Apa yang anda ketahui tentang Siti Maryam, ibunda nabi Isa as?

Siti Maryam

Isa merupakan seorang nabi yang penting dalam agama Islam. Dalam Kitab Suci Al Qur’an, ia digelar Isa ibni Maryam atau Isa al-Masih. Apa yang anda ketahui tentang Siti Maryam, ibunda nabi Isa as?

Di dalam Al-Quran dan Hadist disebutkan bahwa Siti Maryam yang tak lain adalah ibunda Nabi Isa AS diriwayatkan sebagai wanita yang suci, mulia dan ia juga merupakan Ummul Mukminin yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT. Rasulullah pernah bersabda:

“Pemuka wanita ahli surga ada empat. Ia adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulallah SAW, Khadijah binti Khawailid dan Asiyah.” (HR. Hakim dan Muslim)."

Apa yang membuat Maryam dikatakan sebagai wanita paling istimewa, mulia dan suci? Dalam Al-Quran dan Hadist disebutkan bahwa Maryam adalah sosok wanita yang begitu mulia. Ia selalu menjaga dirinya dari segala perbuatan buruk. Ia juga menjaga kesucian lahiriah maupun batiniahnya. Maryam, yang merupakan putri dari pasangan Imran seorang tokoh Ulama Bani Israel dan seorang perempuan yang tak lain adalah saudara ipar Nabi Zakaria AS (Hannah). Maryam adalah seorang wanita yang begitu sabar, tulus dan tawakal dalam beribadah kepada Allah SWT.

Sebelum kelahiran Maryam, Imran dan istri telah lama menikah tapi tak kunjung mendapatkan buah hati. Lantas, siang malam mereka berdoa dan meminta kepada sang pencipta agar diberikan buah hati. Mereka meminta seorang anak laki-laki dan bernazar bahwa mereka akan menyerahkan putranya ke Baitul Maqdis agar ia bisa mengabdikan dirinya di sana.

Allah pun memberikan janin di perut istri Imran. Baik Imran maupun sang istri begitu bahagia. Sayang, belum sempat melihat buah hatinya lahir ke dunua, Imran meninggal dunia. Tinggallah istri Imran yang telah menjadi janda sendiri. Ia pun akhirnya melahirkan. Namun janin yang lahir bukan bayi laki-laki seperti yang menjadi doa Imran selama ini. Bayi tersebut adalah bayi perempuan. Apapun dan bagaimanapun bayinya, Hannah tetap menerimanya dengan lapang dan merawatnya dengan sangat baik di jalan Allah.

Suatu malam, Hannah mengantarkan bayinya tersebut ke Baitul Maqdis dan menyerahkannya kepada pendeta di sana. Ia mengatakan bahwa ia memenuhi janjinya untuk menyerahkan anaknya kepada Allah agar ia menjadi hamba yang mengabdikan diri serta berdakwah di jalan Allah. Di rumah suci (Baitul Maqdis) Maryam dirawat oleh sang paman yang tak lain adalah Nabi Zakaria AS. Nabi Zakaria merawatnya dengan sangat baik seperti anaknya sendiri. Dari hari ke hari, Maryam tumbuh menjadi wanita yang cantik, berbudi pekerti baik dan mulia serta selalu menjaga dirinya dari godaan laki-laki.