Apa yang Dimaksud dengan Analisis Wacana Kritis Historis?

image
Untuk dapat memahami suatu wacana teks maka dapat dilakukan dengan memberikan konteks historis di mana teks itu diciptakan. Oleh karena itu pada saat menganalisis perlu dimengerti mengapa wacana yang berkembang atau dikembangkan seperti itu, mengapa bahasa yang dipakai seperti itu, dan sebagainya.

Apa yang dimaksud dengan analisis wacana kritis historis?

Analisis Wacana Kritis Historis

Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu berarti wacana diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks yang menyertainya. Saah satu aspek yang penting untuk bisa mengerti suatu teks ialah dengan menempatkan wacana tersebut dalam konteks historis tertentu. Misalnya, kita melakukan analisis wacana teks selebaran mahasiswa yang menentang Suharto. Pemahaman mengenai wacana teks tersebut hanya dapat dapat diperoleh apabila kita dapat memberikan konteks historis di mana teks tersebut dibuat. Misalnya, situasi sosial politik, suasana pada saat itu. Oleh karena itu, pada waktu melakukan analisis diperlukan suatu tinjauan untuk mengerti mengapa wacana yang berkembang atau dikembangkan seperti itu, mengapa bahasa yang digunakan dan seterusnya.

Analisis wacana kritis historis tidak hanya mencari tahu kapan tentang sesuatu terjadi, namun menggunakannya untuk mengetahui lebih lanjut tentang mengapa wacana tersebut dibangun. Aspek historis ini menjadi salah satu penuntun untuk mwnhjawabpertayaan tersebut dibengun. Aspek historis ini menjadi salah satu penuntun untuk menjawab pertanyaan tersebut. Eriyanto (2001:9) menyebut bahwa salah satu aspek yag penting untuk bisa mengerti suatu teks ialah dengan menempatkan wacana tersebut salam konteks historis tersentu. Eriyanto memberi contoh melakukan analisis wacana teks selebaran mahasiswa yang menentang Suharto.

Menurut metode analisis wacana kritis Fairclough dan Wodak (Badara, 2012:29-32)., analisis wacana kritis melihat wacana sebagai bentuk dan praktik sosial. Wacana sebagai praktik sosial menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa wacana tertentu dan situasi, institusi, dan struktur sosial yang membentuknya. Praktik wacana bisa jadi menampilkan ideologi: ia dapat memproduksi hubungan kekuasaan yang tidak berimbang antara kelas sosial, laki-laki dan perempuan, kelompok mayoritas dan minoritas. Melalui perbedaan itu direpresentasikan dalam posisi sosial yang ditampilkan. Melalu wacana, sebagai contoh, dalam sebuah wacana keadaan yang rasis, seksis, atau ketimpangan kehidupan sosial dipandang sebagai suatu common sense, suatu kewajaran/alamiah, dan memang seperti kenyataannya.

Analisis wacana kritis melihat bahasa sebagai faktor penting, yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat terjadi. Dalam kutipannya, Fairclough dan Wodak menuliskan salah satu karakteristik dari analisis wacana kritis adalah analisis wacana kritis historis.

Historis menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu berarti wacana diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks yang menyertainya. Salah satu aspek yang penting untuk bisa mengerti suatu teks ialah dengan menempatkan wacana tersebut dalam konteks historis tertentu. Misalnya, kita melakukan analisis wacana teks selebaran mahasiswa yang menentang Suharto. Pemahaman mengenai wacana teks tersebut hanya dapat diperoleh apabila kita dapat memberikan konteks historis di mana teks tersebut dibuat. Misalnya, situasi sosial politik, suasana pada saat itu. Oleh karena itu, pada waktu melakukan analisis diperlukan suatu tinjauan untuk mengerti mengapa wacana yang berkembang atau dikembangan seperti itu, mengapa bahasa yang digunakan seperti itu, dan seterusnya.

Model Norman Fairclough (Eriyanto, 2001: 286) membagi analisis wacana kritis ke dalam tiga dimensi, yakni: Dimensi tekstual (Mikrostruktural), Dimensi kewacanan (mesostruktural), Dimensi praktik sosial-budaya (Makrostruktural). Dari model Fairclough ini bisa ditarik kesimpulan ada kesamaan dari karakteristik historis dengan dimensi praktik sosial-budaya (Makrostruktural), karena sama-sama membahasa mengenai konteks sosial dari wacana tersebut, yang pastinya salah satu diantaranya mengenai konteks runtutan peristiwa dalam istilah lain disebut historis.