Apa yang dimaksud dengan aktualisasi diri?

aktualisasi diri

Robbins dan Coulter (2010) menyebutkan bahwa kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk mampu menjadi apa yang diinginkan sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Apa yang dimaksud dengan aktualisasi diri?

Berikut pengertian aktualisasi diri menurut beberapa ahli :

  • Patioran (2013), aktualisasi diri merupakan proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan bakat, sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik.

  • Perfilyeva (2012), menyebutkan bahwa aktualisasi diri adalah proses implementasi seorang individu dari minat, kreativitas, keinginan untuk berkembang, kemampuan untuk bertanggung jawab dan kemandirian.

  • Omifolaji (2010), aktualisasi diri adalah proses usaha seseorang dalam mengaktualisasikan potensi, kemampuan, dan bakat yang dimilikinya.

  • Robbins dan Coulter** (2010) menyebutkan bahwa kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk mampu menjadi apa yang diinginkan sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Dapat disimpulkan aktualisasi diri merupakan penggunaan semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas dalam diri seorang individu. Di dalam suatu perusahaan, karyawan yang mempunyai aktualisasi diri akan mampu mengoptimalkan kemampuan yang ada pada dirinya serta melakukan upaya ekstra dan melakukan hal-hal yang lebih dari yang diharapkan.

Karyawan yang mempunyai aktualisasi diri yang tinggi akan dapat membuat suasana kerja yang dinamis, saling mendukung, memiliki kreativitas tinggi, dan selalu berpikiran positif.

Jerome (2013: 41) menyebutkan bahwa teori hierarki kebutuhan Maslow dapat diaplikasikan dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

Aktualisasi diri merupakan tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya.

Indikator-indikator Kebutuhan Aktualisasi Diri


Menurut Robbins dan Coulter (2010) menyebutkan indikator kebutuhan aktualisasi diri adalah sebagai berikut:

  1. Kebutuhan pertumbuhan (growth need)
    Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan untuk mengetahui dan memahami sesuatu, untuk tumbuh dan berkembang dengan dihargai orang lain.

  2. Kebutuhan pencapaian potensi seseorang (achieving one’s potential)
    Yaitu kebutuhan seseorang untuk mengembangkan potensi, kemampuan, dan bakat yang ada dalam dirinya secara maksimal.

  3. Kebutuhan pemenuhan diri (self-fulfillment)
    Yaitu kebutuhan untuk memenuhi keberadaan diri dengan memaksimalkan penggunaan kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya.

  4. Kebutuhan dorongan
    Yaitu dorongan dalam diri individu untuk mempertahankan keberadaan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Maslow dalam Sarwono (2000) menyebutkan terdapat beberapa indikator dalam mencapai aktualisasi diri yang optimal, yaitu:

  1. Persepsi yang tepat terhadap realita
  2. Menerima diri sendiri, orang lain, dan lingkungan dengan baik
  3. Spontanitas
  4. Fokus terhadap target pencapaian
  5. Otonomi
  6. Kedekatan dengan individu yang lain
  7. Mendalami hubungan interpersonal
  8. Nyaman dan solid
  9. Memiliki selera humor dan bisa bergurau.

Persiapan Aktualisasi Diri


Aktualisasi diri membutuhkan kemampuan dan dorongan untuk menetapkan dan mencapai tujuan. Dalam proses aktualisasi diri dibutuhkan kerja keras, kesabaran,dan komitmen yang tinggi dari individu tersebut.

Menurut Maslow (1971), proses yang harus diperhatikan dalam aktualisasi diri adalah sebagai berikut:

  1. Siap untuk berubah.
  2. Bertanggung jawab.
  3. Memeriksa dan memiliki motif yang kuat.
  4. Menggunakan pengalaman-pengalaman yang positif.
  5. Siap terlibat dan melakukan perkembangan.

Karakteristik Orang yang Mengaktualisasi Diri


Maslow (1970) menyebutkan terdapat lima belas karakteristik yang merupakan ciri-ciri orang yang mengaktualisasi diri sampai batasan tertentu, yaitu:

  1. Persepsi yang lebih efisien akan kenyataan
  2. Penerimaan akan diri, orang lain, dan hal-hal alamiah
  3. Spontanitas, sederhana, dan alami
  4. Berpusat pada masalah
  5. Kebutuhan akan privasi
  6. Kemandirian
  7. Penghargaan yang selalu baru
  8. Pengalaman puncak
  9. Gemeinschaftgefuhl
  10. Hubungan interpersonal yang kuat
  11. Struktur karakter demokratis
  12. Diskriminasi antara cara dan tujuan
  13. Memiliki selera humor
  14. Kreatif
  15. Tidak mengikuti enkulturasi (apa yang diharuskan oleh kultur)

Maslow menyebutkan bahwa untuk mencapai tahap aktualisasi diri merupakan hal yang tidak mudah karena banyak faktor yang menjadi penghambat baik dari diri individu itu sendiri maupun yang berasal dari luar (masyarakat maupun pengaruh negatif).

Teori Maslow mengatakan bahwa sebuah kebutuhan yang pada dasarnya telah terpenuhi tidak lagi akan memotivasi individu tersebut. Jadi jika ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow, kita harus memahami tingkat hierarki di mana orang tersebut berada saat ini dan fokus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di atau di atas tingkat tersebut (Robbins dan Timothy, 2008).

Menurut Goldstein, Aktualisasi diri adalah motif pokok yang mendorong tingkah laku individu (organisme). Adanya dorongan-dorongan yang berbeda misalkan dorongan untuk makan, seksual, ingin tahu, ingin memiliki, sebenarnya hanyalah manifestasi satu tujuan hidup pokok. Yaitu aktualisasi diri. Apabila seseorang lapar, dia akan mengaktualisasikan dirinya dengan makan, apabila dia ingin pintar, dia mengaktualisasi dengan belajar, dan sebagainya. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan khusus tertentu itu memang merupakan syarat bagi realisasi diri seluruh organisme. Jadi, aktualisasi diri adalah kecenderungan kreatif manusia.

Menurut Sunyoto (2012), aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paling tinggi dari Maslow. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang.

Menurut Sutrisno (2011) kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk memenuhinya biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain melainkan karena kesadaran dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi seseorang ingin memperlihatkan kemampuannya secara optimal di tempat masing-masing.

Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai “hasrat untuk makin menjadi diri sendiri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya”.

Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat, potensi, serta penggunaan semua kualitas dan kapasitas secara penuh. Karena aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paling tinggi, maka ia menjadi kebutuhan yang paling rendah prioritasnya. Orang harus memenuhi keempat kebutuhan dibawahnya untuk merasa butuh akan aktualisasi diri. Aktualisasi diri sangat penting dan merupakan harga mati apabila ingin mencapai kesuksesan.

Aktualisasi diri adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Semua manusia akan mengalami fase itu, hanya saja sebagian dari manusia terjebak pada nilai-nilai atau ukuran-ukuran pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow. Andai saja seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai tahapan akhir yaitu aktualisasi diri, maka dia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dirinya sebenarnya (Arianto, 2009).

Jadi aktualisasi diri adalah suatu kebutuhan untuk mengungkapkan diri yaitu merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpuaskan dengan baik. Kebutuhan aktualisasi ditandai sebagai hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya.

Menurut Hasibuan (2007) pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan pimpinan perusahaan dengan menyelenggarakan pendidikan dan latihan. Pendidikan aktualisasi diri berbeda dengan pendidikan lainnya, karena dua hal yakni:

  1. Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari luar namun pemenuhannya berdasarkan keinginan atas usaha individu itu sendiri.

  2. Aktualisasi diri berhubungan dengan perkembangan dan pertumbuhan seorang individu. Kebutuhan ini berlangsung terus terutama sejalan dengan meningkatkan jenjang karier seorang individu.

Karakteristik Orang Yang Mengaktualisasikan dirinya


Menurut Maslow dalam Jess dan Gregory (2010), ada beberapa karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri. Karakteristik tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Mampu melihat realitas secara lebuh efisien
  2. Penerimaan akan diri, oran lain dan hal almiah
  3. Spontanitas, kesederhanaan dan kealamian
  4. Berpusat pada masalah
  5. Kebutuhan akan privasi
  6. Kemandirian
  7. Penghargaan yang selalu baru
  8. Pengalaman puncak
  9. Ketertarikan sosial
  10. Hubungan interpersonal yang kuat
  11. Struktur karakter yang demokratis
  12. Diskriminasi antara cara dan tujuan
  13. Rasa jenaka atau humor yang filosofis
  14. Kreatifitas
  15. Tidak mengikuti apa yang tidak diharuskan oleh kultur

Kebutuhan Akan Beraktualisasi Diri


Aktualisasi diri tokoh utama dalam psikologi terlihat di bagian aktualisasi diri pada tingkat dalam hirarki Abraham Maslow (Poduska, 2008). Tingkat yang paling rendah adalah mengenai kebutuhan-kebutuhan jasmani; tingkat kedua, kebutuhan rasa aman; tingkat ketiga, kebutuhan cinta dan rasa memiliki; tingkat keempat, kebutuhan harga diri; tingkat kelima dengan beraktualisasi diri :

  1. Kebutuhan Jasmani atau Fisiologis
    Untuk mencapai tingkat kebutuhan jasmani secara memadai, tingkat-tingkat daerah biologis dan psikologis harus terpuaskan. Pemuasan segi-segi biologis dari tingkat ini saja tidaklah cukup. Beberapa daerah kebutuhan jasmani manusia adalah: lapar, haus, latihan atau gerak jasmani, seks, dan ransangan sensoris (Poduska, 2008).

  2. Kebutuhan Rasa Aman
    Hal objektif yang utama untuk pencukupan kebutuhan rasa aman adalah dengan mengetahui rasa takut. Apakah ketakutan itu berdasarkan realitas atau imajinasi saja (Poduska, 2008). Kebutuhan keamanan sudah muncul sejak bayi, dalam bentuk menangis dan berteriak ketakutan karena perlakuan yang kasar atau karena perlakuan yang dirasa sebagai sumber bahaya. Manusia akan merasa lebih aman berada dalm suasana semacam itu mengurangi kemungkinan adanya perubahan, dadakan, kekacauan yang tiak terbayangkan sebelumnya (Alwisol, 2004).

  3. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki
    Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni deficiency atau D–love; orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya hubungan pacaran, hidup bersama atau perkawinan yang membuat seseorang terpuaskan kenyamanan dan keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, lebih memperoleh daripada memberi. B-love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan tertuma bertujuan memberi orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang itu untuk berkembang (Alwisol, 2004).

  4. Kebutuhan Harga Diri
    Menurut Poduska (2008), ada dua jenis harga diri, yakni sebagai berikut:

    • Menghargai diri sendiri (self respect): orang membutuhkan pengetahuan tentang dirinya sendiri, bahwa dirinya berharga, mampu menguasai tugas dan tantangan hidup.

    • Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from others): orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal baik dan dinilai baik orang lain.

    Kepuasan kebutuhan harga diri menimbulkan perasaaan dan sikap percaya diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna dan penting di lingkungan keberadaannya. Sebaliknya, frustasi karena kebutuhan harga diri tak terpuaskan akan menimbulkan perasaan dan sikap inferior, canggung, lemah, pasif, tergantung, penakut, tidak mampu mengatasi tuntutan hidup dan rendah iri dalam bergaul.

  5. Kebutuhan Beraktualisasi Diri
    Kebutuhan akan beraktualisasi diri adalah kebutuhan manusia yang paling tinggi. Kebutuhan ini akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan dibawahnya telah terpuaskan dengan baik. Maslow dalam Poduska (2008), menandai kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi-potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya. Contoh dari aktualisasi diri ini adalah seseorang yang berbakat musik menciptakan komposisi musik, seseorang yang memiliki potensi intelektual menjadi ilmuwan, dan seterusnya.

Langkah-Langkah Mengaktualisasikan Diri


Menurut Asmadi (2008) Ada beberapa langkah sederhana untuk mengaktualisasikan diri dalam mencapai sukses, yaitu:

  1. Kenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri
    Jangan pernah menyembunyikan bakat anda karena bakat diciptakan untuk digunakan. Oleh karena itu anda harus dan wajib mengenali bakat dan potensi unik yang ada dalam diri anda. Ia adalah anugerah Tuhan yang tidak ternilai. Yakinilah masing-masing kita terlahir dengan bakat dan potensi yang luar biasa. Tugas kitalah untuk memahami, mendeteksi dan mengenali bakat dan potensi apa sajakah yang kita miliki.

  2. Asah kemampuan unik anda setiap hari
    Orang sukses adalah orang yang senantiasa mengasah kemampuan unik yang ada dalam dirinya, yang membedakan dirinya dengan 6 milyar orang lainnya. Tidak perlu malu, kemampuan sekecil apapun yang anda miliki sekarang adalah modal untuk menciptakan kesuksesan di masa depan.

  3. Buat diri anda berbeda dan jadilah “One in a million kind of person
    Kita semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat perbedaan hidup. Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar biasa. Maka buatlah diri berharga dengan menjadi yang berbeda dan bukan asal beda, tetapi harus unik. Berikanlah perbedaan besar dalam hidup sehingga hidup anda merupakan berkah dan anugerah bagi orang lain.

Aktualisasi Diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Maslow dalam (Arinato, 2009), menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa anak-anak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis (Arianto, 2009).

Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dari semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas. Aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan pematangan serta pertumbuhan. Ketika individu makin bertambah besar, maka “diri” mulai berkembang. Pada saat itu juga, tekanan aktualisasi beralih dari segi fisiologis ke segi psikologis. Bentuk tubuh dan fungsinya telah mencapai tingkat perkembangan dewasa, sehingga perkembangan selanjutnya berpusat pada kepribadian.

Menurut konsep Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow, manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan dibawa sejak lahir. Kebutuhan ini tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari yang terendah sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum muncul kebutuhan tingkat selanjutnya. Kebutuhan paling tertinggi dalam hirarki kebutuhan individu Abraham Maslow adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri sangat penting dan merupakan harga mati apabila ingin mencapai kesuksesan. Aktualisasi diri adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Semua manusia akan mengalami fase itu, hanya saja sebagian dari manusia terjebak pada nilai-nilai atau ukuranukuran pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow. Andai saja seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai tahapan akhir yaitu aktualisasi diri, maka dia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dirinya sebenarnya (Arianto, 2009).

Ahli jiwa termashur Abraham Maslow, dalam bukunya Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow menemukan bahwa tanpa memandang suku asal-usul seseorang, setiap manusia mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam kehidupannya.

Kebutuhan tersebut meliputi:

  1. Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan akan pangan, pakaia, dan tempat tinggal maupun kebutuhan biologis
  2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan akan keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan, keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam
  3. Kebutuhan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang (social), meliputi kebutuhan akan persahabatan, berkeluarga, berkelompok, interaksi dan kasih sayang
  4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan akan harga diri, status, prestise, respek, dan penghargaan dari pihak lain
  5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan akan memenuhi keberadaan diri (self fulfillment) melalui memaksimumkan penggunaaan kemampuan dan potensi diri.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa aktualisasi diri merupakan suatu proses menjadi diri sendiri dengan mengembangkan sifat-sifat serta potensi individu sesuai dengan keunikannya yang ada untuk menjadi kepribadian yang utuh.

Aktualisasi diri adalah ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Maslow (dalam Santrock, 2007) menyatakan bahwa aktualisasi diri merupakan motivasi untuk mengembangkan diri secara penuh sebagai manusia.

Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. (Alwisol, 2009).

Cara Mencapai Aktualisasi Diri

Ada delapan model tingkah laku yang harus dipelajari dan dilakukan agar orang dapat mencapai aktualisasi diri melalui jalur pengembangan diri, sebagai berikut:

  1. Alami sesuatu dengan utuh, gamblang, tanpa pamrih.

  2. Hidup adalah perjalanan proses memilih antara keamanan dengan resiko.

  3. Biarkan self tegak. Usahakan untuk mengabaikan tuntutan eksternal mengenai apa yang seharusnya kamu fikirkan, rasakan, dan ucapkan.

  4. Apabila ragu, jujurlah.

  5. Dengar dengan seleramu sendiri, bersiaplah untuk tidak populer.

  6. Gunakan kecerdasan, kerjakan sebaik mungkin apa yang ingin dikerjakan.

  7. Buatlah pengalaman puncak ( peak experience ) seperti terjadi, buang ilusi dan pandangan salah, pelajari apa yang kamu tidak bagus dan tidak potensial.

  8. Temukan siapa dirimu, apa pekerjaanmu, apa yang disenangi dan tidak disenangi, apa yang baik dan buruk, kemana kamu pergi dan apa misimu.

Ciri-Ciri Orang Yang Mencapai Aktualisasi Diri

Alwisol (2009) menyatakan secara umum orang yang mencapai aktualisasi diri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Orientasinya realistik , memandang realitas secara efisien.

  2. Menerima diri, orang lain dan alam sekitar apa adanya.

  3. Spontan, sederhana, alami.

  4. Lebih memperhatikan masalah ( problem-centered ) alih-alih memperhatikan diri sendiri ( self-centered ).

  5. Berpendirian kuat dan membutuhkan privacy.

  6. Otonom dan bebas dari kultur lingkungan.

  7. Memahami orang dan sesuatu secara segar dan tidak stereotip.

  8. Memiliki pengalaman mistikal atau spritual, walaupun tidak harus religius.

  9. Mengenal harkat kemanusiaan, memiliki minat sosial ( gemeinschaft ).

  10. Cenderung memiliki hubungan akrab dengan sedikit orang tercinta alih-alih hubungan renggang dengan banyak orang.

  11. Memiliki nilai dan sikap demokratis.

  12. Tidak mengacaukan sarana dengan tujuan.

  13. Rasa humornya filosofik, tidak berlebihan.

  14. Sangat kreatif.

  15. Menolak bersetuju dengan kultur.

  16. Luluh dengan lingkungan alih-alih sekedar menanganinya.

Selain ciri-ciri diatas, ada 7 sifat umum yang dimiliki oleh orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya. Menurut definisi, orang-orang yang mengaktualisasi-diri adalah mereka yang, pertama , telah cukup memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang lebih rendah secara teratur, yakni kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta dan memiliki, serta penghargaan. Kedua , bebas dari psikosis, neurosis, atau gangguan patologis lain. Ketiga , mereka merupakan model pematangan dan kesehatan, memenuhi diri mereka dengan menggunakan kapasitas-kapasitas dan kualitas-kualitasnya secara penuh. Keempat , mereka mengetahui ‘siapa mereka’ dan ‘apa mereka’, mereka memahami ‘mau kemana’.

Kelima , dari segi usia telah masak/matang. Keenam , pencapaian aktualisasi-diri sangat tergantung pada pengalaman-penaglaman masa kanak-kanak yang memudahkan atau menghambat perkembangannya kelak. Ketujuh , perasaan anak merasa dicintai.

Aktualisasi Diri Adalah Wujud Cinta

Cinta adalah suatu proses aktualisasi diri yang bisa membuat orang melahirkan tindakan-tindakan produktif dan kreatif. Dengan cinta, seseorang menyadari bahwa ia akan mendapatkan kebahagiaan bila mampu membahagiakan orang yang dicintainya. Timbulnya kebahagiaan itu pada gilirannya menghendaki tindakan-tindakan seperti perlindungan, perhatian, tanggung jawab, dan pengetahuan.

Abraham H. Maslow

Dengan Aktualisasi diri (self actualization), kita bisa semakin produktif dan kreatif. Sperti apa yang diungkapkan Abraham H. Maslow di atas, saat kita sudah mampu mengaktualisasikan diri seutuhnya maka kita telah mewujudkan cinta yang ada dalam diri.

Kita merasa bahagia saat orang lain bahagia. Kita berbuat baik bukan untuk mendapatkan balasan namun karena kita bahagia melakukannya untuk orang lain. Kondisi seperti ini juga bisa kita sebut sebagai ‘tanpa keterikatan’.

Dengan aktualisasi diri pula, hidup terasa lebih bermakna. Inspirasi bisa datang dari langkah aktualisasi itu sendiri. Frankl mengemukakan bahwa manusia memiliki kapasitas untuk menentukan kebermaknaan atau keberartian hidup dalam penderitaan seberat apapun, bahkan pada saat menghadapi kematian. Kebermaknaan hidup adalah hal yang istimewa karena bersifat unik bagi setiap orang, dan bahkan berbeda dari satu peristiwa ke peristiwa yang lain.

Makna hidup tersebut bersifat personal dan unik. Hal ini disebabkan karena individu bebas menentukan caranya sendiri dalam menemukan dan menciptakan makna melakui aktualisasi diri. Selain itu, manusia bersifat personal, tunggal, dan unik. Berarti penciptaan makna hidup menjadi tanggung jawab individu dan tidak dapat diserahkan atau dipercayakan kepada orang lain. Hal ini disebabkan karena hanya individu itu sendirilah yang mampu merasakan atau meng-alami makna hidupnya.

Referensi
  1. Lens of The New York Times
  2. Septiani, N H. 2011. Hubungan Antara Tingkat Aktualisasi Diri Dengan Kebermaknaan Hidup Pada Pria Homoseksual. Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol. Iv, No.1: 263 – 277.

Aktualisasi diri adalah kemampuan individu dalam menunjukan potensi diri. Menurut Maslow aktualisasi diri yaitu proses yang diri untuk menjadi diri sendiri dan mengembangan sifatsifat dan potensi psikologis yang unik.

Faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri

Aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow sehingga dalam pencampaiannya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Orang yang mampu mengaktualisaikan diri mengetahui adanya ekstensi atau hambatan lain tinggal (inwelling), dari dalam (internal) dan luar (eksternal).

Internal

Faktor internal ini merupakan bentuk hambatan yang berasal dari dalam diri seseorang, yang meliputi:

  1. Ketidaktahuan akan potensi diri

Potensi diri pada manusia yaitu kemampuan dasar yang dimiliki dan masih terpendam di dalam dirinya dan menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia.

  1. Perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri

Banyak orang mengatakan bahwa kesuksesan seseorang diukur dari materi namun sebenarnya kesuksesan adalah kemampuan diri untuk mengenal potensi yang ada dalam diri kita sendiri dan bagaimana cara kita menjadikan itu sebagai sebuah kompetensi dan kompetensi dapat digunakan untuk mendapatkan sesuatu yang baik.

  1. Konsep Diri

Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual.

  1. Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri merupakan aspek yang sangat penting dalam mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri seseorang.

  1. Tingkah Laku

Behaviorisme berkembang dan sering berubah tergantung dari pengalaman.

Eksternal

Faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri seseorang, seperti :

  1. Budaya masyarakat

Kurangnya dukungan dari budaya dalam aktualisasi potensi diri seseorang karena perbedaan karakter.

  1. Faktor lingkungan

Lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap upaya mewujudkan aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat dilakukan jika lingkungan mengizinkannya.

  1. Pola asuh

Pengaruh keluarga (orang tua) sangat berpengaruh terhadap pembentukan aktualisasi anak.

Aktualisasi yang tidak terpenuhi

Menurut Maslow orang dewasa di masyarakat 85 persen telah menuhi kebutuhan fisiologis, 75 persen kebutuan aman dan nyaman, 50 persen kebersamaan sosial dan cinta, 40 persen harga diri dan 10 persen untuk aktualisasi diri. Apabila kebutuhan aktualisasi tidak terpenuhi maka akan timbul meta-patologi sperti: apatisme, kebosanan, putus asa, tidak memiliki rasa humor, merasa terasingkan, lebih mementingkan diri sendiri dan lainya. Metapatologi akan muncul apa bila 17 metakebutuhan tidak terpenuhi.

Adanya metapatologi yang menjadikan hambatan dalam aktualisasi diri, namun individu yang memiliki metapatologi sebelumnya telah memenuhi empat kebutuhan. Walaupun telah memenuhi empat kebutuhan sebelumnya namun menurut Maslow individu tersebut bukan pribadi yang sehat, karena orang sehat akan berorientasi untuk meningkatkan ke tingkat yang lebih tinggi.