Apa yang anda ketahui tentang Sotong?

Sotong

Sotong (Sepia sp) sering kali disalahtafsirkan sebagai cumi-cumi. Keduanya berbeda karena sotong bertubuh pipih, sementara cumi-cumi lebih berbentuk silinder. Selain itu, cangkang dalam sotong tersusun dari kapur yang keras, sedangkan pada cumi-cumi lunak.

Menurut Nabithabhata (1996) Sotong hidup di daerah lepas pantai, terumbu karang, daerah dekat pantai dan estuaria. Roperet al (1980) menyatakan bahwa Sotong(Sepia sp)merupakan he-wan di daerah neritik yang senantiasa hidup bergerombol dan terkonsentrasi pada perairan dangkal yang mempunyai ekosistem terumbu karang dengan daerah sebaran dari permukaan sampai dengan kedalaman 100 m.

Sotong (Sepia sp) umumnya melakukan pergerakan diurnal yang berkelompok dekat dengan dasar perairan pada saat siang hari dan akan menyebar pada malam hari.

Bersifat fototaksis positif (tertarik pada cahaya), oleh karena itu sering ditangkap dengan menggunakan alat bantu cahaya (Roper et. al, 1984). Menurut Roper et al (1984), meskipun tidak seluruh spesies melakukan migrasi musiman, tetapi banyak spesies yang melakukannya karena reaksi terhadap perubahan suhu, terutama didaerah subtropis. Selama musim dingin biasanya terdapat diperairan lepas pantai yang lebih dalam dan akan melakukan migrasi kearah pantai berdasarkan kelompok ukuran yaitu individu yang beru-kuran besar berimigrasi pada permulaan musim semi, lalu diikuti individu yang ukurannya lebih kecil pada musim panas, dan pada musim gugur akan kembali kearah perairan yang lebih dalam.

Apa yang anda ketahui tentang sotong Sotong atau Molusca ?

Anatomi Sepia sp

Pada bagian dorsal Sepia sp terdapat lengan dan tentakel. pada bagian anterior ujung terdapat mulut yang dikelilingi oleh lengan dan tentakel. Lokasi mata tedapat pada kedua sisu kepala di daerah funnel, dua macam usus terdapat di anterior sekitar mulut, satu lebih pendek dari lengan dan satu lebih panjang dari saker pada tentakel. Di dekat mata terdapat integunmen yang tebal disebut olfactory crest, di bawahnya ditemukan olfactory groove. Mempunyai sifon yang digunakan sebagai alat untuk menyemprotkan tinta.

Semua cephalopoda pada dasarnya adalah hewan pelagis yang berenang dengan daya dorong jet (jet propulusion) untuk memburu mangsa, yang juga perenang. Tanaga dorong tersebut berasal dari air yang disemburkan dari rongga mantel. Mantel terdiri dari dua macam serabut otot, radial dan melingkar. Pada waktu menghisap air, otot melingkar beristirahat, sedangkan otot radial berkontraksi. Dengan demikian volume rongga mantel membesar dan air mengalir masuk ke dalamnya melalui bagian dorsal

Mantel pada sotong (Sepia sp.) berwarna putih dengan bintik-bintik merah ungu dan diselubungi selaput tipis yang berlendir pada kedua sisi dorsal mantel terdapat sirip lateral berbentuk segitiga. disekeliling mulutnya terdapat 8 buah lengan dan 2 tentakel yang panjang. Pada permukaan lengan bagian dalam dilengkapi dengan batil isap pada bagian tentakelnya yang berfungsi untuk menangkap mangsa.

Alat pergerakan sotong (Sepia sp) berupa cerobong dan alat kemudian berupa sirip yang letaknya di ujung dorsal.

Sepia sp berbeda dengan bentuk cephalopoda yang lain seperti Loligo ataupun Octopus. Sepia ini sangat mudah didentifikasi karena tubuhnya yang gemuk dengan sirip memanjang pada bagian posteriornya. Sedangkan Loligo mempunyai tubuh lebih ramping dengan sirip berbentuk segitiga. Morfologi cangkang ini mampu menunjukkkan jenisnya.

Habitat Sepia sp

Sepia sp dapat dijumpai di daerah pantai, perairan laut dangkal, perairan payau dan laut terbuka sampai kedalaman 400 meter. Ada sekitar 120 spesies yang diketahui dari genus Sepia yang ditemukan di seluruh dunia.

Sepia sp merupakan binatang yang bersifat phototaksis positif, mudah tertarik dengan cahaya dan naik ke permukaan air. Ciri khas dari Sepia sp adalah dapat menyemprotkan cairan hitam dari tentakel yang terletak dimulut. Cairan hitam tersebut berfungsi untuk mengecoh musuhnya dan jari-jari yang mempunyai mangkuk penghisap untuk menangkap mangsanya.

Sistem reproduksi Sepia sp

Sistem reproduksi pada Sepia sp terpisah antara jantan dan betina. Selanjutnya disebutkan bahwa sistem reproduksi betina relatif sederhana yang terdiri dari ovari yang terletak pada posterior. Andy Omar (1999) menjelaskan bahwa kelas Cephalopoda betina hanya memiliki sebuah ovarium. Gonad dalam kantung telur dihubungkan oleh saluran kelenjar yang memproduksi kelenjar putih telur. Telur terletak di dekat dusar ctenidia dan dibumgkus oleb semacam Jelly yang dihasilkan oleh kelenjar nidarnental.

Jelly ini berfungsi untuk melindungi telur ketika diletak-kan di substrat. Pada sistem reproduksi jantan karakteristiknya lebih kompleks, terdiri atas sebuah testis, vas deferens, organ sperrnatophora, kelenjar aksesori (prostata), kantong sperrnatopbora (kantong Needham) dan penis. Testis betbentuk seperti cerutu, terletak pada bngian posterior mantel Sperma terbentuk di dalam testis dan dilepaskan kevas defurens yang berliku-liku, menuju ke arah anterior vesicula seminalis. Kelenjar aksesori membantu mempersiapkan sperrna menjadi spermatophore yang selanjutnya disimpan dalam kantong Needham. Dari kantung ini spermatophore dilepaskan ke dalam rongga mantel rnelalui saluran sperrna dan penis.

Spermatophore Sepia sp memiliki panjang 4.5 mm dan Iebar 0.15 mm, dimana rnassa sperrna mengisi 3/4 dari panjang total spermatophora. Semen mengalami penyempitan di bagian tengah sebingga nampak terbagi dua, dimana bagian aboral lebih besar daripada bagian oral. Aparatus ejakulasi mengandung beberapa gulungan besar yang rapat sekali pada ujung oral sperrnatophora (Nateewathana,1997)

Sotong merupakan moluska yang termasuk kelas cephalopoda (kaki hewan terletak di kepala) yang terdiri dari cangkang internal yang terletak di dalam mantel, berwarna putih, berbentuk oval dan tebal, serta terbuat dari kapur. Tubuh relatif pendek menyerupai kantung. Mantelnya berwarna merah jambu kehitaman dan diselubungi selaput tipis dan pada kedua sisinya terdapat sirip lateral yang memanjang dari ujung dorsal sampai ventral (Ozyurt et al . 2006).

Cephalopoda merupakan salah satu sumber daya hayati penting dalam sektor perikanan laut (Bihan et al . 2006). Cephalopoda adalah salah satu kelompok binatang lunak (filum moluska ), meliputi cumi-cumi ( squid ), sotong ( cuttlefish ), gurita ( octopus ) dan kerabatnya. Sotong ( Sepia sp. ) merupakan salah satu jenis cephalopoda yang cukup dikenal dan digemari oleh masyarakat. Terdapat kurang lebih 100 spesies sotong di dunia (Ozyurt et al . 2006).

Adapun taksonomi dari sotong adalah sebagai berikut (Jereb dan Roper 2005) :

  • Kingdom : Animalia
  • Filum : Moluska
  • Kelas : Cephalopoda
  • Sub kelas : Coleoidea
  • Ordo : Sepioidea
  • Genus : Sepia
  • Spesies : Sepia Sp.

Sotong ( cuttlefish ) sering kali di salah artikan sebagai cumi-cumi ( loligo ). Sotong memiliki tubuh yang lebih pipih, sementara cumi-cumi lebih berbentuk silinder. Berikut disajikan gambar anatomi sotong pada Gambar berikut ini :

image

Sotong memiliki badan berbentuk bulat telur agak pendek dengan sirip daging melingkari seluruh badan dan bagian belakang tubuh bundar. Punggung sotong keras karena di dalam dagingnya terdapat kerangka dari kapur yang berbentuk lonjong dan berwarna putih. Sekitar mulut terdapat delapan tangan pendek dan dua tangan panjang (tentakel). Tangan yang pendek dilingkari dengan alat penghisap sepanjang tangan, sedangkan tangan yang panjang (tentakel) hanya terdapat pada ujungnya. Warna sotong bervariasi tetapi umumnya coklat atau kuning kecokelatan tergantung dari warna dasar perairan, pada bagian punggungnya terdapat garis bengkok-bengkok. Ukuran panjang sotong dapat mencapai 30-35 cm, tetapi biasanya 20-25 cm (KKP 2005).

Sotong termasuk cephalopoda lainnya, pada dasarnya ialah hewan pelagis yang berenang dengan gaya dorong ( jet propulsion ). Tenaga dorong tersebut berasal dari air yang disemburkan dari rongga mantel yang keluar melalui sifon. Sotong dengan tubuhnya yang pendek dan agak pipih berenang lebih lambat dibandingkan dengan cumi-cumi yang tubuhnya lebih langsing. Dalam kondisi bahaya, sotong akan mengeluarkan cairan tinta berwarna cokelat sampai hitam dengan kandungan pigmen melanin yang lebih tinggi. Tinta yang dikeluarkan akan menyebabkan air di sekitarnya akan menjadi gelap dan membinggungkan predator sehingga sotong dapat kabur (Karleskinr et al . 2010). Sotong juga

mempunyai kemampuan berubah warna seperti bunglon, sehingga tersamar dengan pola warna latar belakangnya seperti pasir atau batu, kebanyakan spesies berubah warna apabila ketakutan. Perubahan warna tersebut terjadi disebabkan karena pada bagian kulit terdapat pigmen yang disebut kromatofor (Boal et al. 2000).

Kebanyakan cephalopoda memiliki sistem peredaran darah tertutup, dimana darahnya mengandung hemocyanin . Aliran air dalam rongga mantel selain untuk tenaga gerak, juga menyediakan oksigen untuk pernapasan. Sotong umumnya dioccius , dimana gonad terletak diujung p osterior dan selalu terjadi perkawinan (Suwignyo et al . 2002). Sotong merupakan hewan karnivora yang biasanya memangsa ikan-ikan kecil, udang dan kepiting. Sotong mempunyai penglihatan yang tajam untuk mencari mangsa dan menggunakan tangan atau tentakelnya untuk menangkap mangsa tersebut (Boal et al. 2000). Alat ekskresi pada cephalopoda adalah nephridia, yang terletak pada rongga. Pada beberapa pasang ganglia (Suwignyo et al . 2002). Sotong bernilai ekonomis tinggi dan banyak dikonsumsi oleh penduduk Asia, terutama Jepang, Korea, Filipina, Malaysia, Taiwan (Suwignyo et al . 2002), dan Thailand (Thanonkaew et al . 2006).

Komposisi Kimia Sotong


Salah satu sumber pangan hewani yang kaya kandungan nutrisi adalah makanan hasil laut. Makanan laut kaya protein, dengan komposisi asam amino yang seimbang serta kandungan PUFA ( Polyunsaturated Fatty Acid ) yang tinggi. Beberapa spesies makanan laut juga mengandung sebagian besar dari 90 jenis mineral alami (Laurenco et al . 2009).

Cephalopoda , yakni cumi-cumi, sotong, dan gurita merupakan sumber daya sektor perikanan laut yang penting dan hanya memiliki sedikit bagian yang tidak bisa dimanfaatkan. Cephalopoda tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk segar, tapi juga yang telah diolah, diantaranya dalam bentuk kering, beku, dan produk dingin (Thanonkaew et al . 2006). Sotong banyak dijual dalam keadaan segar (Suwignyo et al . 2002).

Cephalopoda hanya mengandung sedikit lemak, namun merupakan sumber mineral yang bagus, diantaranya kalsium, potasium, seng, besi, fosfor, dan tembaga (Thanonkaew et al . 2006). Cephalopoda juga mengandung sodium dan kolesterol (Okuzumi dan Fujii, 2000).

Cangkang Sotong


Cangkang sotong biasa juga disebut dengan tulang sotong adalah kulit internal yang berkapur dari sebuah sotong. Sotong adalah cephalopoda, berkaitan dengan cumi-cumi dan gurita. Sotong memiliki delapan lengan dan dua tentakel. Sotong akan mengeluarkan cairan tinta hitam seperti ketika dalam bahaya. Sotong ditemukan di lautan di seluruh dunia. Gambar mengenai cangkang sotong disajikan pada gambar di bawah ini.

image image image

Cangkang sotong adalah satu-satunya tulang pada cumi-cumi, dan dibuang ketika akan dibersihkan dalam persiapan untuk makan. Tulang-tulang ini dicuci dan biasa dikeringkan dengan sinar matahari untuk di ekspor.

Cangkang sotong tidak hanya digunakan sebagai suplemen makanan untuk nutrisi burung. Namun beberapa dari potongan-potongan yang lebih besar digunkan untuk perhiasan, untuk casting process perhiasan emas dan perak dengan mengukir pola ke dalam cangkang sotong dan menuangkan dalam logam cair. Penggilingan cangkang sotong menjadi bubuk halus untuk digunakan sebagai senyawa polishing abrasif adalah penggunaan lain.

Untuk kebutuhan burung, cangkang sotong bukan hanya untuk mengasah paruh. Cangkang sotong disediakan untuk burung sebagai sumber kalsium dan mineral lainnya yang diperlukan. Komponen utama dari cangkang sotong adalah kalsium karbonat (85 ). Ini juga merupakan komponen utama dalam kulit telur. Komponen utama berikutnya adalah bahan organik (8,9 ), mungkin materi terutama karbohidrat. Kandungan nitrogen dari 8,300 mg/kg menunjukkan bahwa sekitar 20 dari bahan organik adalah protein. Bahan asam-larut 1,4 adalah silikat (pasir). Tidak ditentukan logam berat beracun yang terdeteksi.