Apa yang Anda ketahui tentang Pestisida?

pestisida

Dalam pertanian sudah tak asing dengan istilah pestisida. Apa yang Anda ketahui tentang Pestisida?

1 Like

Pestisida


Pestisida adalah subtansi atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Menurut peraturan pemerintah no 7 tahun 1973 (yang dikutip oleh Djojosumarto, 2008) pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak hasil pertanian.

Pestisida yang digunakan di bidang pertanian secara spesifik disebut produk perlindungan tanaman untuk membedakan dari produk-produk dibidang lain. Pengelolaan pestisida meliputi pembuatan, pengangkutan, penyimpanan, peragaan, penggunaan dan pembuangan / pemusnahan pestisida. Selain efektifitasnya yang tinggi dalam mebunuh dan mencegah hama penyakit pada tanaman, pestisida juga banyak menimbulkan efek negatif yang merugikan. Dalam pengendalian pestisida sebaiknya pengguna mengetahui sifat kimia dan sifat fisik pestisida, biologi dan ekologi organisme penganggu tanaman. (Wudianto R, 2010).

Penggunaan pestisida dengan variasi dosis dapat menimbulkan berbagai permasalahan sebagai dampaknya. Penggolongan pestisida berdasarkan sasaran menurut Wudianto,R (2010) yaitu:

  1. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang bisa mematikan semua jenis serangga.

  2. Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk memberantas dan mencegah pertumbuhan fungi/cendawan yang menyebabkan penyakit pada tanaman.

  3. Herbisida adalah senyawa kimia beracun yang digunakan untuk memberantas gulma.

Asam 2,4 Diklorofenoksiasetat


Asam 2,4-Diklorofenoksiasetat adalah salah satu bahan yang terkandung dalam herbisida. 2,4-D merupakan golongan fenoksi, memiliki rantai yang mempunyai gugus karboksil dipisahkan oleh karbon dan oksigen sehingga memberikan aktivitas yang optimal. 2,4-D memiliki berbagai produk bentuk kimia seperti garam, ester, dan bentuk asam. Nama bahan aktifnya antara lain adalah 2,4- D butil sihalofop, 2,4-D amina, 2,4-D butil ester, 2,4-D natrium (Sukmana, 2012).

2,4-D juga diketahui sebagai auksin sintetik yang bisa menganggu pertumbuhan hormon tanaman. Zat ini dapat memacu pertumbuhan secara berlebihan, sehingga tanaman/ tumbuhan tersebut cepat mati. Hal ini dikarenakan laju respirasi meningkat dan laju fotosintesis menurun, sehingga menyebabkan proses metabolisme menjadi turun.
Banyak penelitian menunjukkan keberadaan 2,4D dalam lingkungan. Kebanyakan 2,4-D ditemukan didalam air seperti sungai, kolam, dan lain-lain. Toxicity pestisida bisa diklasifikasikan kedalam neurotoxicity, genotoxicity, cytotoxicity, hepatotoxicity dan masih banyak lagi. Toxicity dapat didefinisikan sebagai efek negatif yang mampu merusak struktur lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi toxicity pestisida antara lain konsentrasi, frekuensi, dan insentisitas penggunaan pestisida tersebut.

Metil Metsulfuron


Metil metsufuron adalah senyawa kimia yang terkandung didalam herbisida. Menurut Taufik dan Yosmaniar (2010), penggunaan senyawa aktif metil metsulfuron yang digunakan oleh para petani tidak berbeda dengan bahan kimia pengendali hama, yaitu sama-sama memiliki sifat yang beracun dan mencemari lingkungan. Metil metsulfuron adalah golongan herbisida sulfonylurea. Metil metsulfuron diabsorbsi melalui daun dan akar, kemudian ditranslokasikan secara acropetal dan basipetal (Siregar, et al 1990).

Dimetomorf


Dimetomorf adalah salah satu bahan aktif yang terkandung didalam fungisida. Dimetomorf biasanya digunakan untuk mengendalikan atau mencegah pertumbuhan jamur patogen Dimetomorf merupakan produk turunan dari morpholine. Dimetomorf bekerja menganggu pembentukan dinding sel dikarenakan termasuk golongan asam sinnamik amida (Hudayya dan Jayanti, 2013).

Cara kerja dimetomorf dengan memblokir semua tahapan dalam proses pembentukan dinding sel, petumbuhan membran perkecambahan spora, pemmbentukan haustorium, pertumbuhan hifa, dan pembentukan Oospora (Terralia, tanpa tahun).

Imidakloprid


Imidaklropid digunakan petani untuk mengendalikan wereng pada tanaman padi (Cox, 2001). Imidakloprid adalah senyawa yang digunakan pada insektisida yang digunakan untu mengendalikan serangga. Hal ini digunakan untuk perawatan tanaman sayur dan buah-buahan serta pembibitan agar terhindar dari serangga. Imidaklropid memiliki sifat yang mudah terurai dan cepat dipecah dalam air oleh sinar matahari. Namun imidaklropid susah terurai didalam tanah (Fosen, 2006).

Kinerja imidaklropid sebagai inhibitor yang kompetitif pada reseptor nikotinik asetilkolin yang berada pada sistem syaraf serangga (Wang et al, 2008).

3 Likes

Pestisisda


Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida berasal dari kata caedo berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama. Menurut Food Agriculture Organization (FAO) 1986 dan peraturan pemerintah RI No. 7 tahun 1973, Pestisida adalah campuran bahan kimia yang digunakan untuk mencegah, membasmi dan mengendalikan hewan/tumbuhan penggangu seperti binatang pengerat, termasuk serangga penyebar penyakit, dengan tujuan kesejahteraan manusia. Pestisida juga didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh atau perangsang tumbuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang digunakan untuk perlindungan tanaman (PP RI No.6tahun 1995). USEPA menyatakan pestisida sebagai zat atau campuran zat yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak, atau memusuhi hama dalam bentuk hewan, tanaman, dan mikroorganisme penggangu (Soemirat, 2003).

Pestisida Berdasarkan Bahan Aktifnya

Berdasarkan kandungan bahan aktifnya, pestisida dikelompokkan menjadi pestisida hayati, nabati, dan sintetis. Istilah pestisida hayati yang digunakan dalam tulisan ini mengikuti definisi yang dipakai oleh Pal and Gardener C. (2006), yaitu organisme hidup, seperti serangga predator, nematoda entomopatogen, mikroorganisme antagonis, dan hasil fermentasi bahan alami untuk mengendalikan OPT. Disebut pestisida nabati apabila bahan aktifnya berasal dari tumbuhan, sedangkan bila bahan aktifnya dari senyawa kimia sintetis disebut pestisida sintetis :

  1. Pestisida Sintetik, yaitu pestisida yang diperoleh dari hasil sintesa kimia, contohnya organoklorin, organofospat, dan karbamat.

  2. Pestisida Nabati, yaitu pestisida yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, contohnya neem oil yang berasal dari pohon mimba

  3. Pestisida Biologi, yaitu pestisida yang berasal dari jasad renik atau mikrobia yaitu jamur, bakteri atau virus.

Interaksi antara jenis-jenis pestisida, baik hayati, nabati maupun sintetis, mengikuti pendapat Cloyd, H.D. (2011) yang digunakan pada pestisida sintetis, yaitu sinergis apabila penggunaan dua atau lebih pestisida yang berbeda dapat meningkatkan keefektifan pengendalian OPT. Dengan kata lain, penggunaan dua jenis atau lebih pestisida yang bersinergi disebut kompatibel satu dengan lainnya. Sebaliknya, apabila penggunaannya menurunkan keefektifannya, maka pestisida dikategorikan bersifat antagonis atau tidak kompatibel. Adapun beberapa bahan aktif yang sering digunakan oleh masyarakat antara lain:

  1. Imidakloprid

    Imidakloprid telah digunakan petani untuk mengendalikan wereng pada tanaman padi sejak tahun 1994 (Cox 2001). Menurut IUPAC, senyawa ini memiliki nama 1-((6-chloro-3-pyridinyl) methyl)-N-nitro-2- imidazolidinimine (Gambar). Imidakloprid adalah insektisida yang masuk ke dalam tubuh serangga melalui peracunan sistemik dan kontak. Imidakloprid memiliki nilai efikasi tinggi untuk membunuh serangga, namun relatif cukup aman dengan memiliki toksisitas yang rendah terhadap mamalia (Mullins 1993).

    Sasaran kinerja imidakloprid adalah sebagai inhibitor kompetitif pada reseptor nikotinik asetilkolin yang berada pada sistem saraf pusat serangga (Wang et al. 2008; Cox 2001). Senyawa imidakloprid yang berada pada celah sinapsis di antara dua sel syaraf akan berikatan dengan reseptor nikotinik asetilkolin yang menghubungkan impuls (sinyal) pada sel syaraf penerima. Imidaklorid membentuk kristal tidak berwarna. Ini terdaftar untuk penggunaan pestisida di Amerika Serikat tetapi penggunaan pestisida yang disetujui dapat berubah secara berkala dan otoritas federal, negara bagian dan lokal harus dikonsultasikan untuk penggunaan yang saat ini disetujui. Imidaklorid digunakan untuk mengendalikan serangga hama pada tanaman pertanian dan pembibitan, hama struktural dan parasit pada hewan pendamping.

  2. Dimetomorf

    Dimetomorfstrong text memiliki rumus kimia C21H22ClNO4 adalah pestisida sistemik untuk mengendalikan penyakit pada seperti Busuk daun, Lanas, Bercak daun dan Embun bulu pada tanaman (Sarwani, 2014), berbentuk tepung yang dapat dilarutkan dalam air, titik lelehnya adalah antara 127 dan 148 °C dan mempunyai kandungan toksin, sedikit meracuni pada zooplankton, tapi tidak beracun untuk burung, begitu juga sebagian besar tanaman dan lebah.

    Senyawa Dimetomorf ini berada di udara hadir sebagai uap dan sebagai partikel. Uap terdegradasi di atmosfer oleh reaksi dengan radikal dan molekul ozon hidroksil. Waktu terjadinya reaksi-reaksi ini berlangsung diperkirakan terjadi pada 4 sampai 1 jam. Senyawa Dimetomorf ini memiliki mobilitas yang rendah sehingga mudah tercuci dan menguap dari permukaan tanah yang lembab atau dari permukaan air sehingga terjadinya penumpukan pada organisme akuatik sangat rendah (Asrofi, 2014).

  3. 2,4-D Natrium

    2,4-D Natrium banyak digunakan petani, sehingga banyak formulasi pestisida yang menggunakan bahan aktif tersebut. 2,4-D yang disemprotkan ke daun efektif 10 mengendalikan gulma rumputan tahunan dan gulma berdaun lebar tahunan, gulma rumput setahun, dan gulma berdaun lebar. (Sukmana dkk, 2012).

    2,4-D merupakan senyawa berbentuk kristal putih dan tidak berbau dengan titik leburnya 140,5 0C, mendidih pada suhu 160 0C. 2,4-D dan menyebar merata di dalam air tanpa memerlukan pengadukan terus menerus. 2,4-D merupakan golongan fenoksi, memiliki rantai yang mempunyai gugus karboksil dipisahkan oleh karbon dan oksigen sehingga memberikan aktivitas yang optimal. 2,4-D datang dalam berbagai bentuk kimia, termasuk garam, ester, dan bentuk asam. Nama bahan aktifnya antara lain : asam 2,4-D butil sihalofop; 2,4-D amina; 2,4-D butil ester; 2,4-D dimeti amina; 2,4-D IBE; 2,4-D iso propil amina dan 2,4-D natrium. (Aini, 2014).

1 Like