Apa yang dimaksud dengan Al-Baasith atau Maha Melapangkan ?

al-Baasith

Nilai yang terkandung di dalam al-Baasith:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Baasith” sebanyak mungkin setiap hari secara rutin, terutama selesai shalat fardhu maka setiap urusannya akan mendapat keberhasilan serta mendapat keberuntungan yang berlipat ganda.

Apa yang dimaksud dengan Al-Baasith atau Maha Melapangkan ?

AL-Basith, terambil dari akar kata yang makna dasarnya adalah keterhamparan; kemudian dari akar ini lahir makna-makna lain seperti memperluas, melapangkan. Para ulama berpendapat bahwa asma Allah Al-Qabidh dan Al-Basith harus disebut secara bersamaan. Tidak boleh hanya menyebut salah satunya saja. Karena kedua nama Allah ini berhubungan dengan kebesaran dan keindahan.

Al-Qabidh adalah kebesaran-Nya, sedangkan Al Basith keindahan-Nya. Jika Allah menyempitkan hati seseorang, ia akan merasakan kebesaran Allah. Sebaliknya, jika Allah melapangkan hati seseorang, ia akan merasakan keindahan-Nya.

Dia Allah Al-Qâbidh, Al-Bâsith, Yang mengambil setelah memberi, mematikan setelah menghidupkan, menyempitkan setelah melapangkan, membuat miskin setelah kaya, begitu pula sebaliknya. Dia-lah Yang melapangkan setelah kesempitan, memudahkan setelah kesulitan, menyenangkan setelah kesusahan, membahagiakan setelah kesengsaraan, memberi kesuksesan setelah kegagalan, dan mencerdaskan setelah kebodohan. Semua terjadi sesuai dengan kehendak, ilmu, dan hikmah Allah bagi kehidupan makhluk-Nya. Semua itu sebagai ujian bagi manusia dan tanda kebesaran Allah swt.

Seorang hamba yang selalu berzikir dan memahami nama Al-Qâbidh dan Al-Bâsith, akan memiliki integritas diri yang tinggi dengan selalu berpegang kepada Allah. Ia selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuannya. Namun dalam waktu bersamaan, ia selalu menjaga aturan Allah. Jika sukses, dia bersyukur dan tidak lupa daratan. Jika gagal, dia tidak mudah menyalahkan diri atau orang lain.

Seorang hamba yang meneladani nama Allah Al-Qâbidh dan Al-Bâsith, akan selalu berusaha untuk bijak dalam mengambil keputusan. Ia memberikan reward dan punishment, melapangkan atau menahan, memperluas atau menyempitkan, berdasarkan pada maslahat dan mudarat. Dengan meneladani Al-Qâbidh dan Al-Bâsith, orang akan selalu bersikap proporsional dan profesional.

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009