Apa yang dimaksud dengan Air tanah?

Air tanah atau air bawah tanah adalah air yang terdapat dibawah permukaan tanah pada lapisan tanah yang mengandung air. Apa yang dimaksud dengan air tanah ?

Airtanah


Lapisan di dalam bumi yang dengan mudah dapat membawa atau menghantar air disebut lapisan pem- bawa air, pengantar air atau akuifer Yang biasanya dapat merupakan penghantar yang baik ialah lapisan pasir dan kerikil, atau di daerah tertentu, lava dan batu gamping.

Penyembuhan atau pengisian kembali air yang ada dalam tanah itu berlangsung akibat curah hujan, yang sebagian meresap ke dalam tanah. Hal tersebut ter- kait pada jenis tanah dan batuan yang melapisi suatu daerah dengan curah hujan yang meresap kedalam bumi dalam jumlah besar atau kecil.

Porositas tidak lain ialah jumlah ruang kosong dalam lapisan tanah atau batuan. Kebanyakan orang menya- takan besarannya dalam jumlah persen. Bahan yang dengan mudah dapat dilalui air bisa disebut sebagai kelulusan. Kelulusan tanah atau batuan merupakan ukuran mudah atau tidaknya bahan itu dilalui air. Pasir misalnya, adalah bahan yang mudah dilalui air melewati pasir kasar dengan kecepatan antara 10 dan 100 m/detik. Dalam lempeng, angka ini lebih kecil, tetapi dalam kerikil lebih besar.

Airtanah dapat dibedakan atas :

  • Airtanah tertekan ( Confi- ned aquifer ) dan
  • Airtanah tidak tertekan ( Unconfined Aquifer ).

Airtanah tertekan disebut juga air artesis, yakni air pada lapisan pembawa yang terapit oleh dua lapisan kedap. Jika orang membor tanah dan menjumpai air tertekan, permukaan air itu bahkan dapat menyembur keluar.

Airtanah yang tak tertekan atau airtanah bebas, ialah airtanah yang tidak terapit oleh la- pisan penyekap. Inilah airtanah yang biasanya kita jumpai jika kita membuat sumur gali. Batas atas airta- nah bebas disebut muka airtanah, yang sekaligus juga merupakan batas jalur jenuh. Menurut tempatnya, airta- nah bebas dapat dijumpai pada kedalaman yang berbe- da-beda. Di daratan, kedalaman airtanah itu mungkin hanya 2 -3 meter, atau di tempat tertentu, bah-kan ku- rang dari itu, sehingga air muncul kepermukaan. Seba- liknya di daerah pegunungan kedalaman airtanah bebas dapat mencapai puluhan meter (Wardhana, 1998).

Referensi :

  • Wardhana, Arya W. 1998. Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Yogyakarta. Yogyakarta

Airtanah yaitu semua air yang terdapat dalam ruang batuan dasar atau regolith , dapat juga disebut sebagai aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan. Air yang tidak tertahan menerobos ke bawah sampai zona dimana seluruh batuan terisi air (jenuh air). Air dalam zona saturasi (zone of saturation) ini dinamakan airtanah (ground water) . Batas atas zona ini disebut muka air tanah (water table). Lapisan tanah, sedimen atau batuan di atasnya yang tidak jenuh air disebut zona aerasi (zone of aeration). Muka air tanah umumnya tidak horizontal, tetapi relatif mengikuti permukaan topografi di atasnya. Airtanah umumnya dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

Airtanah Freatik

Airtanah freatik merupakan airtanah dangkal, letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air (impermeable) , contohnya air sumur yang terletak di antara air permukaan dan lapisan kedap air (impermeable).

Airtanah Dalam (Artesis)

Airtanah dalam (artesis) meruapakan airtanah dalam, terletak di antara lapisan akuifer dengan lapisan batuan kedap air (akuifer terkekang).
Airtanah Meteorit (Vados)

Airtanah meteorit (vados) merupakan airtanah yang berasal dari proses presipitasi (hujan) dari awan yang mengalami kondensasi bercampur debu meteorit.

Airtanah Baru (Juvenil)

Airtanah baru (juvenil) merupakan airtanah yang terbentuk dari dalam bumi karena intrusi magma. Airtanah juvenil ditemukan dalam bentuk air panas (geyser).

Air Konat

Air konat merupakan airtanah yang terjebak pada lapisan batuan purba sehingga sering disebut fossil water .

Air tanah merupakan bagian air di alam yang terdapat di bawah permukaan tanah. Pembentukan air tanah mengikuti siklus peredaran air di bumi yang disebut daur hidrologi, yaitu proses alamiah yang berlangsung pada air di alam yang mengalami perpindahan tempat secara berurutan dan terus menerus (Kodoatie, 2012).

Karakteristik Akuifer Air Tanah

Air tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi yang berlangsung di alam, serta terdapat dalam batuan yang berada di bawah permukaan tanah meliputi keterdapatan, penyebaran dan pergerakan air tanah dengan penekanan pada hubungannya terhadap kondisi geologi suatu daerah (Danaryanto, dkk. 2005).

Berdasarkan atas sikap batuan terhadap air, dikenal adanya beberapa karakteristik batuan sebagai berikut :

  1. Akuifer (lapisan pembawa air) adalah lapisan batuan jenuh air di bawah permukaan tanah yang dapat menyimpan dan meneruskan air dalam jumlah yang cukup dan ekonomis misalnya pasir.

  2. Akuiklud (lapisan batuan kedap air) adalah suatu lapisan batuan jenuh air yang mengandung air tetapi tidak mampu melepaskannya dalam jumlah berarti misalnya lempung.

  3. Akuitard (lapisan batuan lambat air) adalah suatu lapisan batuan yang sedikit lulus air dan tidak mampu melepaskan air dalam arah mendatar, tetapi mampu melepaskan air cukup berarti kea rah vertikal, misalnya lempung pasiran.

  4. Akuiflug (lapisan kedap air) adalah suatu lapisan batuan kedap air yang tidak mampu mengandung dan meneruskan air, misalnya granit.

Tipe akuifer digolongkan menjadi tiga (Kodoatie, 2012), yaitu :

  1. Akuifer bebas (unconfined aquifer), merupakan akuifer jenuh air dimana lapisan pembatasnya hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada pembatas di lapisan atasnya (batas di lapisan atas berupa muka air tanah).

  2. Akuifer tertekan (confined aquifer), adalah akuifer yang batas lapisan atas dan lapisan bawah adalah formasi tidak tembus air, muka air akan muncul diatas formasi tertekan bawah. Akuifer ini terisi penuh oleh air tanah sehingga pengeboran yang menembus akuifer ini akan menyebabkan naiknya muka air tanah di dalam sumur bor yang melebihi kedudukan semula.

  3. Akuifer semi tertekan (leaky aquifer), merupakan akuifer jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas berupa akuitard dan lapisan bawahnya merupakan akuiklud. Akuifer semi-tertekan atau aquifer bocor adalah akuifer jenuh yang sempurna, pada bagian atas dibatasi oleh lapisan semi-lulus air dan bagian bawah merupakan lapisan lulus air ataupun semi-lulus air.

Gerakan Air Tanah

Perbedaan potensi kelembaban total dan kemiringan antara dua lokasi dalam lapisan tanah dapat menyebabkan gerakan air dalam tanah. Air bergerak dari tempat dengan potensi kelembaban tinggi ke tempat dengan potensi kelembaban yang lebih rendah.

Keseimbangan hidrologi dapat terjadi apabila tenaga penggerak air sebanding dengan jumlah tenaga gravitasi potensial dan tenaga hisap potensial, sehingga semakin tinggi kedudukan permukaan air tanah maka tenaga hisap potensial menjadi semakin kecil (Asdak, 2010). Hal ini berarti bahwa semakin besar tenaga hisap/ pemompaan, air tanah menjadi semakin kering. Ketika permukaan air tanah menurun sebagai akibat kegiatan pengambilan air tanah maka akan terbentuk cekungan permukaan air tanah.

Menurut Sosrodarsono dan Takeda (2003), berkurangnya volume air tanah akan kelihatan melalui perubahan struktur fisik air tanah dalam bentuk penurunan permukaan air tanah atau penurunan tekanan air tanah secara terus menerus. Selanjutnya menurunkan fasilitas pemompaan dan jika penurunan itu melampaui suatu limit tertentu maka fungsi pemompaan akan hilang sehingga sumber air tanah itu akan menjadi kering.

Pemanfaatan Air tanah

Pemanfaatan air tanah melalui sumur-sumur akan mengakibatkan lengkung penurunan muka air tanah (depression cone). Makin besar laju pengambilan air tanah, makin curam lengkung permukaan air tanah yang terjadi di sekitar sumur sampai tercapai keseimbangan baru jika terjadi pengisian dari daerah resapan.

Keseimbangan air tanah yang baru ini dapat terjadi hanya jika laju pengambilan air tanah lebih kecil dari pengisian oleh air hujan pada daerah resapan. Laju pengambilan air tanah dari sejumlah sumur apabila jauh lebih besar dari pengisiannya maka lengkung-lengkung penurunan muka air tanah antara sumur satu dengan lainnya akan menyebabkan terjadinya penurunan muka air tanah secara permanen (Ashriyati, 2011).

Pada daerah pantai terjadinya penurunan air tanah dapat mengakibatkan terjadinya intrusi air asin. Arsyad (1989), menyebutkan bahwa pengambilan air tanah harus melaksanakan prinsip efisiensi dalam pemanfaatan/ penggunaannya. Agar ketersediaan air tanah dapat berkelanjutan, upaya yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan dan melestarikan air permukaan dan air tanah secara terpadu.

Menurut Sujatmiko (2009), penggunaan air permukaan dan air tanah sebagai satu sistem penyediaan air diharapkan memberi manfaat optimal baik teknis maupun ekonomis dengan mengacu pada prinsip pemanfaatan air permukaan dan air tanah sebagai bagian tak terpisahkan dalam pengelolaan sumber daya air.

Selanjutnya menurut Kepmen ESDM Nomor : 1451.K/ 10/ MEM/ 2000, disebutkan bahwa prinsip efisiensi air dilaksanakan dengan memanfaatan air permukaan dan air tanah secara terpadu. Pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai keperluan diutamakan dari sumber air permukaan sedangkan air tanah digunakan sebagai tambahan pasokan air serta prioritas peruntukan air tanah adalah untuk memenuhi kebutuhan air minum dan rumah tangga.