Apa yang anda ketahui tentang Singa Afrika?

Singa Afrika (Panthera leo) adalah spesies hewan dari keluarga felidae atau jenis kucing. Singa merupakan hewan yang hidup berkelompok. Biasanya terdiri dari seekor jantan dan banyak betina. Kelompok ini menjaga daerah kekuasaannya. Umur singa antara 10 sampai 15 tahun di alam bebas, tetapi dalm penangkaran memungkinkan lebih dari 20 tahun.

Panjang singa jantan adalah 260-330 cm, dan singa betina 240–270 cm. Panjang ekor jantan 70–105 cm, betina 60–100 cm. Panjang dari ujung kaki ke pundak jantan 80–123 cm, betina 75–110 cm. Berat singa jantan dewasa sekitar 150 kg - 250 kg, sedangkan singa betina berkisar 120–185 kg. Berat bayi singa yang baru dilahirkan sekitar 1,2 kg hingga 2,1 kg.

Singa (Panthera leo)


Singa memiliki nama latin Panthera leo (Bauer et al. 2008). Nama umum singa adalah Lion (bahasa Inggris), Lion d’Afrique (bahasa Prancis), atau León(bahasa Spanyol) (Bauer et al. 2008). Singa merupakan salah satu dari empat kucing besar dari genus Panthera yang berarti kucing yang mengaum (Feldhamer et al. 1999, diacu dalam Zen 2012). Singa termasuk keluarga Felidae, yaitu keluarga kucing-kucingan (Nowak 2005; Nzalak et al. 2010).

Keluarga ini dapat dibedakan dari keluarga Canidae dengan karakteristik berupa moncong yang lebih pendek, gigi premolar atas terakhir yang berkembang baik, serta gigi taring yang besar. Singa merupakan anggota genus Panthera yang berarti kucing yang mengaum (Feldhamer et al. 1999, diacu dalam Zen 2012). Singa jantan dewasa dapat memiliki bobot badan lebih dari 250 kg. Singa adalah kucing terbesar kedua setelah harimau (Nowak 2005; Nzalak et al. 2010). Klasifikasi singa adalah sebagai berikut :

  • Kerajaan : Animalia
  • Filum : Chordata
  • Kelas : Mammalia
  • Ordo : Carnivora
  • Keluarga : Felidae
  • Genus : Panthera
  • Spesies: Panthera leo(Linnaeus 1758).

Singa dapat dengan mudah dibedakan dari kucing besar lainnya seperti harimau, macan, dan jaguar karena singa memiliki morfologi yang unik yakni hewan ini memiliki rambut surai pada leher individu jantan. Rambut surai berfungsi untuk melindungi daerah leher ketika mereka berkelahi, akan tetapi individu betina tidak memiliki surai. Selain itu, terdapat kuncung yang berwarna hitam pada ujung ekor singa juga menjadi ciri khasnya (Grzimek 1970, diacu dalam Zen 2012). Warna rambut pada singa bervariasi mulai dari kuning terang hingga kuning kemerahan tanpa ada pola yang khas. Bagian perut dan bagian sebelah dalam dari ekstremitas memiliki warna yang lebih pucat. Rambut surai pada individu jantan biasanya berwarna kuning, coklat, atau coklat kemerahan pada singa muda namun
cenderung menjadi lebih gelap mengikuti umur dan bahkan dapat berwarna hitam (Nowak 2005; Zen 2012).

Tubuh singa jantan berukuran lebih besar dari singa betina. Bobot badan singa jantan berkisar antara 150-250 kg, sedangkan singa betina berkisar antara 120-180 kg. Panjang tubuh singa jantan berkisar antara 170-190 cm dengan panjang ekor 90-105 cm, sedangkan panjang tubuh singa betina berkisar 140-175 cm dengan panjang ekor 70-100 cm (Grzimek 1970, diacu dalam Zen 2012).

Singa lebih memilih padang terbuka sebagai habitatnya, berbeda dengan harimau yang lebih menyukai habitat dengan vegetasi yang padat. Habitat singa umumnya adalah savana, dataran berumput, hutan terbuka, dan semak belukar. Singa juga dapat memasuki kawasan semi gurun dan bahkan pernah ditemukan di daerah pegunungan dengan ketinggian 5000 meter. Suatu kelompok singa disebut sebagai pride yang terdiri atas 3-5 ekor jantan dengan betina berjumlah ± 20 ekor. Luas wilayah jelajah suatu kelompoksinga tertentu berkisar antara 20-400 km2. Singa yang nomaden dapat memiliki luas jajahan mencapai 4000 km2 dengan sebagian area tumpang tindih dengan wilayah jelajah singa lain (Nowak 2005; Zen 2012).

Singa Afrika tersebar di wilayah subsahara Afrika dengan sebagian besar populasi tersebar di wilayah Afrika Timur dan Afrika Selatan. Negara-negara yang termasuk wilayah ini antara lain Angola, Botswana, Kamerun, Kongo, Etiopia, Uganda, dan Somalia. Populasi singa Asia terisolasi hanya pada Taman Nasional Hutan Gir India dan penangkaran satwa liar. Populasi singa Afrika belum dapat dipastikan karena wilayah penyebarannya yang sangat luas. The African Lion Working Group (ALWG) menduga populasi singa Afrika saat ini adalah sebanyak 23000 ekor dengan kisaran 16500 sampai dengan 30000 ekor.

Singa memiliki habitat yang luas, mulai dari hutan hujan tropis, hingga gurun Sahara (Bauer et al. 2008). Populasi singa di India barat terancam punah. Populasi singa di Afrika Utara, Timur Tengah dan Asia Barat telah punah. Pada akhir zaman Pleistosen, sekitar 10000 tahun yang lalu, singa merupakan mamalia besar yang paling menyebar luas setelah manusia. Mereka ditemukan di sebagian besar Aftika, Euro-Asia dari Eropa Barat hingga India, dan di Amerika dari Yukon hingga Peru (Nowak 2005; Nzalak et al. 2010).

Mangsa singa antara lain kerbau, antelop, zebra, gajah, jerapah, kuda nil, dan badak. Singa merupakan predator puncak, meskipun terkadang mengais hewan buruan dari predator lainnya. Meskipun singa tidak berburu manusia secara selektif, akan tetapi telah dikenal singa yang menjadi pemakan manusia dan mencari mangsa manusia. Singa minum secara teratur saat air tersedia. Jika air tidak tersedia singa juga dapat memenuhi kebutuhan akan air dari mangsanya bahkan dari tanaman seperti tanaman melon tsama di gurun Kalahari sehingga singa dapat bertahan hidup di lingkungan yang sangat kering (Nowell & Bauer 2004; Bauer et al. 2008; Bauer et al.2006; Hayward & Kerley 2005).

Singa hidup antara 10 hingga 14 tahun di alam liar, sedangkan di penangkaran mereka dapat hidup lebih dari 20 tahun. Di alam liar, singa jantan jarang hidup lebih lama dari 10 tahun karena perkelahian dengan saingannya yang menyebabkan luka (Smuts 1982, diacu dalam Nzalak et al. 2010). Singa adalah spesies rentan, melihat penurunan populasi antara 30 sampai dengan 50% selama dua dekade terakhir (Nowell & Bauer 2004; Bauer et al. 2008; Bauer et al. 2006; Hayward & Kerley 2005).

IUCN mengeluarkan daftar status kelangkaan suatu spesies berupa daftar merah IUCN. Berdasarkan daftar merah IUCN, status konservasi singa adalah rentan terhadap kepunahan atau vurnerable. Kategori konservasi berdasarkan daftar merah IUCN ini memberi gambaran mengenai kondisi populasi singa di alam. Status konservasi singa adalah rentan terhadap kepunahan, artinya status konservasi spesies ini sedang menghadapi resiko kepunahan yang tinggi di alam liar pada waktu yang akan datang (Bauer et al. 2008; Bauer et al.2003).

Singa terdaftar dalam daftar Appendiks II CITES. Daftar Apendiks II CITES ini menunjukkan bahwa masih memungkinkan untuk melakukan perdagangan internasional berkelanjutan terhadap spesies singa di bawah sistem perijinan ekspor (Bauer et al. 2008; Bauer et al. 2003; UNEP-WCMC 2012). Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, singa tidak termasuk spesies satwa yang dilindungi di Indonesia.

Dalam dua dekade terakhir (kira-kira tiga generasi singa) diduga terjadi pengurangan populasi singa sekitar 30% (Bauer et al. 2008). Jumlah singa pada tahun 1996 diperkirakan antara 30000 sampai dengan 100000 (Nowell & Jackson 1996, diacu dalam Bauer et al. 2003; Bauer et al. 2008). Singa liar di Afrika pada tahun 2004 diperkirakan berjumlah 23000 (Bauer & Merwe 2004). Ancaman yang menjadi penyebab berkurangnya jumlah populasi singa antara lain terjadinya pembunuhan singa secara liar pada lahan pertanian, konflik antara singa dan manusia, perkelahian antar singa, penurunan kualitas habitat, dan berkurangnya jumlah mangsa (Bauer et al. 2008; Bauer & Iongh 2005; Bauer et al. 2003).

Singa pernah dilaporkan menderita beberapa jenis tumor, yakni tumor sel Mast (Stolte & Welle 1995), limfoma (Harrison et al. 2010), fibroblastoma desmoplastik (Yun et al. 2011), mesotelioma maligna pada pleura (Bollo et al. 2011),danfibromatous epulis (de Castro et al. 2011)

1 Like