Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia, terutama untuk menunjang kesehatan mata.
Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan pelarut lemak tetapi tidak larut dalam air. Oleh karena sifatnya yang demikian maka vitamin A banyak terdapat pada makanan berlemak seperti dalam ikan, minyak hati ikan, dalam hati dan dalam bagian sayuran hijau yang berlemak ataupun umbi yang berwarna kuning oranye seperti wortel dan ketela rambat.
Beberapa sifat kimiawi vitamin A antara lain :
-
Vitamin A cukup stabil dalam pemanasan yang dilakukan dalam pemasakan makanan.
-
Vitamin A dapat mengalami kerusakan karena oksigen ataupun sinar. Aktivitas vitamin A yang terdapat dalam minyak yang dicampur dengan tepung akan berkurang apabila campuran yang mempunyai luas permukaan yang besar tersebut mengalami kontak dengan oksigen.
Struktur dan aktivitas vitamin A
Molekul vitamin A berisi atom karbon dan hidrogen yang berikatan dengan gugus hidroksil (OH) menjadi struktur yang kompleks. Stuktur yang demikian ini menyebabkan vitamin disebut sebagai retinol.
Aktivitas vitamin A menggunakan satuan internasional (SI) ataupun unit aktivitas.
Unit aktivitas vit A =1 retinol ekivalen = 1 ug retinol 1 retinol ekivalen = 3 SI d.
Gambar Struktur kimia vitamin A
Beta karoten
Komposisi retinol haya tedapat dalam bahan pangan hewani, sedangkan dalam pangan nabati terdaat zat warna karotenoid. Senyawa karoten akan dirubah menjadi vitamin A dalam usus halus. Struktur kimiawi beta karoten serupa dengan dua molekul retinol.
Aktivitas vitamin A yang dinyatakan sebagai retinol ekivalen dapat diperoleh dari:
- 1 ug retinol
- 6 ug beta karoten
- 12 ug karotenoid yang lain
Sumber vitamin A
Vitamin A banyak terdapat dalam minyak hati ikan, minyak ikan, minyak sawit, hati sapi, kambing, ayam. Dalam sayuran hijau atau pun yang berwarna kuning terdapat dalam jumlah yang cukup.
Gambar Sumber makanan yang mengandung vitamin A
Defisiensi vitamin A
Beberapa penyakit yang timbul akibat kekurangan vitamin A antara lain :
-
Xeropthalmi
Penyakit mata ini banyak berjangkit di Asia Timur. Xeropthalmi berasal dari xeros = kering dan opthalmus = mata. Penyakit ini diawali dengan selaput tanduk atau kornea menjadi kering dan buram, apabila tidak diobati dapat mengakibatkan kebutaan. -
Rabun senja
Rabun senja merupakan stadium awal xeropthalmi. Kekurangan vitamin A mengakibatkan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dari keadaan terang ke keadaan gelap ataupun sebaliknya sangat rendah. Retina mata yang merupakan organ mata yang sangat sensitif terhadap cahaya kurang berfungsi. -
Keratomalacia
Merupakan salah satu penyakit mata yang terdapat di Asia dan Afrika. Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak yang tinggal di daerah kumuh, anak-anak yang kurang mengkonsumsi susu ataupun yang mengkonsumsi susu kental manis keratomalacia menyebabkan infeksi pada bagian luar kornea. -
Keratosis
Merupakan stadium awal dari keratomalacia. Kulit menjadi kasar dan bersisik. Keringat dan air mata tidak lancar keluar.
Kelebihan vitamin A
Walaupun kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan masalah bagi kesehatan tubuh, kelebihan atau terlalu banyak vitamin A juga dapat berdampak bagi kesehatan tubuh. Kelebihan vitamin A kurang baik karena akan mengakibatkan terjadinya penimbunan vitamin A dalam organ tubuh yang akan mengakibatkan nafsu makan menjadi menurun, rambut rontok, kulit menjadi gatal, tulang pada tangan dan kaki berasa sakit.
Pemakaian beta karoten yang berlebihan dapat mengakibatkan kulit menjadi kuning, telapak tangan banyak mengeluarkan keringat.
Fungsi vitamin A
Beberapa fungsi utama vitamin A bagi kesehatan tubuh antara lain :
-
Menjaga kesehatan mata
Fungsi vitamin A di dalam menjaga kesehatan mata terutama pada retina. Retina manusia mempunyai dua macam sel penerima (receptor), yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang gunanya untuk melihat pada malam hari (keadaan gelap) dan sel kerucut digunakan untuk melihat pada sing hari (keadaan terang). Hewan yang hanya dapat melihat pada siang hari seperti burung merpati hanya mempunyai sel kerucut, sedangkan hewan yang hanya dapat melihat pada malam hari seperti burung hantuhanya mempunyai sel batang. Apabila hanya sel batang yang dipunyai, maka tidak dapat melihat warna. Sel-sel batang mengandung rodopsin. Pada saat rodopsin terkena rangsangan cahaya (diserta dengan proses melihat), maka rodopsin menjadi pucat warnanya dan dibentuk opsin yaitu suatu protein dan trans-retinal. Oleh enzim retinal isomerase akan diubah menjadi cis-retinal, yaitu pada saat cahaya kurang terang. Demikian secara terus menerus terjadi reaksi oksidasi reduksi sehinga mata dapat melihat baik dalam keadaan terang maupun dalam keadaan kurang terang. -
Untuk pertumbuhan
Vitamin diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi -
Untuk mencegah infeksi
Vitamin A melindungi kesehatan sel epitel sehingga dapat dipakai untuk mencegah infeksi.
Rekomendasi asupan
Di Amerika Serikat, asupan harian yang dianjurkan untuk vitamin A adalah 0,9 mg untuk laki-laki dan 0,7 mg untuk wanita. Selama menyusui dianjurkan tambahan 0,4-0,5 mg. Konversi provitamin A karotenoid menjadi 1 mg vitamin A (retinol) memerlukan konsumsi: 2 mg beta-karoten dari suplemen; 12 mg beta- karoten dari diet; 24 mg provitamin A karotenoid lainnya (misal alpha-karoten) dari diet.
Vitamin A
Pada tahun 1909, Strepp mengetahui bahwa kuning telur mengandung zat yang larut dalam lemak dan esensial untuk kehidupan. Dalam tahun 1919, zat tersebut sepertinya hal ekstrak dari lemak hewani dan minyak ikan oleh McCollum diberi nama A yang larut dala lemak (McCollum, 1922). Dalam tahun 1920, disebut vitamin A oleh Drummond (Pawson, 1981). Bentuk alkohol vitamin A dimurnikan dan struktur kimianya diusulkan oleh Karrer dkk. Di Basel, Switzerland dalam tahun 1931; sintesisnya dilakukan dalam tahun 1947 pada suatu perusahaan farmasi Hoffmaun-La Roche (juga di Basel). Bentuknya dalam tanaman β – karoten, dipisahkan 100 tahun lebih dulu, diperlihatkan oleh Steenbock sebagai zat yang mempunyai aktivitas vitamin A dalam tahun 1919 dan dalam pertengahan tahun 1930-an, Wald menemukan bahwa peranan langsung molekul vitamin A adalah dalam proses visual (melihat). Struktur Vitamin A dapat dilihat dibawah ini :
Vitamin A terdiri dari 3 biomolekul aktif, yaitu retinol, retinal (retinaldehyde) dan retinoic acid.
-
Peran/Fungsi
Fungsi Vitamin A diantaranya :-
Daya pengelihatan malam
Vitamin A merupakan unsur esensial untuk pembentukan pigmen retina, rhodopsin. Rhodopsin adalah pigmen yang memungkinkan mata untuk dapat melihat dalam cahaya remang-remang. Pigmen ini akan teruarai jika ada cahaya yang terang. Regenerasi rhodopsin dapat terjadi dan memerlukan vitamin A. -
Jaringan epitel yang sehat
Vitamin A diperlukan untuk mempertahankan keutuhan jaringan epitel dan membran mukosa -
Pertumbuhan gigi dan tulang yang normal
-
-
Makanan
ß-karoten merupakan prekursor vitamin A. Zat ini berupa pigmen kuning yang terdapat pada banyak tanaman, khususnya yang berwarna kuning, merah, atau hijau gelap. Hewan, termasuk manusia, dapat mengkonversikan karoten pada makanannya menjadi vitamin A. Manusia memperoleh vitamin tersebut sebagian dari makanan hewan di mana vitamin A sudah terbentuk dan sebagian lagi dari karoten yang terdapat dalam sayuran, buah-buahan, serta beberapa produk hewani.Makanan yang kaya akan karoten mencakup sayuran, khususnya yang berdaun gelap seperti tomat dan wortel, serta buah-buahan terutama yang berwarna kuning, misalnya mangga.
-
Defisiensi
Defisiensi jarang dijumpai di negara-negara maju. Ada dua alasan mengapa orang dengan fungsi gastrointestinal normal jarang terkena defisiensi vitamin A (di Amerika), kecuali pada anak-anak yang masih sangat muda. Alasan pertama adalah : vitamin A atau zat bakalnya yaitu karoten banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan, pada kebanyakan jaringan ikan, telur dan pada hati mamalia seperti hati ayam. Alasan kedua, adalah kapasitas penyimpanan ester retinil dalam hati yang tinggi. Sehingga orang dewasa umumnya mempunyai persediaan di dalam hati untuk sembilan bulan, dan sebagian orang bahkan mempunyai sediaan untuk empat tahun.Namun, di negara berkembang masih terdapat defisiensi vitamin A. Akibat dari defisiensi vitamin A adalah :
-
Buta senja
Tanda pertama defisiensi vitamin A adalah gangguan kemampuan mata untuk adaptasi pengelihatan dalam cahaya yang remang-remang. Keadaan ini dikenal sebagai buta senja, yatu adaptasi gelap yang buruk. -
Kelainan membran mukosa
Defisiensi vitamin A yang lebih serius mengakibatkan kelainan pada membran mukosa, yang menjadi kering dan mengeras, atau mengalami keratinisasi. Penumpukan sel-sel mati akan menyebabkan infeksi setempat, misalnya pada saluran pernapasan. Pada sebagian kasus, kulit menajadi kering sementara saluran kelenjarnya tersumbat oleh sel-sel mati sehingga kulit menjadi kasar. -
Xerophthalmia
Pada defisiensi vitamin A yang berat, terutama di antara anak-anak, dapat terjadi kelainan pada mata. Konyungtiva mata mula-mula mengalami keratinisasi, sehingga menimbulkan xerophthalmai atau mata kering, dan pelunakan kornea –keratomalasia – dapat timbul serta mengakibatkan infeksi, ulserasi dan kebutuhan yang permanen.
-
-
Kebutuhan
Kebutuhan untuk wanita 800 μg dan untuk pria 1000 μg. Kebutuhan diperhitungkan berdasarkan pada ekuivalen retinol, 4000-5000 IU (IU ekuivalen retinol = 6 μg karoten). Ada peningkatan kebutuhan selama kehamilan dan hipotirodisme. Keracunan dapat terjadi dengan dosis yang tinggi dan cukup lama (20-30 x RDA).
Vitamin A
Vitamin A atau retinal merupakan senyawa polisoprenoid yang mengandung cincin sikloheksenil. Vitamin A merupakan istilah generik untuk semua senyawa dari sumber hewani yang memperlihatkan aktivitas biologik vitamin A. Senyawa-senyawa tersebut adalah retinal, asam retinoat dan retinol. Hanya retinol yang memiliki aktivitas penuh vitamin A, yang lainnya hanya mempunyai sebagian fungsi vitamin A.
Vitamin A mempunyai provitamin yaitu karoten. Pada sayuran vitamin A terdapat sebagai provitamin dalam bentuk pigmen berwarna kuning ß karoten, yang terdiri atas dua molekul retinal yang dihubungkan pada ujung aldehid rantai karbonnya. Tetapi karena ß karoten tidak mengalami metabolisme yang efisien ,maka ß karoten mempunyai efektifitas sebagai sumber vitamin A hanya sepersepuluh retinal.
Ester retinal yang terlarut dalam lemak makanan akan terdispersi di dalam getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen intestinum diikuti oleh penyerapan langsung ke dalam epitel intestinal. ß – karoten yang dikonsumsi mungkin dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim ß – karoten dioksigenase. Pemecahan ini menggunakan oksigen molekuler, digalakkan dengan adanya garam-garam empedu dan menghasilkan 2 molekul retinaldehid (retinal). Demikian pula, di dalam mukosa intestinal, retinal direduksi menjadi retinal oleh enzim spesifik retinaldehid reduktase dengan menggunakan NADPH.
Retinal dalam fraksi yang kecil teroksidasi menjadi asam retinoat. Sebagian besar retinal mengalami esterifikasi dengan asam-asam lemak dan menyatu ke dalam kilomikron limfe yang masuk ke dalam aliran darah. Bentuk ini kemudian diubah menjadi fragmen kilomikron yang diambil oleh hati bersama-sama dengan kandungan retinolnya.
Di dalam hati, vitamin A disimpan dalam bentuk ester di dalam liposit, yang mungkin sebagai suatu kompleks lipoglikoprotein. Untuk pengangkutan ke jaringan, vitamin A dihidrolisis dan retinal yang terbentuk terikat dengan protein pengikat aporetinol (RBP). Holo- RBP yang dihasilkan diproses dalam apparatus golgi dan disekresikan ke dalam plasma . Asam retinoat diangkut dalam plasma dalam keadaan terikat dengan albumin. Begitu di dalam sel-sel ekstrahepatik, retinal terikat dengan protein pengikat retinol seluler (CRBP). Toksisitas vitamin A terjadi setelah kapasitas RBP dilampaui dan sel-sel tersebut terpapar pada retinal yang terikat.
Retinal dan retinol mengalami interkonversi dengan adanya enzim-enzim dehidrogenase atau reduktase yang memerlukan NAD atau NADP di dalam banyak jaringan. Namun demikian, begitu terbentuk dari retinal, asam retinoat tidak dapat diubah kembali menjadi retinal atau menjadi retinol. Asam retinoat dapat mendukung pertumbuhan dan differensiasi, tetapi tidak dapat menggantikan retinal dalam peranannya pada penglihatan atau pun retinol dalam dukungannya pada system reproduksi.
Kekurangan atau defisiensi vitamin A disebabkan oleh malfungsi berbagai mekanisme seluler yang di dalamnya turut berperan senyawasenyawa retinoid. Defisiensi vitamin A terjadi gangguan kemampuan penglihatan pada senja hari (buta senja). Ini terjadi karena ketika simpanan vitamin A dalam hati hampir habis. Deplesi selanjutnya menimbulkan keratinisasi jaringan epitel mata, paru-paru, traktus gastrointestinal dan genitourinarius, yang ditambah lagi dengan pengurangan sekresi mucus. Kerusakan jaringan mata, yaitu seroftalmia akan menimbulkan kebutaan. Defisiensi vitamin A terjadi terutama dengan dasar diet yang jelek dengan kekurangan konsumsi sayuran, buah yang menjadi sumber provitami A.
Referensi
Triana, Vivi. 2006. Macam-macam Vitamin dan Fungsinya dalam Tubuh Manusia. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 1 (1) : 40-47.