Apa yang Anda Ketahui Tentang Psikologi Konseling?

psikologi konseling

Ilmu psikologi merupakan ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Oleh sebab itu, ilmu ini penting untuk diketahui karena menyangkut perilaku kita sebagai manusia. Salah satu ilmu psikologi adalah psikologi konseling.

Psikologi konseling merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara terapis dengan klien. istilah mudahnya seperti konsultasi. Contohnya sikap apa yang perlu dilakukan ketika menghadapi sifat-sifat klien yang berbeda-beda, kemudian kamu pun akan mempelajari bagaimana cara menyampaikan informasi yang tepat kepada klien ketika sedang konseling.

Psikologi konseling merupakan kegiatan antara dua pihak yaitu konselor yang merupakan psikolog dan seorang klien dan berlangsung untuk menyelesaikan akar permasalahan. Permasalahan yang biasa dialamai atau dikeluhkan dalam proses konseling ini adalah masalah mengenai suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang memberikan dampak depresif atau tekanan pada individu.

Dari dua kata yang ada yaitu psikologi dan konseling, masing masing memiliki pengertiannya sendiri. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau ilmu jiwa. Selain ilmu tentang jiwa, bidang keilmuan ini juga memperhatikan tentang perubahan tingkah laku manusia.

Sedangkan konseling merupakan proses pemberian informasi, penerangan, nasihat kepada orang lain. Dalam buku yang ditulis oleh Baruth dan Robinson ‘An Introduction to The Counseling Profession’ menuliskan bahwa konseling merupakan kegiatan dimana beberapa orang berkumpul untuk mendapatkan pengertian atau pemahanan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Konseling sendiri berasal dari kata ‘counselium’ yang memiliki arti ‘bersama’ atau ‘berbicara bersama’.

Hakekat Psikologi Konseling


Pada hakekatnya psikologi konseling menunjuk pada studi ilmiah mengenai aspek- aspek psikis yang terlibat dalam proses konseling, yaitu aspek psikis pada konselor, klien dan pada interaksi antara konselor dengan klien (Mappiare, 2006). Berkaitan dengan hal ini Nelson, 1982 (dalam Surya, 2003), mengemukakan ada empat alasan bahwa konseling merupakan proses psikologis yaitu:

  1. Dilihat dari tujuannya, rumusan tujuan konseling itu adalah berupa pernyataan yang mengambarkan segi-segi psikologis (perilaku) dalam diri klien.

  2. Dilihat dari prosesnya, seluruh proses konseling merupakan proses kegiatan yang bersifat psikologis.

  3. Dilihat dari teori atau konsep, konseling bertolah dari teori-teori atau konsep- konsep psikologis.

  4. Dilihat dari riset, hampir semua penelitian dalam bidang konseling mempunyai singgungan dengan penelitian dalam bidang psikologi.

Untuk memperoleh hakekat lebih jelas mengenai tentang psikologi konseling maka berikut ini beberapa pendapat dari para ahli dalam mendefinisikan konseling:

Rogers (1952)dalam Rosjidan (1994), mengemukakan bahwa konseling merupakan proses dimana sturktur diri (pribadi) dibuat sesantai mungkin demi menjaga hubungan dengan ahli terapi, dan pengalaman-pengalaman sebelumnya yang tertolak dirasakan dan selanjutnya diintegrasikan kedalam suatu diri (self) yang telah dirubah.

Gibson dan Mitchell (2003), menyatakan bahwa konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Stefflre (1970) dalam Rosjidan (1994), menyatakan bahwa konseling merupakan suatu hubungan professional dilakukan untuk membantu pengertian klien dan menjernihkan memperjelas pendapatnya selama kehidupannya sehingga dia bisa menentukan pilihan yang berguna dan dinyatakan dengan sifat esensial dan lingkungan yang dimilikinya. Konseling merupakan suatu proses belajar-mengajar, karena klien belajar tentang kehidupannya. Apabila dia harus membuat pilihan- pilihan yang berarti, dia harus mengetahui tentang dirinya sendiri fakta-fakta tentang situasi yang dimilikinya sekarang, dan kemungkinan-kemungkinan serta konseksuensi-konsekuensi yang sangat mungkin adanya dari berbagai pilihan tersebut.

Menurut Pietrofesa, Leonarddan Hoose (1978) dalam Mappiare (2002) menyatakan bahwa definisi konseling dapat digambarkan konseling adalah suatu proses dimana ada seseorang yang dipersiapkan secara profesional untuk membantu orang lain dalam memahami diri, pembuatan keputusan dan memecahkan masalah. Selain itu konseling adalah pertemuan “dari hati ke hati” antarmanusia yang hasilnya sangat bergantung pada kualitas hubungan.

Menurut C. H. Patterson (1959), dalam Abimanyu dan Manrihu (1996:9), mengemukakan bahwa konseling adalah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu atau lebih klien dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien.

Menurut Brammer dan Shostrom (1982), mengemukakan bahwa konseling adalah suatu perencanaan yang lebih rasional, pemecahan masalah, pembuatan keputusan intensionalitas, pencegahan terhadap munculnya masalah penyesuaian diri, dan memberi dukungan dalam menghadapi tekanan-tekanan situasional dalam kehidupan sehari-hari.

Dari berbagai rumusan definisi-definisi yang dikemukakan terdapat beberapa kesamaan. Kesamaaan tersebut menyangkut ciri-ciri pokok konseling yaitu sebagai berikut :

  1. Konseling dilakukan oleh seorang konselor yang mempunyai kemampuan secara profesional dalam menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan keputusan- keputusan pribadi, sosial, karier dan pendidikan serta memahami proses-proses psikis maupun dinamika perilaku pada diri klien.

  2. Konseling melibatkan interaksi dan komunikasi antara dua orang yaitu konselor dan klien baik secara langsung (bahasa verbal) maupun secara tidak langsung (non verbal).

  3. Tujuan dari hubungan konseling ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri klien sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh klien. Konselor berupaya untuk memfasilitasi dan memberikan dukungan, bersama klien membuat alternatif-alternatif pemecahan masalah demi perubahan ke arah lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam konseling.

Selain itu tujuan lain yang ingin dicapai dalam konseling terutama pada diri klien adalah :

  • Klien akan memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya.
  • Mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang obyektif tentang dirinya.
  • Terhindar dari gejala-gejala kecemasan.
  1. Konseling merupakan proses yang dinamis, di mana individu klien dibantu untuk dapat mengembangkan dirinya, mengembangkan kemampauan-kemampuannya dalam mengatasi masalah-masalah yang sedang dihadapi.

  2. Konseling merupakan suatu proses belajar terutama bagi klien untuk mengembangkan perilaku baru dan membuat pilihan, keputusan sendiri (autonomous) kearah perubahan yang dikehendaki.

  3. Adanya suatu hubungan yang salaing menghargai dan menghormati sehingga timbul saling kepercayaan, dengan kata lain konselor menjamin kerahasiaan klien.

Dengan beberapa rumusan definisi dan ciri-ciri pokok konseling maka dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan suatu proses bantuan secara profesional antara konselor dan klien yang bertujuan membantu individu (klien) dalam memecahkan masalahnya agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai potensi atau kemampuan yang ada pada dirinya.

Cavanagh dan Levitov (2002) menyimpukan bahwa dari 36 definisi konseling, konseling memiliki 4 komponen utama, yakni :

  1. Hubungan

Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antar konselor dengan konseli, pentingnya hubungan dalam konseling telah lama digali oleh para ahli psikologi seperti Freud, Sullivan, dan Rogers. Dalam hubungan konseling, konselor mengembangkan berbagai sikap seperti empati, hangat, terbuka, unconditional positive regard, sehingga hubungan yang dibuat antara konselor dan konseli dapat menjadi sebuah instrumen yang dapat membantu konseli, oleh karena itu hubungan dalam konseling disebut sebagai helping relationship atau hubungan yang membantu.

  1. Masalah

Masalah merupakan komponen penting dalam konseling, berbagai teknik konseling yang dikemukakan oleh para ahli pada dasarnya bertujuan untuk mendefinisikan, mengidentifikasi, dan menyelesaikan masalah yang dialami oleh konseli.

  1. Tujuan

Tujuan konseling bervariasi sesuai dengan orientasi teoritis dan masalah konseli. Beberapa teori menekankan pada perubahan kognisi dan pemahamna, teori lainnya menekankan pada perubahan emosi dan perilaku, dan ada juga teori yang bertujuan pengembangan dan pertumbuhan individu. Terdapat pendekatan konseling fokus secara langsung pada proses belajar dengan fokus utama mengubah perilaku yang maladaptif dengan perilaku yang adaptif, tetapi secara umum, berbagai pendekatan tersebut fokus pada salah satu dibawah ini:

  • Meningkatkan kompetensi interpersonal dan intrapersonal
  • Perkembangan kepribadian
  • Membantu individu yang mengalami hambatan dalam pertumbuhannya.
  1. Treatment

Treatment dalam hubungan konseling dilaksanakan berdasarkan tujuan yang ingin di capai dalam proses konseling. Pelaksanaan treatment sangat bergantung pada permasalahan konseli dan pendekatan yang digunakan.