehadiran seorang pria; sehingga, seseorang tidak dapat menuntaskan pekerjaannya atau tugasnya.

Jika hal tersebut berlanjut, tak ayal seseorang dapat mengurung dirinya dari interaksi sosial, memiliki pikiran untuk bunuh diri, hingga penggunaan zat narkotika terlarang.

Pemulihan psikologis medis dan non-medis dari androfobia

Proses penyembuhan tanpa obat melibatkan proses psikoterapi yang meliputi dua metode: terapi paparan/desensitisasi dan terapi perilaku kognitif. Pada terapi desensitisasi, psikolog akan sengaja memaparkan pasien terhadap hal-hal yang berbau pria secara bertahap mulai dari foto hingga video.

Pada tahap akhir, psikolog akan menghadapkan pasien dengan pria baik individu atau kelompok. Terapi ini menangkal pikiran negatif, perasaan, dan rasa takut pasien androfobia.

Pada terapi perilaku kognitif, psikolog menggabungkan terapi desensitisasi dengan terapi lainnya. Tujuan terapi ini adalah untuk membuat pasien androfobia menghadapi rasa takutnya dari sudut pandang yang berbeda; sehingga, pasien dengan sendirinya pulih.

Untuk penanganan dengan obat, ingat satu hal: resep obat-obatan tidak menyembuhkan androfobia. Itu berlaku hanya untuk mengurangi rasa waswas dan serangan panik saat melihat pria, terlebih saat tengah menjalani sesi psikoterapi.

Oleh karena itu, obat-obatan ini disarankan untuk dikonsumsi hanya di tahap awal psikoterapi. Itu pun sebagai bantuan saja. Obat-obatannya meliputi:

  • Penghambat beta: jenis obat untuk mengontrol kadar adrenalin. Saat diliputi rasa waswas, kadar adrenalin meningkat hingga menyebabkan jantung berdebar kencang, tekanan darah naik, keringat dingin, dan gemetar secara fisik serta vokal.
  • Sedatif: jenis obat untuk membantu pasien mengontrol rasa waswas. Namun, karena dapat menyebabkan ketergantungan, harus dikonsumsi sesuai resep. Terlebih lagi, jika kamu memiliki ketergantungan terhadap obat atau alkohol sebelumnya, jangan mengonsumsi obat sedatif.

Itu adalah hal yang perlu dicamkan. Tidak semua orang memiliki karakter koersif.

Begitulah fakta-fakta mengenai androfobia, ketakutan yang tak wajar terhadap laki-laki. Jika pengidap itu adalah kamu, segeralah tangani agar kamu dapat kembali menjalani hidup secara optimal dan tidak terhalang oleh ketakutanmu.

National Health Service mengatakan bahwa ketakutan menjadi fobia saat kamu yang harus mengalah pada rasa takutmu dan menyesuaikan pola hidupmu dengannya.