Apa yang anda ketahui tentang Vitamin C?

Vitamin C

Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.

Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang bersifat larut dalam air, tidak dapat disintesis dalam tubuh manusia, kera ataupun kelelawar pemakan buah-buahan.

Peranan vitamin C yang banyak dikenal yaitu dapat mencegah dan mengobati penyakit sariawan. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan karena kekurangan vitamin C meliputi juga nyeri pada tulang, otot-otot sakit, udema, lemah, anemia dan hiperkeratosis.

Di dalam proses biokhemis vitamin C berperanan pada reaksi oksidasi reduksi. Vitamin C sangat esensiel untuk hidroksilasi prolin, lisin, dan dopamine. Vitamin C juga mempunyai pengaruh yang baik di dalam menurunkan kadar kholesterol dan triasilgliserol dalam darah. Vitamin C membantu absorbs! zat besi yaitu dengan cara mereduksi zat besi ferri yang terdapat dalam makanan menjadi zat besi ferro di dalam lambung serta mempertahankan kelarutan zat besi dalam usus yang mempunyai pH lebih tinggi dari pH lambung. Zat besi ferro merupakan zat besi yang siap diabsorbsi dalam usus halus. Kebutuhan vitamin C untuk menjaga kesehatan pada orang normal adalah sebesar 30 mg per hari. Bagi perokok dianjurkan meningkatkan konsumsi vitamin C.

Sumber vitamin C

Vitamin C banyak terdapat dalam buah-buahan segar dan sayuran, seperti jeruk, blackcurrants, strawberries dan mangga. Akibat sifat vitamin C yang dapat rusak karena pemanasan atau mengalami oksidasi apabila terjadi kontak dengan udara, maka banyak sayur-sayuran yang dikonsumsi mentah (lalapan) atau mengalami pengolahan ringan juga kaya akan vitamin C, sayuran tersebut antara lain bawang, brokoli, bunga kol, kentang dan ubi jalar.

Rekomendasi asupan

Rekomendasi asupan untuk vitamin C dapat bervariasi tergantung dari usia, jenis kelamin dan kelompok beresiko. Kelompok yang mungkin tidak mendapatkan vitamin C yang cukup adalah perokok, peminum berat, dan lanjut usia. Kemungkinan juga jika anda tidak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran dalam jumlah yang cukup maka dapat kekurangan vitamin C. Amerika Serikat merekomendasikan asupan vitamin C sebesar 75 mg/hari untuk wanita dan 90 mg/hari untuk laki-laki. Dianjurkan juga bagi wanita hamil untuk melebihkan asupannya hingga 10 mg/hari, sedangkan wanita menyusui kenaikkannya 40-45 mg/hari.

Dengan maksud untuk mencegah penyakit kronis, asupan vitamin C yang tinggi tampaknya juga dianjurkan. Untuk pengurangan resiko penyakit kronis yang optimal dianjurkan untuk mengkonsumsi 120 mg/hari (bahkan lebih bagi perokok). Tampaknya bagi individu yang rentan terhadap stres oksidatif, para orang tua dan pasien yang telah mengalami penyakit kronis (misal penyakit jantung, diabetes, katarak) dapat mengambil keuntungan dengan mengkonsumsi supplement vitamin C.

Konsumsi vitamin C yang terlalu tinggi kurang baik karena di dalam tubuh vitamin C akan dirubah menjadi asam oksalat. Asam oksalat bersama kalsium dapat membentuk kalsium oksalat yang dapat mengendap dan membentuk batu dalam ginjal. Badang Pangan dan Nutrisi Amerika Serikat telah menetapkan batas atas sebesar 2000 mg/hari vitamin C sebagai batas yang aman untuk dikonsumsi.

Pengaruh Vitamin C terhadap kesehatan dan fungsi di dalam tubuh antara lain :

  • Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen, komponen yang menyatukan otot, tulang dan jaringan lainnya

  • Membantu pemeliharaan kulit dan menyembuhkan luka menjaga kesehatan gigi membantu tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan

  • Vitamin C melindungi perut dari komponen toksik (nitrosamine) yang biasa terdapat pada daging olahan

  • Vitamin C sangat penting sistem kekebalan tubuh, dan membantu menahan infeksi. Diperkirakan kemampuannya menjaga sistem kekebalan melalui sifat antioksidan yang dimiliki vitamin C.

  • Vitamin C merupakan salah satu antioksidan penting dan oleh karena itu dapat melindungi sel-sel dalam tubuh dari stres oksidatif akibat turunan oksigen.

Defisiensi vitamin C

Kekurangan vitamin C yang serius dapat mengakibatkan suatu penyakit menakutkan yang sering disebut scurvy. Gejala awal scurvy adalah luka pada kepala dan diantara gigi gusi menjadi merah dan membengkak. Hal ini dapat menyebabkan tanggalnya gigi. Penyembuhan luka juga akan tertunda dan sakit tulang yang serius juga dapat terjadi jika mengalami defisiensi vitamin C. Gejala umum jika mengkonsumsi diet yang rendah vitamin C menyebabkan gejala awal dari kekurangan gizi seperti hilangnya nafsu makan, kelelahan, insomnia, iritasi, mudah mengalami infeksi dan penyembuhan luka yang lama.

Vitamin C


Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam jumlah sedikit dan dibutuhkan jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme yang normal. Vitamin dapat larut di dalam air dan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah Vitamin A, D, E, dan K dan yang larut di dalam air adalah vitamin B dan C (Dorland, 2006). Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Vitamin C yang disebut juga sebagai asam askorbik merupakan vitamin yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama apabila terkena panas. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam (Sunita, 2004).

Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah (khususnya leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui transpor aktif (Sherwood, 2001).

Susunan kimia Vitamin C

Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi apabila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003).

image

Metabolisme Vitamin C


Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata arbsorbsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram hanya diarbsorbsi sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitary , dan retina . Vitamin C di ekskresikan terutama melalui urin,sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di ekskresikan melaului kulit (Yuniastuti, 2008).

Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila dikonsumsi mencapai 100 mg/hari. Status vitamin C di dalam tubuh ditetapkan melalui tanda- tanda klinik dan pengukuran kadar vitamin C di dalam darah. Tanda- tanda klinik antara lain, perdarahan gusi dan perdarahan kapiler di bawah kulit. Tanda-tanda dini kekurangan vitamin C dapat diketahui apabila kadar vitamin C darah di bawah 0,20 mg/dl (Sunita, 2004).

Fungsi Vitamin C


Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Pertama, fungsi vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen. Karena vitamin C mempunyai kaitan yang sangat penting dalam pembentukan kolagen . Karena vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, gigi, membrane kapiler, kulit dan tendon. Dengan demikian maka fungsi vitamin C dalam kehidupan sehari-hari berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi. Asam askorbat penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase, yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksipolin, suatu unsure integral kolagen. Tanpa asam askorbat, maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan kekurangan serabut di jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi (Guyton, 2007).

Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit dibebaskan oleh besi apabila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C. Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi, Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Pauling (1970) pernah mendapat hadiah nobel dengan bukunya Vitamin C and the common cold , di mana pauling mengemukakan bahwa dosis tinggi vitamin C dapat mencegah dan menyembuhkan serangan flu (Pauling, 1971).

Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosis . Vitamin C mempunyai hubungan dengan metabolisme kolesterol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan sintesis kolesterol. Peran Vitamin C dalam metabolism kolesterol adalah melalui cara: 1) vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang dalam bentuk asam empedu, 2) vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar HDL akan menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis, 3) vitamin C dapat berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan kotoran dan hal ini akan menurunkan pengabsorbsian kembali asam empedu dan konversinya menjadi kolesterol (Khomsan, 2010).

Studi yang dilakukan WHO (1976) meyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner bertambah sebesar 3% per tahun sejak usia seseorang melewati 20 tahun. Kenyataan ini membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner sesungguhnya memang menggulir secara tersembunyi dan menimbulkan bahaya yang bersifat laten. Penelitian klinis menunjukkan bahwa vitamin C menurunkan kolesterol dan trigliserida pada orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol yang tinggi, tetapi tidak pada orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol yang normal. Ini membuktikan bahwa vitamin C berperan sebagai homeostatis untuk mencapai. Konsumsi vitamin C 1g per hari setelah tiga bulan akan menurinkan kolesterol 10% dan trigliserida 40% (Khomsan, 2010).

Bahan Makanan Sumber Vitamin C


Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada bahan makanan nabati,yaitu sayur dan buah terutama yang mengandung asam (Sunita, 2004).

image

Angka Kecukupan Gizi Vitamin C


Asupan vitamin C yang ditetapkan Recommended Daily Allowance (RDA) untuk remaja usia 11-14 tahun adalah 50 mg/hari dan usia 15-18 tahun 60 mg/hari. Peningkatan kebutuhan vitamin C dalam keadaan stress psikologik atau fisik, seperti pada luka, panas tinggi, atau suhu lingkungan tinggi.

image

Kelebihan dan Kekurangan Vitamin C


Skorbut dalam bentuk berat sekarang jarang terjadi,karena sudah diketahui cara mencegah dan mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lain adalah lemah, nafas pendek, kejang otot, tulang dan persendian sakit serta berkurangnya nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar, dan gatal, warna merah kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan mata kering dan rambut rontok. Di samping itu luka akan menjadi sulit sembuh. Gejala skorbut akan terlihat apabila taraf asam askorbat dalam serum menurun di bawah 0,20 mg/dl. Kekurangan asam askorbat juga menyebabkan terhentinya pertumbuhan tulang. Sel dari epifise yang sedang tumbuh terus berproliferasi, tetapi tidak ada kolagen baru yang terdapat diantara sel, dan tulang mudah fraktur pada titik pertumbuhan karena kegagalan tulang untuk berosifikasi. Juga, apabila terjadi fraktur pada tulang yang sudah terosifikasi pada pasien dengan defisiensi asam askorbat, maka osteoblas tidak dapat membentuk matriks tulang yang baru, akibatnya tulang yang mengalami fraktur tidak dapat sembuh.

Pada skorbut (defisiensi vitamin C) dapat meyebabkan dinding pembuluh darah menjadi sangat rapuh karena terjadinya kegagalan sel endotel untuk saling merekat satu sama lain dengan baik dan kegagalan untuk terbentuknya fibril kolagen yang biasanya terdapat di dinding pembuluh darah (Guyton, 2007). Kelebihan vitamin C yang berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan setiap harinya akan menimbulkan hiperoksaluria dan risiko lebih tinggi untuk menderita batu ginjal (Sunita, 2004).

2 Likes

Vitamin C


Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Vitamin C yang disebut juga sebagai asam askorbik merupakan vitamin yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama apabila terkena panas. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam (Sunita, 2004).

Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah (khususnya leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui transpor aktif (Sherwood, 2001).

Vitamin C adalah vitamin esensial, karena manusia tidak dapat menghasilkan vitamin C sendiri, sehingga diperlukan asupan dari makanan. Pada saat kita mengalami infeksi, dibutuhkan vitamin C dalam jumlah sangat besar untuk membantu darah putih menghancurkan kuman penyerang. Karena Vitamin C mudah rusak oleh udara, untuk mendapatkannya secara maksimal sebaiknya mengkonsumsi buah atau sayur dalam keadaan segar dan sesegera mungkin(belum terlalu lama dalam kondisi terbuka atau terkupas di udara bebas). Struktur Vitamin C dapat dilihat dibawah ini :

image

  • Peran/Fungsi
    Asam askorbat diperlukan untuk pembentukan jaringan ikat atau bahan interseluler, dimana sel-sel tubuh terbenam. Vitamin ini juga dibutuhkan untuk pembentuka sel-sel darah merah.

  • Makanan
    Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada bahan makanan nabati,yaitu sayur dan buah terutama yang mengandung asam (Sunita, 2004). seperti jambu biji, nenas, jeruk, tomat, mangga, dan sirsak. Sayuran ada juga yang mengandung banyak vitamin C, yaitu bayam, brokoli, cabai, dan kentang.

  • Defisiensi
    Pada stadium awal, defisiensi asam askorbat menimbulkan perasaan lemah, instabilitas, penurunan resistensi terhadap infeksi dan rasa nyeri pada tungkai serta persendian. Keadaan ini ditandai pula dengan bercak-bercak perdarahan. Defisiensi asam askorbat biasanya disertai dengan pembengkalan, erdarahan dan inflamasi gingiva. Perdarahan spontan terjadi di bawah kulit dan tampak sebagai bercak-bercak atau bintik-bintik berwarna merah, atau sebagai hematoma yang luas. Perdarahan juga terjadi ke dalam sendi, di bawah membran perioteum, dan ke dalam otot. Perubahan degeneratif berlangsung dalam tulang. Anemia kerapkali ditemukan.

    Pada bayi, penyakit skorbut (scurvy: defisiensi asam askorbat) ini ditandai dengan persendian yang bengkak dan terasa nyeri. Esktremitas terasa nyeri ketika disentuh dan anak akan menangis sewaktu dipegang. Degenerasi tulang dapat menimbulkan deformitas yang menyerupai cacat pada ricketsia. Perdarahan spontan dapat pula terjadi.

    Peningkatan kebutuhan akan vitamin C terjadi ketika berlangsun kesembuhan dari suatu penyakit. Para penderita penyakit seperti ulkus peptikum, atau ulserasi kolon, atau merek yang menderita luka bakar, operasi atau cedera lain yang luas, harus memperoleh asam askorbat dengan jumlah yang memadai karena, kalau tidak, kesembuhannya akan terhambat.

  • Kebutuhan
    Kebutuhan RDA : 60 mg untuk orang dewasa; lebih banyak dalam kehamilan dan laktasi 35-45 mg untuk bayi dan anak-anak; peningkatan kebutuhan dapat terjadi karena merokok, persembuhan luka, oral kontraseptif dan dalam stress.

    Keracunan sangat rendah, kecuali dosis tinggi dimana sering menyebabkan overload Fe. Diekskresikan melalui urin; askorbat; dehidroaskorbat; diketoglutanat dan asam oksalik.

2 Likes

Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut vitamin C mudah rusak karenabersentuhan dengan udara terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin C adalah vitamin yang paling labil (Almatsier, 2009).

Vitamin C terdiri dari suatu cincin carbon lacton-6 dengan 2,3-enediol moiety dan menunjukkan aktivitas antioksidan akibat kelompok enediol. VitaminC merupakan suatu antioksidan alamiah yang dapat menangkap ROS dan memiliki efek antikarsinogenik.

image

Vitamin C terdapat dalam 2 bentuk yaitu L-asam askorbat (bentuk reduksi) dan L-asam dehidroaskorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi bolak balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidroaskorbat terjadi bila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali.Kedua bentuk vitamin C aktif secara biologik tetapi bentuk tereduksi adalah yang paling aktif. Oksidasi lebih lanjut L-asam dihidroaskorbat menghasilkan asam diketo L-gulonat dan oksalat yang tidak dapat direduksi kembali (Almatsier, 2009).

image

Fungsi Vitamin C


Asam askorbat memiliki sifat antioksidan yang baik dalam mendeteksi spesies oksigen reaktif (ROS) dan spesies nitrogen reaktif, serta mendaur ulang α- tokoferol yang teroksidasi. Fungsi lain dari asam askorbat untuk menghambat pertumbuhan sel kanker (Ramadhan, 2013). Asam askorbat adalah antioksidan dengan sifat terapeutik, yang berperan penting dalam mengaktifkan respon imun, di penyembuhan luka, dalam biosintesis kolagen, dalam mencegah pembekuan darah, dan dalam banyak proses metabolisme lainnya (Pisoschi and Negulescu, 2011).

Vitamin C sebagai antioksidan, proantioksidan, pengikat logam, pereduksi, dan penangkap oksigen. Dalam bentuk larutan yang mengandung logam, vitamin C bersifat sebagai proantioksidan dengan mereduksi logam yang menjadi katalis aktif untuk oksidasi dalam tingkat keadaan rendah. Bila tidak terdapat logam, vitamin C sangat efektif sebagai antioksidan pada konsentrasi tinggi. Tubuh sangat memerlukan vitamin C. Kekurangan vitamin C dalam darah menyebabkan beberapa penyakit antari lain asma, kanker, diabetes, dan penyakit hati. Selain itu vitamin C dapat memperkecil terbentuknya katarak dan penyakit mata lainnya. Kelebihan vitamin C menyebabkan terbentuknya batu ginjal dan diare ( Rahardjo and Hernani, 2006).

Vitamin C Sebagai Antioksidan


Vitamin C merupakan suatu donor elektron dan agen pereduksi. Disebut sebagai antioksidan karena dengan mendonorkan elektronnya vitamin ini dapat mencegah senyawa-senyawa lain tidak teroksidasi. Ketika memberikan elektronnya kepada senyawa oksidan, Vitamin C tersebut akan teroksidasi, sehingga menghasilkan asam dehidroaskorbat (Winarsi, 2014). penyumbang elektron yang sangat baik karena potensinya menurunkan satu elektron standart rendah, sehingga memungkinkan untuk menghasilkan asam askorbat semi-dehidro yang relatif stabil. ( Syamsudin, 2013).Menurut Winarsi (2014) Vitamin C dapat Menjadi antioksidan untuk lipid protein dan DNA.

  • Lipid dalam bentuk LDL bereaksi dengan oksigen sehingga terbentuk lipid peroksida. Reaksi berikutnya akan dihasilkan lipid hidroperoksida yangakan berlanjut menjadi radikal bebas. Dalam hal ini asam askorbat sebagai antioksidan bereaksi dengan oksigen sehingga tidak terjadi interaksi antara lipid dan oksigen yang akhirnya pembentukan lipid hidroperoksida dapat dicegah.

  • Mencegah reaksi oksigen dan asam amino pembentuk peptida atau mencegah reaksi oksigen dan peptida pembentuk protein.

  • Vitamin C mencegah terjadinya reaksi DNA dengan oksigen sehingga tidak terjadi kerusakan pada DNA ataupun mutasi.