Apa yang dimaksud dengan Adult Decision-Making Competence (ADMC) dalam mengukur kemampuan pengambilan keputusan?

Adult Decision-Making Competence (A-DMC) merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengkaji seberapa baik seorang individu dalam pengambilan keputusan. Metode A-DMC ini dirancang oleh Bruine de Bruin et. al (2007).

Komponen-komponen yang ada pada A-DMC antara lain :

1. Resistance to Framing (RF),

Didalam Resistance to Framing (RF), menilai apakah pilihan dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan yang tidak relevan di dalam pendeskripsian masalah, khususnya pembingkaian pilihan dalam bentuk gain (perolehan) dan lost (kehilangan). Cara ini dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap pilihan yang hendak diputuskan. Suatu cara penyajian atau konteks yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang berbeda pula, meski persoalan yang diangkat sebenarnya sama.

Dalam Resistance to Framing (RF), terdapat 2 macam pembingkaian yang dipandang memiliki potensi untuk mempengaruhi pembuatan keputusan, yaitu:

  • Penerimaan, dinyatakan dalam bentuk gain (perolehan) yang seharusnya menghasilkan tindakan penentangan atau penghindaran terhadap risiko;
  • Penolakan, dinyatakan dalam bentuk lost (kehilangan), sehingga akan menimbulkan tingkah laku mengambil risiko.

2. Recognizing Social Norms (RSN)

Dalam Recognizing Social Norms (RSN), menilai pemahaman norma-norma sosial dari kelompok sebaya.

3. Under/Overconfidence (UO),

Dalam Under/Overconfidence (UO), menilai seberapa baik penyesuaian individu dalam bentuk mengenali sejauh mana pengetahuan mereka sendiri.

4. Applying Decision Rules (ADR),

Dalam Applying Decision Rules (ADR), menilai seberapa baik individu mampu menggunakan berbagai keputusan yang dijelaskan oleh aturan, seperti keputusan dengan bobot yang sama.

Dalam Suharnan (2005) dikemukakan bahwa kecenderungan orang dalam membuat keputusan merupakan fungsi dari bobot keputusan. Bobot keputusan ini tidak selalu berhubungan dengan besar-kecilnya peluang atau frekuensi kejadian.

5. Consistency in Risk Perception (CRP),

Dalam Consistency in Risk Perception (CRP), menilai perhitungan kemungkinan, terutama seberapa baik individu memahami aturan probabilitas atau kemungkinan.

6. Resistance to Sunk Costs (RSC)

Dalam Resistance to Sunk Costs (RSC), menilai kemampuan untuk mengabaikan investasi utama ketika keputusan diambil. Hal ini merupakan psychological accounting (perhitungan psikologis). Seseorang yang membuat keputusan tidak hanya membingkai pilihan-pilihan yang ditawarkan, tetapi juga membingkai hasil serta akibat dari pilihan-pilihan itu.

7. Path Independence (PI),

Dalam Path Independence (PI), menilai apakah pilihan dipengaruhi oleh perbedaanperbedaan yang tidak relevan di dalam pendeskripsian masalah, terutama penyajian sebagai satu atau dua tahap spekulasi.

Dalam Suharnan (2005) dikemukakan bahwa preferensi (kecenderungan memilih) akan tegantung pada bagaimana suatu persoalan diformulasikan. Jika titik referensi diformulasikan sedemikian rupa sehingga hasil keputusan dianggap atau dipersepsi sebagai suatu perolehan, maka orang yang pengambilan keputusan akan cenderung menghindari risiko, begitu pula sebaliknya.