Apa yang Dimaksud dengan Aestheticism dalam Sastra?

Aestheticism merupakan sebuah doktrin atau karakter yang menganggap keindahan sebagai tujuan itu sendiri, dan berusaha melestarikan seni dari subordinasi ke tujuan moral, didaktis, atau politik.
Istilah ini sering digunakan secara sinonim dengan Gerakan Estetika, sebuah tren kesusastraan dan artistik pada akhir abad kesembilan belas yang dapat dipahami sebagai fase selanjutnya dari “romantisme” sebagai reaksi terhadap nilai-nilai borjuis tentang efisiensi dan moralitas praktis. Estetika menemukan dukungan teoretis dalam “AESTHETICS” Immanuel Kant dan filsuf Jerman lainnya yang memisahkan pengertian tentang kecantikan dari kepentingan praktis. Dielaborasi oleh Theophile Gautier pada tahun 1835 sebagai prinsip kemandirian artistik, estetika diadopsi di Prancis oleh Baudelaire, Flaubert, dan di Inggris oleh Walter Pater, Oscar Wilde, dan beberapa penyair tahun 1890-an, di bawah slogan l’art pour l’art (seni untuk seni). Wilde dan penggemar kecantikan murni lainnya—seperti artis Whistler dan Beardsley—terkadang dikenal sebagai aesthetes (estetikus).

Sumber:
The Concise Oxford Dictionary of Literary Terms (2001)