Apa yang dimaksud dengan Al-Barru atau Maha Baik ?

Nilai yang terkandung di dalam al-Barru:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Barru” sebanyak mungkin setiap selesai shalat fardhu. Insya Allah akan diberikan kebaikan jasmani dan kebaikan rohani serta dihindarkan dari segala hal-hal yang buruk.

Apa yang dimaksud dengan Al-Barru atau Maha Baik ?

Kata Al-Barr memiliki akar kata ”Barara” yang berarti kebajikan dan kedermawanan. Kata Al-Barr sebagai nama Allah hanya sekali dalam Al-Qur`an. Yaitu dalam surah Ath-Thur: 28.

”Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia- lah (Al-Barr) yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang.”

Allah Al-Barr adalah Yang Maha Dermawan/Maha Baik yang menganugerahkan berbagai macam kebaikan kepada makhluk-Nya baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Allah Al-Barr, Allah yang Maha Berkebajikan, pemurah dalam memberikan anugerah kepada seluruh makhluk-Nya di dunia. Anugerah yang luas tanpa tepi dan tidak terhitung jumlahnya. Namun, tidak jarang dibalas oleh makhluk dengan kedurhakaan dan kekufuran. Sekalipun begitu, Allah tetap Al-Barr, memberikan kebajikan kepada mereka tanpa pandang bulu.

Allah berkalam, yang artinya,

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Ibrahim: 34).

Dia sangat perhatian kepada para kekasih-Nya

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yunus: 62).

Dia selalu menghendaki kemudahan bagi hamba-Nya

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (al-Baqarah: 185).

Dia tidak pernah menyia-nyiakan para hamba- Nya yang memohon kepada-Nya. Allah berkalam, yang arti-Nya,

”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (al-Baqarah: 186).

Dalam surat ath-Thûr: 28, nama Al-Barr diikuti nama Ar-Rahîm. Hal ini memberikan isyarat bahwa berbagai anugerah yang Allah berikan kepada makhluk-Nya, semata-mata karena Allah Mahakasih, bukan karena ada tujuan tertentu. Tidak seperti manusia yang terkadang memberi atau melakukan sesuatu untuk orang, karena ada kepentingan di balik itu, baik ingin dipuji atau menghindar dari kecaman. (Quraisy Syihab).

Seorang hamba yang meneladani nama Al-Barr, akan selalu melakukan kebajikan untuk orang lain. Ketika melakukan-Nya, ia hanya ingin mencari ridha Allah. Ia melakukannya bukan karena ingin mendapatkan pujian atau agar tidak dikecam orang lain. Karena ia menyadari, bahwa amal kebajikan akan bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah dan sesuai dengan ajaran syariat. Jika tidak, maka sehebat apa pun amal kebajikan yang dilakukan, akan menjadi amal yang sia-sia.

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009