Apa yang dibahas dalam ilmu ekonomi industri?

ekonomi industri
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi terhadap barang dan jasa.

Ekonomi industri khusus membahas interaksi perusahaan dalam suatu industri. Hal tersebut dapat berupa beberapa hal mulai dari persaingan usaha, kinerja perusahaan atau kartel. Pembahasan ini masih termasuk dalam ruang lingkup ekonomi mikro.

Ruang lingkup kajian ekonomika industri mencakup faktor-faktor yang memengaruhi struktur, perilaku, kinerja perusahaan dan industri, hubungan yang terjadi antara struktur, perilaku, dan kinerja perusahaan, serta hubungan antara industri dengan masyarakat. Kajian dalam ekonomika industri mencakup berbagai aspek berikut: teori perusahaan (efisiensi, motif/tujuan, dan bentuk organisasi perusahaan), struktur persaingan (konsentrasi pasar dan karakteristik pasar), perilaku pasar (penentuan dan strategi harga, strategi diversifikasi, integrasi vertikal dan merger, inovasi, keputusan investasi, dan strategi periklanan), analisis kinerja (profitabilitas dan pertumbuhan), analisis lokasi industri, kebijakan pemerintah terkait industri dan kebijakan perusahaan, proses industrialisasi dan pembangunan, keunggulan komparatif, serta berbagai aspek lainnya (Barthwal, 2007). Berikut ini akan dijelaskan gambaran awal beberapa dari sejumlah aspek tersebut.

Terkait dengan efisiensi, pembahasan efisiensi dalam ekonomika industri merupakan efisiensi yang ditinjau dari sudut pandang perusahaan dan industri. Dalam hal ini, ketika suatu perusahaan berperan sebagai suatu unit produksi, maka tujuan utama perusahaan tersebut adalah memaksimumkan efisiensi produktif. Ketika suatu perusahaan merupakan suatu unit produksi, maka tujuan perusahaan adalah memaksimumkan efisiensi ekonomi ( economic efficiency ). Efisiensi produktif mencakup efisiensi teknis ( technical efficiency ) dan efisiensi harga faktor produksi ( factor price efficiency ). Efisiensi teknis diartikan sebagai tingkat kehematan dalam pendayagunaan input untuk memproduksi output dalam jumlah tertentu. Sementara itu, efisiensi harga faktor produksi dapat didefinisikan sebagai kemampuan dalam menentukan kombinasi input dengan mempertimbangkan harga relatif input tertentu terhadap input lainnya. Dalam praktik, sebuah perusahaan ingin mencapai target yang lebih jauh daripada hanya memaksimumkan tingkat efisiensi produktif, yaitu dengan pencapaian efisiensi produktif yang disertai dengan pencapaian efisiensi ekonomi. Efisiensi ekonomi dapat diartikan sebagai pemilihan barang yang diproduksi, alokasi sumber daya untuk produksi, pemilihan alat dan mekanisme produksi, serta pendistribusian barang hasil produksi yang efisien. Efisiensi ekonomi menitikberatkan pada adanya kelangkaan sumber daya yang digunakan untuk produksi dan adanya opportunity cost dalam penggunaan barang tersebut.

Terkait dengan motivasi dan bentuk organisasi, motivasi (tujuan perusahaan) dan bentuk organisasi perusahaan merupakan dua hal yang saling terkait. Motivasi perusahaan akan menentukan bentuk organisasi perusahaan yang akan dipilih (yang mampu mendukung pencapaian tujuan perusahaan). Motivasi perusahaan antara lain maksimisasi profit, maksimisasi penjualan, maksimisasi nilai perusahaan, maksimisasi pertumbuhan (asset, profit, nilai) perusahaan, motivasi manajerial (maksimisasi utilitas manajemen). Di samping ketiga tujuan maksimisasi tersebut, Cyert dan March dalam Barthwal (2010) mengemukakan sejumlah tujuan lain dari perusahaan, yaitu tujuan berbasis produksi (pemenuhan target dan stabilitas produksi), tujuan berbasis inventory (optimalitas persediaan sebagai antisipasi fluktuasi pasar), tujuan berbasis penjualan (stabilitas dan ekspansi pemasaran), dan tujuan pencapaian pangsa pasar (market share).

Bentuk organisasi umumnya dikaitkan dengan pola kepemilikan perusahaan. Jika dilihat dari pola kepemilikannya, bentuk organisasi perusahaan dapat dibagi menjadi 3, yaitu sektor privat, sektor publik, dan sektor campuran (kombinasi sektor privat dan publik). Sektor privat mencakup perusahaan yang dimiliki individu maupun dikelola secara kolektif. Perusahaan dalam sektor ini dimiliki dan dijalankan oleh pihak swasta, serta tidak ada campur tangan dari pemerintah. Pada umumnya, perusahaan dalam sektor ini memiliki tujuan ekonomi, yaitu meningkatkan kesejahteraan entitas yang ada di dalamnya. Sektor publik mencakup perusahaan dan korporasi pemerintah. Perusahaan dalam sektor ini dimiliki oleh pemerintah dengan manajemen yang ditunjuk oleh pemerintah, serta ada intervensi pemerintah dalam pengambilan keputusan. Perusahaan dalam sektor ini memiliki tujuan ekonomi maupun tujuan sosial, yang mencakup pengendalian sektor strategis (sektor pokok yang terkait dengan kebutuhan hidup pokok masyarakat, seperti energi dan transportasi) dalam perekonomian, mendorong pembangunan sosial (yang terkait dengan kesejahteraan penduduk di negaranya) daripada hanya mendorong penciptaan keuntungan semata, dan menciptakan surplus untuk membiayai pembangunan di negaranya.

Terkait dengan penentuan harga produk, secara tradisional, harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran terhadap produk. Meskipun demikian seiring dengan perkembangan teori harga, penentuan harga produk harus mempertimbangkan motivasi (tujuan) perusahaan, struktur pasar, maupun berbagai macam aspek lainnya, seperti karakteristik produk dan daya beli konsumen. Sebagai contoh, perusahaan monopolis yang menjual barang yang sifat permintaanya inelastis berupaya untuk mencapai keuntungan maksimum. Untuk itu, perusahaan tersebut cenderung akan meningkatkan harga produknya, namun juga dengan memperhatikan daya beli masyarakat. Pada kondisi lain, di pasar oligopoli, suatu perusahaan bermaksud untuk merebut pangsa pasar perusahaan lainnya maka perusahaan tersebut cenderung akan menurunkan harga produknya. Terdapat berbagai macam strategi penentuan harga, diantaranya adalah teori harga relatif, penentuan harga mengikuti pergerakan harga yang diterapkan pesaing atau follow the leader pricing, dalam hal ini harga ditentukan oleh pemimpin pasar. Di samping itu, ada juga berbagai strategi penentuan harga, seperti penerapan harga tinggi pada masa awal produk diluncurkan, kemudian berangsur menurun ( price skimming ), penerapan harga rendah untuk tujuan penetrasi pasar ( penetration price ), penetapan harga tinggi untuk membentuk image positif dari konsumen ( prestige pricing ), diskon, diferensiasi harga, dan sebagainya.

Terkait dengan strategi bisnis, strategi adalah cara atau sarana untuk mencapai tujuan perusahaan. Secara umum, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi yang bertujuan untuk membuat barang dan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu responsif terhadap perubahan harga. Fokus dapat diartikan menyediakan barang dan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen. Secara khusus, di samping strategi penetapan harga, strategi bisnis bisa berupa strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi defensif. Strategi integrasi mencakup integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal. Ketika ketiga jenis strategi tersebut dilakukan, hal ini disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan/atau pesaing. Strategi intensif mencakup penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi diversifikasi mencakup diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Strategi defensif mencakup strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.

Terkait dengan analisis lokasi industri, pemilihan lokasi perusahaan/industri pada dasarnya menentukan suatu tempat atau lokasi yang tepat untuk kegiatan industri dengan memperhitungkan kelebihan dan kekurangan dari lokasi tersebut. Lokasi perusahaan/industri adalah tempat perusahaan/industri melakukan aktivitasnya. Lokasi perusahaan/industri yang paling ideal adalah terletak pada suatu tempat yang mampu memberikan total biaya produksi yang rendah dan keuntungan yang maksimal. Pemilihan lokasi perusahaan/industri juga harus meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan dan industri bagi kehidupan sosial maupun lingkungan.

Terkait dengan kebijakan pemerintah mengenai industri, pada dasarnya ada dua jenis kebijakan industri, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk menjaga dan mendorong terciptanya kompetisi untuk menjamin agar mekanisme pasar dapat bekerja dengan baik (kebijakan kompetisi) dan kebijakan yang bertujuan untuk mengatasi kegagalan pasar, misalnya dengan melakukan promosi dan memberikan proteksi bagi industri yang belum mampu bersaing di pasar. Kebijakan kompetitif mencakup kebijakan pembangunan infrastruktur, kebijakan antimonopoli, kebijakan terkait pengembangan teknologi. Kebijakan untuk mengatasi kegagalan pasar mencakup kebijakan perdagangan yang protektif (penerapan tarif impor yang tinggi), subsidi faktor produksi, dukungan modal, dan teknologi baru. Dalam penerapan kebijakan industri, pemerintah harus memperhatikan kondisi awal elemen-elemen industri sebelum penerapan kebijakan industri. Ketika mekanisme pasar sudah pasti mampu berjalan dengan sempurna maka kebijakan industri kompetitif akan mendukung terwujudnya kinerja pasar yang baik. Akan tetapi, ketika mekanisme pasar belum bisa berjalan dengan sempurna (masih ada sejumlah kegagalan pasar), kebijakan industri harus lebih diarahkan dahulu pada upaya untuk mengatasi kegagalan pasar (Ishihara, 2005).

Terkait dengan industrialisasi dalam pembangunan, industrialisasi dalam analisis ekonomika industri merupakan bahasan yang sangat penting karena proses industrialisasi memberikan dampak yang begitu besar bagi perekonomian. Dampak tersebut berupa perubahan struktur perekonomian dari sektor primer ke sekunder dan tersier, yang selanjutnya memengaruhi pola kehidupan ekonomi masyarakat, kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing perekonomian melalui penciptaan keunggulan komparatif, maupun berbagai aspek pembangunan lainnya.