Kata Al-Jâmi’ berasal dari kata jama’a yang memiliki arti menghimpun. Masjid disebut al-Jâmi’, karena menjadi tempat berkumpulnya orang banyak. Disebut hari Jumat, karena menjadi hari berkumpulnya orang Muslim di masjid. Kata Al-Jâmi’ yang menunjukkan nama Allah, diulang sebanyak dua kali, yaitu :
Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, surat Ali Imran: 3
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. an-Nisâ`: 4.
Allah Al-Jâmi’, Allah yang Maha Menghimpun segala sesuatu yang dikehendaki tanpa ada kesulitan sedikit pun. Allah Maha
Menurut Al-Qusyairi, dalam nama Al-Jami’ terkandung makna Al-Hasyir (yang menghimpun para makhluk) dan Al-Nasyir (yang menghidupkan orang yang telah mati) pada Hari Kiamat nanti, untuk menerima pahala dan siksa.
Menghimpun sesuatu yang telah tercerai-berai untuk dijadikan satu kembali. Allah Maha Menghimpun sesuatu yang sama dan yang bertentangan, antara panas dan dingin, basah dan kering, pahit dan manis. Allah juga menghimpun berbagai macam unsur dan bagian dalam diri manusia. Allah Maha Menghimpun seluruh makhluk-Nya yang ada di alam semesta dengan berbagai macam perbedaan, kategori, sifat, warna, ras, corak, bentuk, kualitas dan dimensi, dengan mudah tanpa ada kesulitan.
Allah Mahakuasa untuk mengumpulkan seluruh manusia, sejak Nabi Adam sampai manusia terakhir, kelak di hari Kiamat. Semua dikumpulkan di satu tempat untuk dihisab dan diberi balasan, sesuai dengan amal masing-masing.
Allah berkalam, yang artinya,
”Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya.” Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” (Ali Imran: 9).
Ayat lain menegaskan,
“Katakanlah: “Sesungguhnya orang- orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian, benar- benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.” (al-Wâqi’ah: 49-50).
Allah Maha Mengumpulkan orang-orang yang saleh di satu tempat yang kekal dan penuh kenikmatan. Allah Maha Mengum- pulkan orang-orang yang durhaka dalam satu tempat yang penuh kepedihan.
Allah berkalam, yang artinya,
“(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.” (ar-Ra’d: 23).
Ayat lain menerangkan, yang artinya,
“…Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di dalam Jahanam.” (an-Nisâ`: 140).
Orang yang meneladani nama Al-Jâmi’, harus mampu mengumpulkan sifat-sifat baik dalam dirinya. Ia harus menghimpun dalam dirinya kepribadian dan perilaku yang baik. Semua itu sebagai bekal di hari berkumpulnya semua manusia untuk mendapatkan balasan amalnya.
Termasuk dalam meneladani nama Al-Jâmi’ adalah kemampuan seseorang untuk menampung dan mengakomodasi berbagai perbedaan yang ada, berinteraksi dengan berbagai macam jenis manusia, dan mampu menyinergikan berbagai kemampuan yang ada. Dengan demikian, ia mampu mengumpulkan berbagai energi kekuatan.
Referensi :
- Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
- Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009