Apa yang Dimaksud dengan Acuan Konsep Solusi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana?


Pendidikan mitigasi bencana memiliki istilah acuan konsep solusi dalam penerapannya.

Apa yang dimaksud dengan acuan konsep solusi dalam pendidikan mitigasi bencana?

Cakupan yang sangat luas bagi penduduk yang terancam bencana, memerlukan usaha terpadu dalam mengurangi risiko bencana. Secara substansi adalah usaha menciptakan masyarakat yang sadar dan tanggap bencana dengan melalui pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Konsep solusi PRB disesuaikan dengan siklus terjadinya bencana, pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana.

Tahapan pelaksanaan solusi disesuaikan dengan karakteristik tahapan siklus terjadinya bencana.

  1. Saat bencana, padat aktivitas dalam suasana darurat.
  2. Pasca bencana, mereduksi komplikasi masalah yang rumit (complexity) dalam rekontruksi dan rehabilitasi.
  3. Pra bencana, perlu perencanaan yang menyeluruh. Masyarakat yang terancam bencana sangat majemuk. Bagi yang telah terdidik maupun yang masih belum tersentuh pendidikan formal perlu faham akan pentingnya pengurangan resiko bencana (PRB). Cara yang paling strategis untuk pendidikan PRB diperlukan melalui jalur pendidikan formal maupun informal.

Siklus menggambarkan bencana tidak pernah akan berhenti. Dengan data empirik beberapa bencana dapat diperkirakan akan datang lagi, misalnya banjir dan tanah longsor setiap musim hujan akan terjadi. Tsunami juga pasti akan terjadi lagi. Walaupun demikian, belum ada teknologi yang mampu mendeteksi secara akurat kapan gempa akan datang.

Tsunami akan yang terjadi didahului gempa, dapat terdeteksi kapan sampai ke pantai karena kecepatan gelombang gempa lebih tinggi. Sebagai contoh, tsunami di Mentawai datang sampai pantai 25 menit setelah terjadi gempa 7,2 Skala Richter pada jarak 78 km arah Barat Daya Pulau Pagai Selatan, Mentawai. Kedalaman epicenter atau pusat gempa 10 km, dengan ketinggian gelombang tsunami 4-6 m yang mencapai daratan sejauh 600 meter dari garis pantai.

Tercatat jumlah korban tewas 413 jiwa, 270 jiwa luka berat dan 163 hilang (Saubani, 2010). Durasi waktu antara datangnya gempa dengan datangnya tsunami merupakan peluang untuk evakuasi penduduk dalam menghindari bahaya tsunami. Teknologi dan sistem yang akan digunakan masih dalam taraf uji coba.