Apa yang anda ketahui tentang Teori Pembangunan Lewis ?

Teori Pembangunan

Apa yang anda ketahui tentang Teori Pembangunan Lewis ?

1 Like

Teori pembangunan lewis menggunakan asumsi bahwa :

  1. perekonomian terdiri dari dua sektor, yaitu sektor pertanian yang merupakan sektor tradisional yang bersifat subsisten, dan sektor urban yang berdasarkan pada industri manufaktur,

  2. sektor tradisional (subsisten) dicirikan oleh terjadinya surplus tenaga kerja dan produk marjinal tenaga kerja sama dengan nol, sehingga tenaga kerja dapat berpindah ke sektor lain tanpa mengurangi output sektor pertanian dan penawaran tenaga kerja industri bersifat elastis sempurna yang artinya berapa pun peningkatan permintaan terhadap tenaga kerja dapat dipenuhi tanpa menyebabkan tekanan pada tingkat upah pada sektor industri, dengan asumsi input kapital dan teknologi bersifat tetap,

  3. tingkat upah pada sektor industri lebih tinggi dari sektor tradisional dan keuntungan yang diperoleh pada kegiatan industri digunakan untuk melakukan investasi, sehingga input kapital dapat meningkat.

Proses transformasi terjadi karena surplus tenaga kerja di sektor tradisional pindah ke sektor industri yang lebih menarik, karena tingkat upah lebih tinggi. Urbanisasi ini menggerakkan sektor industri, dan keuntungan yang diperoleh seluruhnya diperuntukkan investasi sehingga kapital meningkat.

Peningkatan kapital menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap tenaga kerja yang dapat dipenuhi oleh sektor tradisional, sehingga terjadi perpindahan dari sektor tradisional ke sektor modern. Peningkatan tenaga kerja akan meningkatkan output dan keuntungan sektor industri, sehingga dapat menghasilkan akumulasi kapital dan meningkatkan investasi, kapasitas produksi, dan permintaan terhadap tenaga kerja.

Proses ini berlangsung secara terus menerus sehingga secara bertahap peranan sektor industri pada perekonomian bertambah dan sebaliknya kontribusi sektor tradisional semakin menurun. Pada akhirnya terjadi transformasi struktur ekonomi dari subsisten (tradisional) ke struktur ekonomi modern.

Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tidak saja karena peningkatan investasi (saving), tapi juga oleh peningkatan tenaga kerja baik jumlah maupun kualitas (pertumbuhan penduduk dan pendidikan), serta peningkatan teknologi. Pada kondisi ekonomi tertutup, tingkat saving yang rendah (cateris paribus) menyebabkan pertumbuhan yang rendah dan sebaliknya. Namun pada ekonomi terbuka akan terjadi aliran modal dari negara kaya ke negara berkembang dengan rasio saving dalam negeri rendah, sehingga investasi dapat ditingkatkan dan pertumbuhan ekonomi dapat meningkat.

Teori perubahan struktural ( structural-change theory ) memusatkan perhatiannya pada mekanisme yang memungkinkan negara-negara yang masih terbelakang untuk mentranformasikan struktur perekonomian dalam negeri mereka dari pola perekonomian pertanian subsisten tradisional ke perekonomian yang lebih modern, lebih berorientasi ke kehidupan perkotaan, serta memiliki sektor industri manufaktur yang lebih bervariasi dan sektor jasa yang tangguh. Model perubahan struktural tersebut dalam analisisnya menggunakan perangkat-perangkat neoklasik berupa teori harga dan alokasi sumber daya, serta metode-metode ekonometri modern untuk menjelaskan terjadinya proses transformasi. Ekonom-ekonom dalam teori ini adalah W. Arthur Lewis yang termasyhur dengan model teoritisnya tentang “surplus tenaga kerja dua sektor” ( two sector surplus labor ) dan Hollis B. Chenery yang sangat terkenal dengan analisis empirisnya tentang “pola-pola pembangunan” ( patterns of development ).

Teori Pembangunan Lewis, maerupakan salah satu model teoritis pembangunan yang paling terkenal, yang memusatkan perhatian pada transformasi struktural ( structural transformation ) suatu perekonomian subsisten, dirumuskan oleh W. Arthur Lewis, salah satu ekonom besar dan penerima Hadiah nobel pada pertengahan dekade 1950-an. Menurut model pembangunan yang diajukan oleh Lewis, perekonomian yang terbelakang terdiri dari dua sektor, yakni :

  1. Sektor tradisional, yaitu : sektor pedesaan subsisten yang kelebihan penduduk dan ditandai dengan produktivitas marjinal tenaga kerja yang sama dengan nol – ini merupakan situasi yang memungkinkan Lewis untuk mendefinisikan kondisi surplus tenaga kerja (surplus labor) sebagai suatu fakta bahwa jika sebagian tenaga kerja tersebut ditarik dari sektor pertanian, maka sektor itu tidak akan kehilangan outputnya.

  2. Sektor industri perkotaan modern yang tingkat produktivitasnya tinggi dan menjadi tempat penampungan tenaga kerja yang ditransfer sedikit demi sedikit dari sektor subsisten.

Model perubahan struktural Lewis membuat asumsi bahwa:

  • Tingkat pemindahan tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja disektor perkotaan adalah proporsional dengan tingkat akumulasi modal perkotaan. Semakin cepat tingkat akumulasi modal, semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan di sektor modern dan semakin cepat pula tingkat penciptaan lapangan kerja.
  • Surplus tenaga kerja terdapat di daerah perkotaan.
  • Proses pertumbuhan sektor modern dan perluasan kesempatan kerja tersebut akan berlanjut terus dengan pengupahan riil yang konstan di daerah pedesaan sampai surplus tenaga kerja pedesaan terserap oleh sektor perindustrian kota.

Lewis menjelaskan bahwa proses pemindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke industri secara bertahap, dan pertumbuhan kesempatan kerja di sektor modern dapat menyebabkan peningkatan output di sektor modern. Hal ini menyebabkan laju pertumbuhan sektor industri akan semakin meningkat (Todaro, 2001:83)