Apa yang dimaksud dengan Al-Matiin atau Maha Kokoh ?

Nilai yang terkandung di dalam al-Matiin:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Matiin” setiap hari secara rutin sebanyak 30x. Insya Alah akan diberi kekuatan yang sangat luar biasa serta penuh kewibawaan yang besar.

Apa yang dimaksud dengan Al-Matiin atau Maha Kokoh ?

Allah memiliki asma al-Matiin artinya Allah adalah Dzat yang Maha Kokoh dalam kekuasaan-Nya. Allah adalah Dzat yang maha kuat dalam pendirianNya. Allah adalah Dzat yang maha teguh dalam janji-Nya. Allah menjanjikan kebahagiaan dan surga bagi hamba yang mengikuti perintah-Nya, dan Allah menjanjikan kehidupan yang saling bermusuhan dan panas serta Neraka bagi yang mengingkari dan menolak aturan-aturan-Nya. Manusia sebagai khalifah, tentu pula harus memiliki sifat ini. Kita harus memiliki sifat teguh, tidak gampang tergoda dan tergoyahkan dengan harapan-harapan palsu yang mengintai dan menggoda kita. Manusia yang meyakini bahwa Allah al-Matiin akan terus berusaha menjadi manusia yang teguh pendirian dalam kebenaran, kuat kemauan untuk menjadi manfaat bagi manusia dan mahkluk Allah yang lain.

Kata Al-Matîn berasal dari kata matina yang berarti kokoh, tidak tergoyahkan. Kata Al-Matîn dalam Al-Qur`an disebutkan sebanyak 3 kali. Dua ayat menyifati pekerjaan Allah. Kalam- Nya, yang artinya,

“Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.” (al-A’râf: 183 dan al- Qalam: 45).

Sedang ayat yang ketiga menyifati,

“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Memunyai kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (adz-Dzâriyât: 58).

Menurut Al-Qusyairi, secara substansial Al-Matin semakna dengan Al-Qawi, yaitu Dia sangat berkuasa atas yang dikehendaki-Nya. Namun Al-Ghazali, membedakan keduanya. Al-Matin menunjuk kepada kekokohan kekuatan-Nya, sedangkan Al-Qawi menunjuk kepada kesempurnaan kekuasaan-Nya.

Allah Al-Matîn, artinya Allah Mahakokoh Zat-Nya, tidak tersusun dari unsur apa pun dan tidak membutuhkan apa pun. Dia Yang kokoh sifat-sifat dan nama-nama-Nya, sehingga tidak memiliki cacat atau kekurangan. Dia Yang kokoh dalam perbuatan-Nya, sehingga tidak ada yang melemahkan-Nya atau menghalang-halangi perbuatan-Nya. Dia kokoh dalam ciptaan- Nya, sehingga tidak ada yang sia-sia dalam ciptaan-Nya.

Seorang hamba yang meneladani nama Al-Matîn, berusaha untuk memiliki jiwa dan raga yang sehat dan kokoh, serta memiliki militansi dan keteguhan dalam berpendirian selama di atas dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. Dia tidak mudah tergoyahkan oleh berbagai macam cobaan dan godaan. Ia selalu memiliki keyakinan dan prinsip yang kokoh dalam mencapai sebuah tujuan. Tidak mudah menyerah apalagi putus asa. Kegagalan baginya adalah kesuksesan yang tertunda.

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009