Apa yang anda ketahui tentang tanaman nanas?

Nanas

Nanas, nenas, atau ananas adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brasil, Bolivia, dan Paraguay Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan. Perawakan tumbuhannya rendah, herba dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal.

Nanas merupakan tanaman semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus (L.) Merr. dan termasuk dalam famili bromiliaceae. Tanaman ini berasal dari daratan Amerika Selatan dan selanjutnya berkembang meluas ke seluruh dunia yang beriklim tropis, termasuk Indonesia (Ashari, 2006). Terdapat empat golongan varietas nanas yang beredar di pasaran, yakni golongan Spanish, Queen, Abacaxi, dan Smooth Cayenne (Suyanti, 2010). Menurut Ashari (2006) menambahkan bahwa daerah penghasil nanas di Jawa Timur ialah di wilayah Blitar dan beberapa daerah sekitar Gunung Kelud yang merupakan perbatasan antara wilayah Kabupaten Kediri dan Blitar.

Tanaman nanas yang terdapat di wilayah Kabupaten Kediri ialah nanas golongan queen. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2012, produktifitas buah nanas di Jawa Timur ialah sebesar 196.581 ton dengan memanfaatkan lahan seluas 4.893 ha. Kabupaten Siak telah memproduksi tanaman nanas mencapai 29.695 ton/tahun atau sekitar 32% dari produksi nanas di Riau (Badan Pusat Statistik Raiu, 2018). Dilihat dari hasil produksi yang tinggi, Siak diperkirakan memiliki keragaman nanas yang tinggi dan memiliki keunggulan tersendiri. Namun informasi mengenai keragaman dan keunggulaan nanas di Siak masih belum dilaporkan, sehingga dianggap perlu untuk melakukan karakterisasi dan identifikasi tanaman nenas di Kabupaten Siak.

Tanaman nanas (Ananas comosus (L) Merr] adalah tanaman buah yang sudah dikenal di Indonesia. Permintaan pasar dalam negeri terhadap buah nanas cenderung terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, makin baiknya pendapatan masyarakat, makin tingginya kesadaran penduduk akan nilai gizi dari buah-buahan dan makin bertambahnya permintaan bahan baku industri pengolahan buah-buahan. Buah nanas selain dikonsumsi segar juga dapat diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman, seperti dibuat jam (selai), sari buah, dodol, manisan, buah dalam kaleng, kripik, sirup dan lain-lain.Buah nanas merupakan buah klimaterik yang mengandung vitamin C dan vitamin A. Kedua vitamin tersebut mempunyai aktivitas sebagai antioksidan yang mampu menghentikan reaksi berantai pembentukan radikal bebas dalam tubuh manusia yang diyakini sebagai pemicu berbagai penyakit (Posman, 2008).

Sejarah Tanaman Nanas

Nanas merupakan tanaman yang diperkirakan berasal dari Amerika Selatan yang ditemukan oleh orang Eropa pada tahun 1493 di pulau Caribean. Akhir abad ke-16 Portugis dan Spanyol memperkenalkan nenas ke benua Asia, Afrika, dan Pasifik Selatan, sehingga pada abad ke-18, buah ini dibudidayakan di Hawaii, Thailand, Filipina, China, Brasil, dan Meksiko (Abo dan Lawal, 2013). Prihatman (2000) mengatakan bahwa penyebaran buah nanas di Indonesia dibawa oleh bangsa Spanyol pada abad ke-15. Kondisi lahan dan iklim Indonesia yang memungkinkan dalam pertumbuhan nanas, menyebabkan nanas banyak dibudidayakan baik sebagai tanaman pekarangan maupun budidaya perkebunan dalam skala yang besar. Menurut Sunarjono (2008), daerah penghasil nenas yang terkenal di Indonesia yaitu Subang, Bogor, Riau, Palembang, dan Blitar. Nenas mempunyai nama lain seperti henas, kenas, honas (Batak), manas (Bali), Danas (Sunda), dan Pandang (Makassar) (Sunarjono, 2008). Nanas merupakan tanaman herba yang dapat hidup dalam berbagai musim. Tanaman ini digolongkan dalam kelas monokotil yang bersifat tahunan yang mempunyai rangkaian bunga yang terdapat di ujung batang, tumbuhnya meluas dengan menggunakan tunas samping yang berkembang menjadi cabang-cabang vegetatif, pada cabang tersebut kelak dihasilkan buah (Sari, 2002).

Morofologi dan Klasifikasi Tanaman Nanas

Tanaman nenas dalam sistematika diklasifikasikan sebagai berikut : Regnum: Plantae (tumbuh-tumbuhan), Divisi: Spermatophyta (tumbuhan berbiji), Classis: Angiosperma (berbiji tertutup), Ordo: Farinosae (Bromeliales), Familia: Bromiliaceae, Genus: Ananas, Species: Ananas comosus ( L.) Merr. (Collins,1968 cit Surtiningsih 2008). Tananam buah nanas merupakan tanaman yang termasuk golongan tanaman tahunan. Struktur morfologi tanaman nenas terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Akar melekat pada pangkal batang dan termasuk akar serabut, kedalaman perakaran pada media tanah yang baik antara 30-50 cm. Batang merupakan tempat melekatnya akar, daun, bunga, tunas dan buah. Batang tanaman nanas cukup panjang 20-25 cm, tebal dengan diameter 2,0-3,5 cm, 4 beruas-ruas pendek. Daun nanas memiliki panjang 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm, daun berduri tajam meskipun ada yang tidak berduri dan tidak memiliki tulang daun. Jumlah daun tiap batang sangat bervariasi antara 70-80 helai. Nanas memiliki rangkaian bunga majemuk pada ujung batang. Bunga bersifat hemaprodit, kedudukan diketiak daun pelindung. Masa pertumbuhan bunga dari bagian dasar menuju bagian atas membutuhkan sekitar 10-20 hari. Waktu dari menanam sampai terbentuk bunga antara 6-16 bulan (Suprianto, 2016).

Daun nanas berbentuk pedang dengan panjang sekitar ± 100 cm dan lebar 2-8 cm, ujung daun berbentuk lancip dan tepi daun memiliki duri dan berwarna hijau atau hijau kemerahan. Daun nanas berkumpul dalam roset akar, dimana bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Pada mulanya daun nanas akan tumbuh melambat setelah beberapa lama dan menjadi cepat seiring dengan pertambahan umur tanaman (Dalimartha, 2001). Bunga tanaman nanas bersifat majemuk terdiri dari 50-200 kuntum bunga tunggal atau lebih. Letak bunga duduk tegak lurus pada tangkai buah kemudian berkembang menjadi buah mejemuk. Bunga nanas bersifat hermaprodit, mempunyai tiga kelopak, tiga mahkota, enam benang sari dan sebuah putik dengan kepala putik bercabang tiga.

Penyerbukan tanaman nanas bersifat self incompatible atau cross pollinated dengan perantara burung dan lebah. Bunga akan membuka setiap hari dan jumlahnya sekitar antara 5-10 kuntum, pertumbuhan bunga dimulai dari bagian dasar menuju bagian atas dan memakan waktu antara 10-20 hari. Batang tanaman nenas dapat dilihat apabila daun-daun dihilangkan. Hal ini disebabkan batang nenas sangat pendek yaitu 20-25 cm dengan diameter bawah 2 sampai 3,5 cm, sedangkan diameter bagian tengah 5,5 sampai 6,5 cm dan mengecil pada bagian puncak. 2.0-3.5 cm. Batang tanaman nenas beruas-ruas dengan panjang masing-masing ruas bervariasi antara 1 sampai 10 cm. Batang berfungsi sebagai tempat melekat akar, daun, bunga, tunas, dan buah, sehinggasecara visual batang tersebut tidak nampak karena di sekelilingnya tertutup olehdaun.

Syarat Tumbuh Tanaman Nanas

Menurut Sunarjono (2006), tanaman nanas menghendaki dataran rendah hingga dataran tinggi 1.200 mdpl. Tanaman ini tidak tahan terhadap salju, tetapi tahan sekali terhadap kekeringan. Tanaman nanas tahan terhadap tanah asam yang mempunyai pH 3-5, tetapi paling baik adalah pH tanah antara 5-6,5. Oleh karena itu, tanaman nanas bagus pula dikembangkan di lahan gambut. Tanaman nanas dapat tumbuh di lahan terbuka, tetapi dapat pula tumbuh subur di tempat yang ternaungi pohon besar. Tanaman masih mampu berbuah di daerah beriklim kering (4-6 bulan kering), asalkan kedalaman air tanah antara 50-150cm. Hal ini disebabkan akarnya yang dangkal, tetapi tanaman mampu menyimpan air. Nenas memerlukan sinar matahari yang cukup untuk pertumbuhan. Kondisi berawan pada musim hujan menyebabkan pertumbuhannya terhambat,buah menjadi kecil, kualitas buah menurun dan kadar gula menjadi berkurang.Sebaliknya bila sinar matahari terlalu banyak maka tanaman akan terbakar danbuah cepat masak. Intensitas rata-rata cahaya matahari pertahunnya yang baikuntuk pertumbuhan nenas berkisar 33 sampai 71%. Nenas tumbuh dan erproduksi pada kisaran curah hujan yang cukup luas yaitu dari 600 sampai diatas 3500 mm/tahun dengan curah hujan optimum untuk pertumbuhan yaitu1000-1500 mm/tahun (Rahmat dan Fitri, 2007).

Jenis-Jenis Nanas

Berdasarkan bentuk daun dan buahnya, tanaman buah nanas (Ananas comosus) memiliki berbagai varietas sesuai dengan pengembangan nanas yang ditanam di setiap Negara. Beberapa golongan nanas yang bisa ditanam dan dikembangkan di dunia yaitu : Smooth Cayenne, Queen, Red Spanish, Maipur dan Abacaxi. Buah nanas yang dikembangkan di Indonesia menurut Nugraheni (2016) sendiri digolongan menjadi 2 antara lain :

  1. Golongan Cayennen
    Buah nanas golongan cayenne umumnya tidak berduri atau permukaan daun halus pada ujungnya. Buah nanas berukuran besar silindris, mata buah sedikit datar atau tidak menonjol, berwarna hijau kekuning-kuningan, rasa sedikit asam. Buah nanas Subang memiliki ukuran buah besar dan bentuk menggelembung, dengan mahkota buah kecil, berair banyak, aroma kuat dan memiliki rasa yang manis.

  2. Golongan Queen
    Buah nanas golongan queen memiliki permukaan daun pendek dan berduri tajam. Buah nanas berukuran sedang sampai dengan besar. Bentuk dari buah lonjong mirip dengan kerucut sampai silindris, mata buah menonjol, buah yang matang berwarna kuning kemerah-merahan dan memiliki aroma rasa buah yang manis. Tanaman buah nanas golongan queen dapat ditemukan di daerah Palembang dan Bogor. Buah nanas Palembang memiliki ukuran buah kecil, mahkota buah besar dan rasa manis, sedangkan nanas Bogor memiliki ukuran buah kecil, kulit kuning, daging buah berserat halus, dan rasa manis.

Karakterisasi Morfologi Tanaman

Karakterisasi terbagi menjadi dua bentuk karakter yaitu karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Karakter kualitatif adalah karakter yang dapat di bedakan berdasarkan jenisnya seperti: umur tanaman, kandungan minyak, warna, rasa, bentuk buah, bentuk mahkota, ketahanan terhadap organisme pengganggu, kandungan protein dalam biji, dan lain-lain sedangkan karakter kuantitatif adalah karakter yang dapat dibedakan berdasarkan segi nilai ukuran dan bukan jenisnya seperti: tinggi tanaman, panjang daun, bobot buah, dan lain-lain. Umumnya dalam mempelajari pewarisan karakter kuantitatif digunakan pendekatan teori genetika kuantitatif. Sifat kuantitatif yang dipelajari dinyatakan dalam besaran kuantitatif atau satuan metrik yang selanjutnya digunakan pendekatan analisis untuk sejumlah ukuran karakter tersebut (Nasir, 2001).

Persentase buah nanas subgrade yang cukup tinggi dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan nilai ekonomi dari buah nanas subgrade. Salah satu produk olahan yang digemari oleh konsumen ialah permen jelly . Berdasarkan SNI 3547-2-2008, permen jelly ialah permen bertekstur lunak yang diproses dengan penambahan komponen hidrokoloid seperti agar, gum, pektin, pati, karagenan, gelatin dan lainlain yang digunakan untuk modifikasi tekstur sehingga menghasilkan produk yang kenyal. Nanas memiliki kadar pektin yang rendah namun tingkat keasaman yang cukup untuk pembentukan gel pada permen jelly (Albrecht, 2010). Karena kadar pektin yang rendah, maka perlu ditambahkan bahan pembentuk gel untuk dapat membuat permen jelly dari buah nanas. Karagenan merupakan salah satu gelling agent yang dapat digunakan pada pembuatan permen jelly namun memiliki kelemahan yaitu gel yang dibentuk memiliki tekstur yang rapuh dan kurang elastis. Gelatin digunakan sebagai gelling agent pada industri pangan dan industri obat-obatan. Karakteristik unik yang dapat dibentuk oleh gelatin ialah karakteristik ‘melt-in-mouth’ atau meleleh di mulut. Sejauh ini belum ditemukan protein pembentuk gel yang dapat menggantikan ciri khas gelatin sebagai gelling agent (Haug et. al. , 2004). Kombinasi karagenan dan gelatin diharapkan mampu menghasilkan permen jelly nanas sesuai selera konsumen dan memenuhi standar SNI.

Referensi:

Albrecht, J.A. 2010. Let’s Preserve : Jams, Jellies, and Preserves. University of Nebraska-Lincoln and United States Department of Agriculture. United States of America.

Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budaya. UI-Press. Jakarta.

Dalimartha, S. 2001. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2 Nanas. Trubus Agriwidya. Jakarta. 214 hal.

Haug, Ingvild J. Kurt I. Draget, Olav Smidsrod. Physical behavior of Fish Gelatin-K-Carrageenan Mixtures. International Journal of Carbohydrate Polymers. 56: 11-19.

Lawal. 2013. Medicinal, Pharmacological And Phytochemical Potentials Of Annona Comsus Linn. Peel–A Review. Bayero Journal Of Pure And Applied Sciences. 6 (1): 101-104.

Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 326 hal.

Nugraheni. 2016. Sehat Tanpa Obat dengan Nanas-Seri Apotek Dapur. Rapha Publishing. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Posman S., 2008. Sari Buah Nanas Kaya Manfaat: Alternatif Meningkatkan Nilai Ekonomis Hasil Panen. Sinar Tani. Medan.

Prihatman, K. 2000. Nanas (Ananas comosus). TTG Budidaya Pertanian. Jakarta. 17 hal.

Rakhmat, F dan H. Fitri. 2007. Budidaya dan Pasca Panen nanas. Balai PengkajianTeknologi Pertanian. Kalimantan Timur. 21 hal.

Sari, N. R. 2002. Analisis Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Populasi Nenas (Ananas comosus (L.) Merr) Queen di Empat Desa Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Sunarjono, H. 2008. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Cetakan Keenam. Penebar Swadaya. Jakarta. 174 hal.

1 Like