Apa yang anda ketahui tentang Udang Windu atau Tiger Prawn ?

Udang Windu

Udang Windu atau Giant Tiger (Penaeus monodon) diklasifikasikan tergolong kedalam ordo Decapoda yang merupakan ordo krustasea dalam kelas Malacostraca, termasuk banyak kelompok lainnya seperti lobster, kepiting dan udang. Kebanyakan ordo dekapoda ini adalah pemakan bangkai atau daging.

Udang windu saat ini tidak berkembang lagi karena terserang berbagai macam penyakit udang diantaranya yang ganas adalah white spot atau virus bintik putih. Petambak udang di Indonesia saat ini banyak memelihara udang putih atau Pennaeus vannamei.

Klasifikasi dari udang windu


  • Kingdom : Animalia
  • Phylum : Arthropoda
  • Subphylum : Crustacea
  • Class : Malacostraca
  • Order : Decapoda
  • Suborder : Dendrobranchiata
  • Family : Penaeidae
  • Genus : Penaeus
  • Species : P. monodon

Morfologi Udang Windu


Menurut morfologis, udang windu terbagi dua bagian, yang pertama bagian Cephalothorax atau bagian kepala dan dada dan bagian Abdomen atau perut. Untuk lebih lanjut berikut morfologi udang windu,

Bagian Cephalothorax

Bagian Cephalotorax dari udang windu dilindungi oleh kulit chitin yang tebal dan keras, kulit chitin tersebut dinamakan Carapace.

Bagian kepala

Udang windu memiliki cucuk kepala atau rostrum, rostrum dari udang windu mempunyai rumus 7/3 yang artinya gigi pada bagian atas cucuk kepala ada 7 buah dan di bawah ada 3 buah, untuk bagian lainnya dari Cephalotorax sebagai berikut,

  • Sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan.
  • Mulut di bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat.
  • Sepasang antena.
  • Dua pasang antennula.
  • Sepasang sirip kepala (Scophocerit).
  • Sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped).
  • Lima pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan chela.
  • Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.

Bagian Abdomen atau Perut

Pada bagian abdomen atau perut udang windu memiliki ciri warna berloreng-loreng besar melintang berwarna hijau kebiru-biruan, jika hidup dialam liar memiliki warna agak kehitaman dengan kulit relatif keras dan tebal. Morfologis lainnya yang terletak pada bagian diantaranya dua ruas ekor dan alat kelamin.

Keunggulan Udang Windu


Beberapa keunggulan budi daya udang windu diantaranya sebagai berikut:

  1. Budi daya udang windu memiliki prospek yang menjanjikan

    Prospek yang bagus dalam budi daya udang windu ini dodorong oleh permintaan konsumen yang cukup tinggi sementara para petani tambak yang mengembangkan budi daya udang windu ini masih terbatas. Petani tambak banyak yang beralih ke jenis udang lain seperti udang vaname yang memang relatif lebih mudah dalam proses pembudidayaannya dibanding udang windu, namun bila diupayakan dengan serius dan tetap bertahan seraya mengembangkan terus teknologi budi daya udang windu terutama mengaplikasikan hasil-hasil riset atau penelitian di lapangan, maka keberhasilan pun akan diraih.

  2. Ukuran badan udang windu yang besar menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen.

    Konsumen banyak yang tertarik dengan udang windu karena ukurannya yang besar, bayangkan untuk udang windu betina per 1 kilogramnya hanya terdiri dari 4 sampai 5 ekor karena berat udang windu betina siap panen sekitar 200 sampai 320 gram, dan untuk udang windu jantan per kilogram hanya 6 sampai 10 ekor dengan berat rata-rata per ekor saat panen sekitar 100 sampai 170 gram. Dengan budi daya yang intensif dan besaran produksi yang cukup banyak maka penghasilan yang diperoleh cukup besar.

  3. Harga jual udang ini yang sangat tinggi di pasaran.

    Harga jual udang windu yang sangat tinggi disebabkan masih jarangnya petani tambak atau para wirausahawan yang mengembangkan budi daya udang ini sehingga keberadaannya di pasaran bisa dibilang masih langka atau masih minim.

Apa yang anda ketahui tentang Udang Windu ?

Karakteristik

Udang windu memliki kulit (carapace) agak keras tapi tidak kaku. Pada badan terdapat ‘ban’ berwarna ungu kehitaman. Masing-masing ruas badan mempunyai dua bean. Warna ini tampak jelas ketika Udang masih hidup. Kaki umumnya berwarna merah. Nama ilmiah untuk jenis ini adalah Penaeus monodon. Jenis lainnya adalah Udang Putih atau Penaeus merguiensis.

Habitat

Udang Windu dan Putih termasuk jenis demersal dan menyenangi substrat dasar yang halus (pasir dan sedikit lumpur). Termasuk jenis Scavenger, jenis makanan utamanya adalah Detritus.

Alat Tangkap

Udang ini bisa mencapai panjang 35 cm, namun umumnya tertangkap pada ukuran 10 – 20 cm. Dulunya Udang ini ditangkap dengan alat Trawl. Lokasi potensial untuk perikanan Udang adalah Pantai Sumatera, Utara Jawa, Kalimantan Timur dan Laut Arafura. Saat ini, alat tangkap yang biasa digunakan adalah Jaring Klitik, Dogol dan Sero. Hasil tangkapan umumnya dijual beku untuk konsumsi ekspor (headless) dan pasar domestik. Perikanan Udang ini bernilai ekonomis tinggi dan penting bagi nelayan lokal.