Apa yang dimaksud dengan Al-Muqiit atau Maha Pemberi Makan ?

Nilai yang terkandung di dalam al-Muqiit:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Muqiit” sebanyak mungkin, Insya Allah badan akan tetap kuat bertenaga untuk menahan rasa lapar dan haus yang sedang dirasakan.

Apa yang dimaksud dengan Al-Muqiit atau Maha Pemberi Makan ?

Kata Al-Muqît berasal dari akar kata qâta-yaqûtu-qautan. Secara kebahasaan, kata Al-Muqit terambil dari akar kata yang mengandung arti “genggaman”, “pemeliharaan” dan “kekuasaan” serta “kemampuan/kekuatan”. Dari sini lahir makna-makna lain seperti “makanan” karena dengannya makhluk memiliki kemampuan, dan dengan makanan pula bisa memelihara dirinya.

Nama Al-Muqît untuk Allah, hanya ditemukan sekali dalam Al-Qur`an, yaitu kalam Allah, yang artinya,

”Barangsiapa memberikan syafaat yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian (pahala) darinya. Dan barangsiapa memberi syafaat yang buruk, niscaya ia akan memikul bagian (dosa) darinya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (an-Nisâ`: 85).

Allah Al-Muqît, artinya Allah Yang Mahakuasa untuk menjaga makhluk-Nya dengan memberikan apa yang dibutuhkan. Allah yang memberikan dan mengantarkan makanan kepada makhluk-Nya yang membutuhkan, baik makanan materiil yang dibutuhkan jasad, atau makanan rohani. Semua sesuai dengan ketentuan dan ukuran yang Allah telah tetapkan.

Allah berkalam, yang artinya,

”Ia (Allah) memancarkan darinya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuh- annya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.” (an-Nâzi’ât: 31-33).

Ayat lain menjelaskan, yang artinya,

“Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa….” (Fushshilat: 10).

Hamba yang meneladani nama Al-Muqît, harus berusaha hidup mandiri dengan menghadirkan berbagai sarana untuk mendapatkan makan dan minum, tidak tergantung kepada orang lain, apalagi menyusahkan orang lain. Ia juga mampu membuat lapangan kerja yang dapat menjadi sumber pangan bagi orang banyak. Ia juga selalu memelihara kehidupan orang- orang mustadh’afîn (membutuhkan bantuan), seperti anak yatim dan fakir miskin, dengan mencukupi kebutuhan makan, minum, sandang, dan tempat tinggal mereka. Nama Al-Muqît selalu menggelora dalam dirinya, untuk tidak kenyang sendirian.

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009