Apa yang anda ketahui tentang Sansevieria?

Sansevieria atau Lidah Mertua

Sansevieria atau Lidah Mertua (mother-in-law’s tongue) atau juga disebut tanaman ular (snake plant) telah lama dikenal oleh banyak orang dan mulai dibudidayakan sebagai tanaman hias mulai abad ke-19. Tanaman ini dimanfaatkan sebagai tanaman hias dalam pot baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.

Apa yang anda ketahui tentang Sansevieria ?

Tanaman Sansevieria di Indonesia dikenal dengan nama lidah mertua atau tanaman ular, karena tekstur daunnya mirip kulit ular, warna daun ada yang hijau muda dengan corak bersisik seperti ular. Tanaman Sansevieria termasuk tanaman yang bersifat sukulen, karena secara morfologi Sansevieria dicirikan dengan daun yang tebal dan memiliki kandungan air yang tinggi.

Keunggulan sansevieria adalah tanaman yang mudah beradaptasi dan tumbuh dengan baik disegala tempat. Mulai dari dataran rendah, sedang dan tinggi. Indonesia secara geografis merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan sansevieria. Iklimnya yang tropis menyebabkan dataran di Indonesia mendapatkan pancaran sinar matahari sepanjang tahun. Secara alami, sansevieria akan tumbuh subur jika paparan sinar matahari dan sirkulasi udara baik. Tetapi pada kenyataannya sansevieria mampu tumbuh diruangan yang sangat minim cahaya sekalipun. Sansevieria tetap tumbuh pada kondisi kering sehingga jika tidak disirampun tanaman ini masih mampu bertahan.

Tanaman Sansevieria merupakan sejenis herba tidak berbatang dan mempunyai rimpang yang kuat dan tegak. Daun sansevieria berwarna hijau atau berbarik-barik kuning. Panjang daun dari tanaman ini dapat mencapai 1,75 m. lidah mertua berasal dari Afrika tropis dibagian Nigeria timur dan menyebar hingga ke Indonesia, terutama di pulau Jawa. Tanaman ini dapat ditemui dari dataran rendah hingga ketinggian 1-1.000 meter di atas permukaan laut. Daun dari tanaman ini mengandung serat yang mempunyai sifat kenyal dan kuat. Selama ini serat daun sansevieria digunakan sebagai tanaman hias, namun setelah diteliti serat sansevieria mengandung selulosa, lignin dan polisakarida. Serat tersebut disebut sebagai bowstringhemp dan banyak digunakan sebagai bahan membuat kain dan pulp.

Menurut sistematikanya, Sansevieria diklasifikasikan sebagai berikut :

  • Kingdom : Plantae (tumbuhan)
  • Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
  • Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
  • Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
  • Kelas : Liliopsida (berkeping satu atau monokotil)
  • Sub-kelas : Liliidae
  • Ordo : Liliales
  • Familia : Agavaceae
  • Genus : Sansevieria

Sansevieria memiliki organ yang mudah dikenali. Tumbuhan ini termasuk kedalam jenis rerumputan ( herbaceous ), karna tangkainya yang lunak dan tidak berkayu. Akar Sansevieria berbentuk serabut. Akar berwarna putih ini tumbuh dari bagian pangkal daun dan menyebar ke segala arah di dalam tanah.

Tanaman Sansevieria mudah di kenali dari daunnya yang tebal dan banyak mengandung air. Daun tumbuh di sekeliling batang semu diatas permukaan tanah. Bentuk daunnya panjang dan meruncing pada bagian ujungnya. Daun Sansevieria mempunyai lapisan luar yang terdiri dari lapisan atas dan bawah, diantara lapisan tersebut terdapat banyak ikatan atau helai-helai serat.

Perbanyakan generatif pada Sansevieria dilakukan melalui persilangan benang sari ke kepala putik. Jika penyerbukan berhasil, selanjutnya akan terjadi pembuahan dan pembentukan biji. Biji tersebut disemaikan untuk mendapatkan generasi baru Sansevieria. Biasanya daun akan tumbuh sejak 1-3 bulan sejak penyemaian dan tergantung dari jenis tanaman Sansevieria .

Pemanenan Lidah Mertua ( sansevieria ) dilakukan terhadap tanaman yang sudah cukup umur sekitar 4-9 bulan atau sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Biasanya tanaman lidah mertua ini siap dipanen jika tingginya sudah mencapai 40-75 cm.

Morfologi Lidah Mertua




Akar

Lazimnya tumbuhan berbiji tunggal (monokotil), akar sansevieria berbentuk serabut. Akar berwarna putih ini tumbuh dari bagian pangkal daun dan menyebar ke segala arah di dalam tanah.

Rimpang ( Rhizoma )

Selain terdapat akar juga terdapat organ yang menyerupai batang, orang menyebut organ ini sebagai rimpang atau rhizoma yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sari-sari makanan hasil fotosintesis. Rimpang juga berperan dalam perkembang biakan. Rimpang menjalar di bawah tanah dan kadang-kadang di atas permukaan tanah. Ujung organ ini merupakan jaringan meristem yang selalu tumbuh memanjang.

Daun

Tanaman sansevieria mudah dikenal dari daunnya yang tebal dan banyak mengandung air (fleshy dan succulent) sehingga dengan struktur daun seperti ini membuat sansevieria tahan terhadap kekeringan karena proses penguapan air dan laju transpirasi dapat ditekan. Daun tumbuh di sekeliling batang semu di atas permukaan tanah. Bentuk daun panjang dan meruncing pada bagian ujungnya. Tulang daun sejajar. Pada beberapa jenis tanaman terkadang terdapat duri.

Bunga

Bunga sansevieria terdapat dalam malai yang tumbuh tegak dari pangkal batang. Bunga sansevieria termasuk bunga berumah dua, putik dan serbuk sari tidak berada dalam satu kuntum bunga. Bunga yang memiliki putik disebut bunga betina, sedangkan yang memiliki serbuk sari disebut bunga jantan. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi, terutama pada malam hari.

Biji

Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala putik. Biji memilki peran penting dalam perkembangbiakan tanaman. Biji sansevieria berkeping tunggal seperti tumbuhan monokotil lainnya. Bagian paling luar dari biji berupa kulit tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Di sebelah dalam kulit terdapat embrio yang merupakan bakal calon tanaman.

Manfaat Sansevieria


Beberapa manfaat Sansevieria adalah tanamn hias di dalam ruangan ( indoor ) dan di pekarangan ( outdoor ), sebagai tanaman obat yang telah teruji secara klinis berefek positif terhadap penyakit diabetes. Beberapa Sansevieria dapat diambil seratnya untuk bahan baku tekstil terutama di Negara China dan New Zealand.

Hanley et al. (2006) menyatakan bahwa Sansevieria dapat tumbuh pada rentang suhu yang luas dan dapat bertahan hidup didaerah panas seperti gurun, pertumbuhan optimal dicapai pada siang hari dengan temperatur 24-29oC dan pada malam hari 18-21oC. Sansevieria dapat beradaptasi pada ruangan dengan suhu dan kelembaban yang rendah seperti pada ruangan berpendingin ( Air Conditioner ).

Selain sebagai penghias taman, Sansevieria mampu menyerap polusi di lingkungan sekitar. Selain itu rimpang Sansevieria berkhasiat untuk obat batuk. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Badan Penerbangan Antariksa Amerika Serikat, Sansevieria merupakan salah satu tanaman penyerap gas betracun, misalnya karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok (Anonim, 2001). Selain sebagai penyerap racun dalam asap rokok, Sansevieria mampu menyerap beragam unsur polutan berbahaya di udara seperti timbal, kholoform, benzene, xylene, dan trichloroethylene. Sansevieria mengandung bahan aktif pregnane glikosid dalam mereduksi polutan.

Menurut Wolverton Environmental Service, sehelai daun Sansevieria mampu menyerap formaldehid sebanyak 0,938 μg per jam.

Setiap helai daun Sansevieria terdapat senyawa aktif pregnane glykoside , yaitu zat yang mampu menguraikan zat beracun menjadi senyawa asam organik, gula, dan beberapa senyawa asam amino. Mekanisme Sansevieria dalm menyerap polutan adalah tanaman bernapas, akan menyerap polutan seperti karbon dioksida dan gas beracun lainnya. Sansevieria menggunakan stomata sebagai vacum cleaner untuk menyedot polutan atau gas beracun dan akan memasuki sistem metabolisme dalam tubuh tanaman.

Polutan yang telah diserap kemudian dikirim ke akar, pada bagian akar, mikroba melakukan proses detoksifikasi. Melalui proses ini, mikroba akan menghasilkan suatu zat yang diperlukan oleh tanaman. Dalam proses pernapasan tersebut dihasilkan gas yang bermanfaat bagi manusia yaitu berupa oksigen. Proses ini berlangsung terus menerus selama tanaman masih hidup.