Prasasti Manjusrigrha terbuat dari bahan batu andesit ini terdiri dari 16 baris tulisan, menggunakan huruf Jawa Kuna dan berbahasa Melayu Kuna dengan unsur-unsur bahasa Sanskerta dan Jawa Kuna. Prasasti Manjusrigrha ditulis pada tanggal 14 paro terang, jumat, nas, pon, bulan kartika tahun 714 Saka atau 792 M.
Isi Prasasti mengenai Dang Nayaka Dirandalurawa yang menyempurnakan prasada bernama wajrasanamanjusrigrha. Prasada ini dipersembahkan untuk sri nareswara (raja) yang telah meninggal dunia. Prasada Wajrasanamanjusrigrha adalah sebuah candi yang terdapat di kawasan Prambanan dan sekarang dikenal dengan nama Candi Sewu.
Isi Prasasti Manjusrigrha
- // Śri swasti śakawarsātīta 714 kārttika māsa caturddaśi śuklapaksa śukra.
- wāra wās pon tatkālānda daŋ nāyaka di raaanada lūrawaŋ nāmanda mawrddhi diŋ.
- wajrāsana mañjuśrīgrha nāmāñan prāsāda tlas si(d)a maŋdrsti mañamwah.
- si(d)a di daŋ hyaŋ daśadiśa w(d)ita yaŋ pranidhānanda naras samanta §untārā(-) // pha.
- lāŋku marmangap punya di janmeni paratra lai kalpawrksa muah āku (d)iŋ.
- jagat sacarācarā sarwwasatwopajīwyaku sarwwasatweka nāya.
- (k)a sarwwasatwa paritrāt sarwwasatweka wāndha(w)a // pranidhini mahā.
- tyanta śraddhāwega samudgata mañjuśrīgrha samumbh®ta sarwwa śrī sula.
- wājana // prāsādeni kumangap ya punyānda śrī nareśwara iha janma para.
- trāŋku jānan sārak danan si(d)a // ini janma kuminta ya nissāraka.
- dali(b)iga ājñā naarendra sāna prstŋ (…) (…) di (ŋ) jagat traya // ājñā.
- nda kujunjuŋ nitya diŋ jameni paratra lai baraŋ kāryya mahābhāra.
- āku mūah susārathi // swā(m)ikaryya(ka) daksāku sāmiwitta.
- ku parñama(n) swāmibhakti dr(d)abhedya phalabhukti ānindita //.
- phala punya kubhukti ya dari ājña nareśwara diŋ janmaga.
- ticakreni swāmi mūah parāyana.
Terjemahan
“Pada tahun 714 Saka, bulan Karttika tanggal 14 Paruh Terang, Jumat, Nas, Pon, Dang Nayaka Dirandalurawa menyempurnakan prasada bernama Wajrasana Manjusrigrha. Puaslah hati mereka yang ikut bergotong-royong. Setelah Dang Hyang Dasadisa selesai diwujudkan dalam usaha mulia tersebut. Orang dari segala penjuru berdatangan untuk mengagumi persembahan (bangunan) dari orang-orang yang telah meninggal dan berkorban. Dari segala penjuru orang-orang hadir. Semua makhluk hidup, semua penduduk kanayakan, semua makhluk yang terlindung, dan semua penduduk desa-desa yang ikut dalam usaha mulia tersebut terlihat sangat senang dengan cepat selesainya Manjusrigrha bangunan yang berpuncak serba indah. Prasada ini merupakan persembahan mulia Srinareswara yang telah menjelma ke alam kedewaan. Orang-orang yang hina terlunta-lunta dengan budak yang bodoh lagi gelisah, tak berdaya mengerti maksud perintah Narendra sebagai sarana (?) dunia. Perintahnya kujunjung terus sampai mati, demikian pula apapun karyanya yang terlihat olehku sebagai kusir yang baik. Kepandaian, karya tuanku, pikiran tuanku yang menyejukkan, perhatian tuan yang teguh tak tergoyahkan merupakan makanan yang tak ternoda. Buah perbuatan mulia yang kuperoleh dari perintah Nareswara kepada manusia dan juga dari perlindungan tuan adalah keutamaan”.