Apa yang dimaksud dengan Al-Bashiir atau Maha Melihat ?

al-Bashiir

Nilai yang terkandung di dalam al-Bashiir:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Bashiir” sebanyak 100x setelah shalat Jum‟at secara istiqamah, Insya Allah akan dikaruniai penglihatan yang tajam dan hati yang bercahaya.

Apa yang dimaksud dengan Al-Bashiir atau Maha Melihat ?

Kata Al-Bashir terambil dari akar kata bashara, yang tersusun dari huruf-huruf ba, shad dan ra, yang mempunyai makna ilmu atau pengetahuan tenang sesuatu.

Kata Al-Bashîr atau Bashîr yang tertuju bagi Allah, diulang dalam Al-Qur`an sebanyak 42 kali. Allah Al-Bashîr, artinya Allah Yang Maha Melihat segala sesuatu, baik yang lahir atau batin, baik yang jelas atau samar-samar, baik yang diperlihatkan atau disamarkan. Tidak ada sesuatu yang luput dari pandangan Allah. Allah melihat semut hitam yang berjalan di atas batu yang hitam, di tengah malam yang gelap gulita.

Allah berkalam, yang artinya,

“Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.” (al-Mulk: 19).

Tentu penglihatan Allah dan hakikatnya tidak dapat diketahui dan tidak sama atau serupa dengan penglihatan makhluk-Nya. Kalam-Nya, yang artinya,

“Ia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Dan Dialah Yang Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” (al-An’âm: 103).

Dan kalam-Nya yang artinya,

“…Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (asy-Syûrâ: 11).

Seorang hamba yang meneladani nama Al-Bashîr, akan selalu merasa dilihat oleh Allah, sehingga ia selalu menjaga diri dari berbagai ucapan dan perilaku yang tidak diridhai oleh-Nya.

Ia selalu menggunakan pandangannya untuk melihat hal-hal yang baik dan benar. Lalu, kebenaran tersebut ia jadikan sebagai panglima dalam melihat berbagai permasalahan. Mata hatinya selalu ia asah dengan ilmu yang bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah, sehingga dengan mudah mampu membedakan antara yang hak dan batil. Ia mampu melihat kekurangan dan kelebihan diri sendiri, lalu sibuk untuk meningkatkan kelebihannya dan memperbaiki kekurangannya.

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009