Robert Baron (dalam Koeswara, 1998) menyatakan bahwa agresi adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakai individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Definisi dari Baron ini mencakup empat faktor tingkah laku, yaitu : tujuan untuk melukai atau mencelakakan, individu yang menjadi pelaku, individu yang menjadi korban dan ketidakinginan si korban menerima tingkah laku si pelaku.
Menurut Baron dan Richardson (dalam Krahe, 2005) mendefinisikan perilaku agresi yaitu segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai makhluk hidup lain yang terdorong untuk menghindari perilaku itu. Kartono (2002), mengungkapkan bahwa agresi adalah ledakan-ledakan emosi dan kemarahan hebat meluap-luap dalam bentuk sewenang-wenang, penyerangan, penyergapan, serbuan kekejaman, perbuatan-perbuatan yang menimbulkan penderitaan dan kesakitan, pengrusakan, dan tindakan permusuhan ditujukan kepada seseorang atau benda.
Medinnus dan Johnson (1974), menjelaskan bahwa tingkah laku agresi bisa berupa tingkah laku fisik maupun secara verbal. Agresivitas menurut penelitian Jersild dan Marley (1978), ditunjukkan melalui berbagai macam bentuk tingkah laku seperti menyerang orang lain, mengancam secara fisik maupun verbal, menuntut orang lain, mencoba memaksa untuk memiliki benda-benda yang bukan miliknya.
Berkowitz (dalam Koeswara, 1988) mendefinisikan agresi dalam hubungannya dengan pelanggaran norma atau perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial. Selanjutnya Berkowitz membedakan dua macam agresif yaitu agresif instrumental dan agresi benci atau disebut juga agresi impulsive. Agresi instrumental adalah agresi yang dilakukan oleh individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu. Agresi benci atau agresi impulsive adalah agresi yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti, atau agresi tanpa tujuan selain untuk menimbulkan efek kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran.
Menurut Baron dan Byrne (1990), perilaku agresif adalah segala bentuk perilaku yang disengaja terhadap orang lain yang bertujuan untuk melukainya dan orang yang dilukainya tersebut berusaha untuk menghindarinya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Agresi
Faktor-faktor yang mempengaruhi agrsi terdiri dari 3 faktor. Berikut adalah penjelasannya :
1. Faktor sosial, terdiri dari 3 elemen :
-
Frustasi, terjadi karena ketika individu gagal mendapatkan apa yang diingingkan atau diharapkan dan dengan demikian dapat menyebabkan timbulnya perilaku agresif.
-
Provokasi, adalah aksi yang dilakukan oleh orang lain yang memicu agresi individu. Ketika individu mendapatkan perlakuan yang membuatnya marah atau terganggu oleh karena seseorang, individu cenderung membalas perlakuan yang tidak menyenangkan itu kepada orang yang memberikan perlakuan tersebut.
-
Media kekerasan, yang menyajikan tayangan-tayangan berbau tindakan agresif. Ress & Roth (1993), menyatakan bahwa film-film banyak yang bermuatan kekerasan bahkan tayangan kekerasan tersebut lebih banyak dalam kehidupan nyata.
2. Faktor Personal
Pengaruh dari tipe kepribadian A yang berkarakteristikkan berjiwa kompetitif, orientasi pada waktu dan bersifat hostility (bermusuhan) lebih agresif dibandingkan dengan individu dengan tipe kepribadian B dengan karakteristik yang berlawanan dengan tipe kepribadian B. Selain itu, keinginan personal individu untuk menjadi sosok yang memiliki kekuasaan menjadi determinan penting dalam perilaku agresif karena hasrat tersebut mendorong individu untuk menghalalkan segala cara untuk menggapai keinginannya.
3. Faktor Situasional
Didasarkan pada keadaan disekitar individu yang membuat individu terpancing untuk berperilaku agresif. Faktor meminum minuman keras dalam jumlah yang melewati batas atau mabuk, suhu yang tinggi atau panas, kepadatan, kebisingan dan polusi udara menunjukkan bahwa faktor-faktor ini mendorong terjadinya perilaku agresif .
Menurut Deaux, (1993) faktor atau kondisi yang mempengaruhi munculnya perilaku agresif yaitu :
-
General arousal
Model general arousal menunjuk pada keadaan arousal yang umum yang akan meningkatkan kecenderungan tingkah laku agresi. Zilmann berpendapat bahwa ekspresi kemarahan maupun emosi yang lainnya tergantung pada tiga faktor yaitu kebiasaan / watak seseorang yang dipelajari, beberapa sumber yang memberikan arousal, dan interprestasi seseorang tentang keadaan arousal.
-
Serangan secara fisik dan verbal
Perkataan langsung dan serangan fisik adalah pengaruh yang paling nyata dalam tingkah laku agresif. Dalam segala kemungkinan seseorang akan terpancing (dan akan bereaksi) untuk membalas agresi fisik dan verbal tersebut.
-
Dorongan pihak ketiga
Agresi tidak selalu muncul dalam keadaan terisolasi. Seringkali orang-orang lain yang berada disekitar kita ikut terlibat dalam interaksi. Contohnya dalam suatu pertarungan penonton-penonton dapat secara antusias memaksa petarung favorit mereka untuk menghancurkan lawan.
-
Deindividusiasi
Saat orang-orang tidak bisa terindentifikasi, mereka cenderung untuk membentuk sikap anti sosial. Jelasnya, agresi lebih mungkin dan lebih dapat ditoleransi saat kita tidak bisa melihat konsekuensi dari tindakan kita.
-
Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan sering kali mempengaruhi mood seseorang. Donnerstein dan Wilson (1976) berdasarkan hasil penelitiannya menemukan bahwa tingkat-tingkat keributan dapat menambah tingkat agresif. Kondisi udara yang tidak menyenangkan seperti asap, kabut, juga mempengaruhi sikap agresi. Banyak orang juga mempengaruhi sugesti dalam hubungan antara temperatur dan kekerasan. Robert Baron dan mahasiswanya menemukan bahwa dalam beberapa kondisi, cuaca panas menambah kecenderungan sikap agresi, bahkan pada subjek yang tidak sedang marah.
-
Media massa
Di beberapa media televisi sering menampilkan program yang acaranya sebagian besar berupa penayangan film yang bertemakan kekerasan, perkelahian, pemukulan, pembunuhan, kekerasan media massa semacam ini dianggap dapat merangsang untuk berperilaku agresif.
-
Frustasi
Tahun 1939 Dollard, Miller, Mowrer dan Sears membuat hipotesa bahwa frustasi adalah sebagai penyebab dari agresi. Hipotesa frustasi – agresi mengangatakan bahwa “terjadinya agresi selalui diikuti oleh frustasi”. Disisi lain Wagiman (1997) menyatakan bahwa hukuman merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mendisiplinkan anak. Namun hukuman juga dapat mengakibatkan anak menjadi frustasi. Sesuai dengan hipotesa frustasi – agresi, keadaan frustasi akan mengakibatkan anak menjadi agresif.
Bentuk Perilaku Agresi
Menurut Buss, (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003 ) agresi dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Dapat di ekpresikan secara verbal, seperti memaki atau penyerangan meliputi serangan langsung terhadap orang lain atau serangan tidak langsung sebagai contoh posesif terhadap orang lain. Agresi dapat diekspresikan secara pasif, seperti ketika seseorang menghalangi pekerjaan orang lain dengan mengalihkan perhatian orang tersebut atau sikap tidak mau bekerja sama.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Buss (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003) membagi agresi kedalam beberapa bentuk yaitu:
-
Agresi fisik aktif langsung
Agresi fisik aktif langsung adalah tindakan agresi fisik yang dilakukan individu atau kelompok dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain yang menjadi target dan terjadi kontak fisik secara langsung. Contohnya memukul, menikam atau menembak seseorang.
-
Agresi fisik pasif langsung
Agresi fisik pasif langsung adalah tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara langsung. Contohnya memasang ranjau atau jebakan untuk melukai orang lain, menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh orang lain.
-
Agresi fisik aktif tidak langsung
Agresi fisik aktif tidak langsung adalah tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya namun tidak terjadi kontak fisik secara langsung. Contohnya demonstrasi, aksi mogok dan aksi diam.
-
Agresi fisik pasif tidak langsung
Agresi fisik pasif tidak langsung adalah tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan dengan individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara langsung. Contohnya tidak peduli, apatis, masa bodoh, menolak melakukan tugas penting, tidak mau melakukan perintah.
-
Agresi verbal aktif langsung
Agresi verbal aktif langsung adalah tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain. Contoh menghina orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan, mengomel.
-
Agresi verbal aktif tidak langsung
Agresi verbal aktif tidak langsung adalah tindakan agresi yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya. Contoh menyebarkan berita tidak benar atau gosip tentang orang lain.
-
Agresi verbal pasif langsung
Agresi verbal pasif langsung, yaitu tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan dengan individu atau kelompok lain namun tidak terjadi kontak verbal secara langsung seperti menolak bicara, bungkam.
-
Agresi verbal pasif tidak langsung
Agresi verbal pasif tidak langsung, yaitu tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok lain yang menajdi targetnya dan tidak terjadi kontak verbal secara langsung, seperti tidak memberi dukungan, tidak menggunakan hak suara.
Referensi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30260/Chapter%20II.pdf;sequence=4