Nama Al-Fattâh memiliki akar kata “fataha” yang berarti membuka sesuatu yang asalnya tertutup. Baik membuka secara materi, seperti membuka pintu lemari yang tertutup, atau membuka yang sifatnya nonmateri, seperti dibukanya mata hati yang sebelumnya tertutup, juga terbukanya jalan penyelesaian suatu perkara dengan adanya sebuah keputusan hukum.
Kata Al-Fattâh disebutkan dalam Al-Qur`an hanya sekali, yaitu dalam surat Saba’: 26, yang artinya,
“Katakanlah: “Rabb kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan (Al-Fattâh) lagi Maha Mengetahui.”
Allah Al-Fattâh, artinya Allah yang Maha Membuka segala sesuatu yang tertutup. Allah-lah yang membukakan jalan yang benar untuk hamba-Nya, membuka pintu-pintu rezeki, membuka solusi bagi sebuah permasalahan, membuka rahasia-rahasia ilmu pengetahuan, membuka pikiran dan hati, membuka pintu untuk saling memaafkan dan mencintai, membuka kemenangan dan kemudahan, membuka pintu maaf dan rahmat, serta membuka jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tidak ada orang yang mampu membuka, jika Allah tidak berkehendak. Tidak ada satu pun yang mampu menutup, jika Allah berkehendak untuk membukanya. Allah berkalam, yang artinya,
“Apa saja yang Allah bukakan (anugerahkan) kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorang pun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Fâthir: 2).
Seorang hamba yang menginginkan agar Allah membukakan baginya pintu-pintu kebaikan, maka sebaiknya ia memperbanyak berzikir dengan menyebut nama Al-Fattâh. Seorang hamba yang meneladani nama Allah Al-Fattâh, akan selalu berusaha untuk menjadi sebab terbukanya berbagai pintu dan jalan kebaikan bagi orang lain.
Referensi :
Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014