Apa yang Anda ketahui tentang teori invisible hand?

Apa yang Anda ketahui tentang teori invisible hand?

Sejak revolusi Adam Smith dengan “Teori Tangan Gaib” (The theory of invisible hand), ekonomi mengalami goncangan yang dahsyat bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Lalu, apa yang Anda ketahui tentang teori invisible hand?

Kaum Merkantilis (merkantilists) merupakan pelopor pembuka pintu zaman, bagi perubahan besar pada suatu perekonomian. Ditemukan daerah-daerah baru menandai lahirnya suatu masa perniagaan yang luas dan ramai serta lahirnya negara-negara yang berdaulat. Negara-negara jajahan, dominion dan protekorat disamping negara boneka yang menjadi “tempat” untuk berkembangnya perniagaan dan perdagangan. Sebelumnya para filosofis agama selalu menekankan kepada jemaahnya untuk membina dasar moral yang baik bagi kehidupan ekonomi. Sampai abad XV kesehatan jiwa serta kebutuhan masyarakat secara keseluruhan dipandang sebagai hal yang lebih penting daripada kehidupan ekonomi. Mencari kekayaan duniawi untuk diri sendiri dinilai dosa karena hal itu dapat melalaikan orang dari kesehatan jiwanya, sedangkan perekonomian pasar menghendaki sebaliknya. Keberhasilan seseorang dapat dinilai dari kemampuannya menaklukkan pesaing-pesaingnya. Orang dipandang berhasil dalam hidupnya bila mereka berhasil memperoleh kekayaan materiil daripada kekayaan moral. Lalu, mulailah mereka meragukan ajaran-ajaran pendeta mereka sehingga tumbanglah kekuasaan gereja di dalam perekonomian setelah mengalami kejayaan pada berabad-abad lamanya.

Sejak jaman itu munculah pemikir-pemikir baru perekonomian, diantaranya Adam Smith yang digelari sebagai Founder of New Economics. Perjalanan ilmu ekonomi mengalami revolusi, sejak diterbitkan buku oleh Adam Smith yang berjudul An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation yang dikenal dengan teori tangan gaib “the invible hand theory”. Dalam buku ini pertama kali muncul perumusan tetang perekonomian kapitalisme. Adam Smith mendasarkan pada bukunya suatu sistem kebebasan alami (a system of natural liberty) dimana setiap dipersilakan mengejar kepentingannya masing-masing.

Menurut Adam Smith kepentingan pribadi (self interest) merupakan kekuatan
pengendali perekonomian. Semua proses yang dijalankan akan menuju kearah kemakmuran bangsa, seolah-olah setiap individu didorong oleh “tangan gaib” (the invisible hand) yang mendorong mereka maju. Dalam bukunya The Wealth Nation, Adam Smith menyatakan:

> “Every individual endeavors to employ his capital so that its produce may be of greatest value. He generally neither intends to promote the public interest nor knows how much he is promoting it. He intends only his own security, only his own gain. And he is inthis led by an Invisible Hand to promote an end which was no part of his own intention. By pursuing his own interest he frequently promotes that of society more effectually then when be really intends to promote it “

Setiap individu berusaha untuk menggunakan modalnya sehingga diperoleh hasil yang
setingi-tingginya. Dia pada umumnya tiaklah bermaksud untuk menunjang kepentingan umum dengan perbuatannya itu, dan pula ia tidak tahu sampai seberapa jauhkan penunjangnya itu. Ia berbuat itu hanyalah untuk kepentingan sendiri, hanya untuk keuntungannya sendiri. Didalam hal ini ia dibimbing oleh suatu “Tangan Gaib” untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan utamanya. Dengan mengejar kepentinga pribadi seperti itu, ia akan mendorong kemajuan masyarakat dengan dorongan yang seringkali bahkan lebih efektif daripada kalau ia memang sengaja melakukannya.

Pendapat Adam Smith tentang Invisible Hand sebenarnya sudah tua sekali umurnya,
bukan saja sejak jamannya Francois Quesney, tetapi bahkan sejak zaman hidupnya Jean Baptise Colbert pemuka kaum merkantilis. Laizzes Faire dipakai sebagai pedoman pokok kaum liberal (pengikut Adam Smith), serta menjadi motto kaum kapitalis. Sejak revolusi Adam Smith inilah perekonomian kapitalis mengalangi jaman keemasan

Referensi

Dahar, Rustam. 2012. Teori Invisible Hand Adam Smith dalam Perspektif Islam. Jurnal Ekonomika. Vol. II. Edisi 2.